Powered By Blogger

Senin, 29 Agustus 2011

Ru'yatul Hilal bil Hisab ala Nahdhotul Muhammadiyah

Ru'yatul Hilal bil Hisab ala Nahdhotul Muhammadiyah
Muammar Khadafi

Sudah beberapa kali kita dipusingkan dengan masalah yang paling Urgent yaitu menentukan dan menetapkan hari raya Idhul Fitri. Organisasi mayoritas di Indonesia mempunyai pandangan dan dalilnya masing masing, ummat seakan dibuat bingung dengan menetapan ini, Kementrian agama seakan berjalan dengan sangat lambat dalam menentukan dan menetapkan hari raya ini, ummat dibuat bingung tak menentu.

Pertimbangan dalam menetapan hari raya sudah seharusnya tidak hanya dipandang dalam urusan agama saja melainkan menjadi urusan sosial, dikatakan menjadi urusan sosial karena dalam penetapan ini masyarakat dibuat rugi dalam menentukan tanggal hari raya, aspek ekononomi inilah yang sudah sewajarnya harus menjadi pertimbangan yang urgent. masyarakat dirugikan secara moril maupun materi karena urusan yang bernama Ru'yat dan Hisab. Dalam terminologi Islam bila dua hal ini disandingkan dengan metodologinya masing masing jarang sekali menemukan titik yang sama. Berkaca dalam sistem hisab, ia menggunakan 22 sistem menentukan dan menetapkan hari raya (jatuhnya 1 syawal). Diantara sistem ini antaranya Sulama Nayyirain, Fath al Rauf Al ManaanQawaid al Falakiyyah, Ittifau Dzatil Bain, Mathala al Said. Sedangkan penentuan yang menggunakan metode ru'yatul hilal menggunakan titik akurasi penempatan hilal apakah sudah sampai pada titi dimana bulan/hilal terlihat (masuk/jatuh bulan syawal), pada ilmu modern biasanya titik hilal akan dihitung derajatnya menggunakan teropong bintang dengan akurasi 2 derajat.

Sudah menjadi rahasi umum dalam republik ini bila mentrinya dari dua golongan besar (Nahdhotul Ulama dan Muhammadiyah), sudah barang tentu hari dan penetapaannya menggunakan sistem golongannya, bila Muhammadiyah Hisab, NU Ru'yat, yang menjadi korban sudah barang tentu masyarakat yang menunggu kebijakan oleh para Ulul Azmi, dalam hal ini pemerintah dan perangkat kementrian Agama. Sampai dititik inilah ummat menjadi bingung oleh para pemangku jabatan sekelas mentri agama. Saya jadi ingat ketika saya menjadi sidang munaqosyah dalam mempertahankan skripsi saya, dosen penguji mengatakan 'Antum kan orang NU/Nahdhotul Ulama kental dengan dunia pesantren NU kenapa mengambil judul pemikiran Kiai Ahmad Dahlan tokoh sekaligus pendiri Muhammadiyah di Indonesianya, mendengar perkataan dewan penguji itu saya hanya bisa tersenyum. Saya ingat perkataan Cak Nun/Amha Ainun Najib, agama Islam di Indonesia hanya digariskan dalam dua kata Muhammadiyah dan NU, suatu saat saya dalam NU dianggap jamaah Muhammaiyah, oleh Muhammadiyah saya dianggap Jamaah NU, dalam posisi terjepit saya harus menentukan pilihan NU apa Muhammadiyah, saya pun menanyakan langsung pada Rasullullah, karena beliaulah pembawa Islam kemuka bumi ini, yaa Rasulullah saya harus pilih Muhammadiyah apa NU?. Rasulullah malah tanya balik NU itu apayah. Dilain kesempatan saya jadi terbesit membuat suatu organisasi ilmu bernama NAhdhotul Muhammadiyah, Nahdoh itu tali, sedangkan Muhammadiyah itu orang yang berkepribadian Muhammad, setiap ulama harus berkepribadian Muhammad dan kalo sudah berkepribadian Muhammad berkumpul di Nahdhotul Ulama, jadilah NAHDHOTUL MUHAMMADIYAH (Begitulah kelakar Cak Nun).







Minggu, 28 Agustus 2011

Esensi Fitri

Esensi Fitri
Muammar Khadafi

Ramadhan sudah di persinggahan jalan, ia hampir meninggalkan di tepian jalan ini, entah kita masih di beri umur untuk menjumpai ramadhan berikutnya. Benar apa yang dikatan orang tentang "Bahagia bila berjumpa, sedih bila berpisah". Hati ini rasanya 'nelongso' bila hendak ditinggalkan ramadhan. Rasanya aku belum khusuk dengan sujud tarawih ku, aku juga masih ingin bisa menghatami Quran hingga beberapa kali, tapi memang waktu tidak bisa dicegah bergulirnya, ia terus berjalan tanpa menghiraukan keadaan karena memang begitulah titah Tuhannya. Sebentar lagi kita kedatangan apa yang dinamakan 'fitri', dimana semangatnya sangat terasa ketika menjelang 10 hari terakhir, entah makna fitri secara harfiah maupun secara 'fisikiah'.

Secara terminologi makna fitri dapat di artikan suci, kembali fitrah. setelah kita satu bulan lamanya bergulat dengan nafsu dunia, manahan lapar, haus, da nafsu, akhirnya kita sampai pada sahadah fitri, perjuangan, jihad, atau saya bisa katakan sebagai jalan 'salikh' menuju insan kamil. Dengan sepirit fitri manusia kembali kepelukan keluarga, hilir mudik dengan semangat fitri.
















Selamat jalan Ramadhan Karim

Selamat Jalan Ramadhan Karim
Muammar Khadafi



malam ini hening menghinggapi hati yang lara, perjumpaan yang mebawa bahagia dan suka cita akhirnya berakhir dengan air mata perpisahan. Pasti aku akan merindukan pelukan, rayu cumbu cinta, ketika semua cinta menjadi antiklimas diantara suka cita cintamu. Aku masih ingat ketika engkau datang dengan senyum yang menyejukkan hati, membuat hatiku nasah akan embunmu yang sejuk. Dimana doa doa selalu aku panjatkan atas diri yang Maha Suci, ketika bibir ini basah akan ayat ayat Mu, aku pasti akan merindukan akan hari hari yang telah kita lalu bersama satu bulan ini, kecintaan ku baru tumbuh bersemu atas hatiku yang selama ini gersang, cinta dan peluk kasihmu membuat hidupku menjadi berfaedah dan berarti, aku bagai tertawan atas cinta mu yang agung, aku terbelenggu atas mahabbhmu, masih ku ingat ketika aku memelukmu diantara sujud sujud malam yang khusuk, air mataku meleleh hingga membuat kelopak mataku basah, lidahku berzikir atas malammu yang quddus, ramadhan karim pasti aku akan merindukanmu sebagai mana seorang kekasih merindukan kekasihnya, aku akan merindukan diri sebagaimana langit merindukan bumi, aku akan merindukanmu sebagaimana malam merindukan siang, karena begitulah manifestasi cintamu atas dirimu. Ramadhan Karim, engkau bagi adalah nyanyian surga yang membawa siapa saja yang mencintaimu sampai ke nirwana, dimana sungai sungai mengalir diantara susu dan madu, dimana manusia tidak mengenal kotor sci dan perawan hingga abadi, engkau kekasih kaum alim nan soleh, karena engkaulah cinta sejatinya ramadhan karim, air mataku basah ketika engkau hendak meninggalkan kami ditahun ini, entah umur kami sampai kepada cintamu di tahun depan wahai ramadhan karim, aku pasti rindu akan sujud sujud cintamu, bacaan kita suci yang selalu teralun atas nama yang maha, dimana ketika engkau datang semua keberkahan berlimpah, penuh dengan nikmatmu, Ramadhan karim engkau adalah nyanyian kerinduan yang membasahi hati yang gersang ini, semoga kita dipertemukan lagi atas nama keimanan Amin yaa Rabbal alamin.

Minggu, 21 Agustus 2011

Secawan Cinta Aisyah/Cerpen

Secawan Cinta
(Muammar Khadafi)
Masih terngiang dalam ingatanku akan dirinya. Dulu bagiku ia adalah nyanyian kidung suci yg setiap jiwa akan menyanyikan. Ia wanita surgawi yg pernah aku syairkan setiap goresan penaku. Ia wanita jingga yg menyelinap diantara rongga rongga jiwaku. Namanya selalu aku sucikan disetiap tasbih tasbih cintaku. Namanya begitu suci bagai lagu lagu pujian yg setiap kali di alunkan pada malam Quddus. Nama yg selalu terdengar merdu dalam irama romantis penuh kedamaian. Cinta ini bagai anggur yg memabukkan, memang benar apa yg di syairkan Rummi, bahwa cinta lebih memabukkan dari secawan anggur suci Persia. Aku di buat tak berdaya atas nama cinta terkutuk ini, aku bagai al Hallaj yg siap dipenggal atas nama keimanan. Aisyah adalah nama suci yg pernah menyelimuti hati ini, gadis berkerudung biru itu masih menyimpan seribu misteri. aku hanya menyimpan namanya dalam goresan hati ini. nama yg selalu menggetarkan hati, setiap kali ia memberikan salam kepadaku aku tak kuasa menatap wajahnya yg teduh penuh dengan keimanan. Aku masih ingat ketika ia bertanya kepadaku kenapa bila setiap kali memberi salam kepadaku kenapa aku selalu tertunduk, "Kakak sombong banget sih" begitulah celoteh dan protes dirinya kepadaku, aku hanya terdiam ketika ia berkata itu. seribu bahasa tidak aku katakan kepadanya, jiwaku takut terbaca akan dirinya bahwa aku mengasihinya dengan segenap sifat rohman dan rohim ku.
Aisyah, demi langit yg membiru, demi setiap derap langkah yg setiap kali engkau landaikan. aku mencintaimu tanpa terkandung maksud berisikan makna. Aku bagai dirasuki roh sang penyair, tinta dan buku ku tak mau berhenti menyanyikan percikan percikan tinta hitamnya. Hati ini bagai di debar debarkan, dipukul bertalu talu diantara dingding hati yg lembut ini. lagu lagu kidung rindu bersemilir diantara hembusan angin yg membangunkan bulu yg berigi. Cinta yg nestafa membuatku gila diantara sakit yg menyayat. ku coba hapus nama itu dari dinding hatiku, namun hal itu sia sia belaka, cinta ini sedang berdusta kepadaku, ia bercerita tentang keindahan dan surga. Nirwana itu sangat indah digambarkannya.

Jalan Cinta Zubair Murikh/Cerpen 3

Perjalanan cinta itu
Muammar khadafi
Saat itu wajahnya terlihat sangat pucat, entah apa yang ia rasakan sekarang wajahnya yg biasanya berbinar kini pucat pasi. Ia masih tergeletak lemah tak berdaya di ruangan itu. Mungkin rasa sakit yang ia rasakan sekarang. wajah itu yg mengatakan bahwa ia sedang kesakitan dan mencoba menahan sakit yg tak terhingga. langkah kakinya lunglai tidak bertenaga, tubuh yg dahulu gemuk dan subur kini kurus tak berisi. Ia masih saja menyendiri antara ruangan yg penat dan pengap. sudah tiga hari ia diruangan itu di temani obat obat yg ia beli satu minggu yg lalu. Dahaknya berceceran di ruangan kamarnya membuat suasana menjadi terlihat jorok dan berbau tidak karuan. Hati kecilnya lirih, mungkin ia sedang meratapi nasib dirinya yg malang. Ia mulai bosan dengan ruangan yg kini menjadi sumpek dan bau. Sesekali ia terbatuk batuk yg diselingi oleh dahak dan darah. sesekali itu pula ia melihat laptopnya yg terlihat program wordnya. Disaat sakitnya masih saja ia menyelesaikan tugas tulisan yg akam terbit di harian lokal Bekasi. semenjak ia pulang dari Pakistan ia memang di minta sebagai Penulis bebas di harian itu. Bakat menulis memang ia pegang sejak ia bermukim di pondok, bahkan selama di pondok ia tak jarang di minta untuk menulis ceramah muhadhoroh. Entah berapa sajak, syair dan puisi yg telah lahir dari tangannya kreatifnya, bahkan lagu gubahannya menjadi lagu wajib perpisahan dipondoknya. Ia memang berbakat menjadi pujangga, bahkan ia dijuluki kahlil gibrannya pondok, namun dengan kerendahan hatinya ia mengelak julukan itu katanya teman teman di pondoknya terlalu hiperbola menjulukinya seperi itu.Ia masih saja memikirkan istrinya yg kini meninggal dirinya entah kemana. surat cerai yg ia terima masih tergeletak di meja kamarnya ditemani obat dan buku bukunya yang menumpuk dan berserakan tidak beraturan. sesekali itu juga ia termenung diantara kamar yg mulai senyap. Kesedihan hati terus ia rasakan, namu percuma ratapan tangisnya tak akan membuat istrinya, Masitoh kembali kepelukannya. mungkin Masitoh kini telah melupakan dirinya, tak ada kabar dari dirinya , ia hilang bagai tertelan bumi, hingar bingar dunia telah ia tinggali. Sesekali teman lama lelaki itu itu menemuinya untuk sekedar menghibur dirinya dari kesepian, bahkan pada tahun itu yg menjenguknya adalah orang nomer satu di Kabupaten Bekasi. Zubair Murikh yang malang kini kau mati dalam kesendirian.

Jalan Cinta Zubair Murikh/Cerpen 2

Jalan itu bernama kesediham
Muammar khadafi
Ketika masih menjadi mahasiswa Islamad University ia adalah seorang aktivis muda yg sangat diperhitungkan namanya dikalangan mahasiswa asing,bahkam tidak sedikit ukhti yg menyatakan cinta kepadanya saking tertarik oleh kepribadiannya. Namun semua itu ia tolak atas nama komitmen yg ia telah buat oleh gadiz yg ia cintainya. sebelum berangkat ke Pakistan bahkan dirinya diantarkan oleh gadis itu dengam air mata yg berlinangan.ia berucap janji bahwa ia akan menungguinya sampai ia menggondol gelar sarjana dari Pakistan.namun janji tinggal janji, gadis itu tidak sanggup menepati janji yg telah terucap. ia mengkhiyanati janji yg diucapkan oleh dirinya sendiri. ia menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya. gadis itu pun sempet menulis surat kepada dirinya yg berisikan kesedihan dan air mata. semenjak pengkhiyanatan itulah ia tidak mau mencari cinta lain. bahkan diantara kegalauan hatinya ia sempat ikut bersama ikhwan mujahiddin afgan untuk berperang dan mengangkat senjata. keputusan itu ia ambil untk menghibur kedelaraan hatinya karena ditinggal kawin oleh gadis yg selama ini ia cintai. Pengalaman yg jarang ia dapat kan ketika ikut berperang dengan ikhwan afgan.
sesekali itu pula dalam libur panjangnya dalam masa kuliah di Islamabad University ia menjadi porter haji di KBIH Indonesia, saat itulah nama dirinya mulai dikenal dikalangan jamaah Indonesia karena kecekatannya dalam membantu jamaah haji yg mengalami kesulitan ditanah suci. Ia bahkan menjadi buah bibir para jamaah haji muda khususnya jamaah putri karena kebaikan hatinya.Seluruh hatinya dicurahkan dengan kegiatan kemahasiswaan dan keagamaan, dengan hal itulah mungkin ia melupakan sakit hatinya dengan gadis yg ia kenal di pondok pesantren Attaqwa. ia bahkan berkomitnen dan beridialisme bahwa dia tidak akan menjalin benang cinta karena itu hanya menyakitkan hatinya saja. Hal itulah yg membuat para ukhti dikalangan masiswa Islamabad takut mendekatinya walaupun hanya niat taarufan kepada dirinya. Waktu tinggal waktu, selepas ia kembali dari Pakistan ia pun aktif di Yayasan Attaqwa, ia menjadi guru disekolah Attaqwa, selain itu ia pun aktif mengelola radio amatir Attaqwa bersama sama para alumni Abituren Attaqwa, dalam kesibukan itulah tak jarang ia pulang hingga larut malam.

Jalan Cinta Zubair Murikh/Cerpen

Jalan itu Bernama kesedihan
Muammar khadafi
Senja sudah hampir tua, langit barat sudah mulai terlihat merah oleh mega yang merona indah,angin sore pun bertiup semilir menari nari diantara bulu rona yg berigi. Tetapi lelaki itu masih saja termenung seperti hari hari sebelumnya. mungkin ia masih merenungi nasib malangnya yg tak berkesudahan. Enam bulan lalu padahal ia masih diselimuti rona kebahagian diraut mukanya yang selama ini suduh mulai terlihat menua dimakan usia. namun kebahagian hanya sebentar menghinggapi dirinya, setelah itu ia sedih dan nestafa, hatinya kosong tak terisi, hampa tak berpenghuni. ia masih saja memabolak balik surat yg minggu lalu ia terimanya. Surat yg mulai terlihat agak lecek, mungkin karena kebanyakan di bolak balik oleh dirinya. Apakah ia sedang meratapi nasibnya yg malang? hanya dia dan hatinya yg tahu.
Masitoh, istri yang amat dicintainya kini menghilang tanpa jejak, Masitoh meninggalkan dirinya seorang diri. masitoh mengkhiyanati cintanya yg ikhlas dan suci, ia meniggalkannya setelah ia jatuh skit keras. lelaki itu terkena struok setelah 3 bulan ia menikahi istrinya Masitoh. Masitoh ternyata tidak cukup sabar mendampinginya ketika ia terbaring sakit. ia malah tega meninggalkan lelaki itu dalam keadaan yg lemah dan sekarat. Tega nian masitoh itu, habis manis sepah dibuang, lebih kejamnya lagi surat yg lelaki itu baca ternyata surat cerai dari pengadilan agama yg isinya mengabulkan gugatan cerai Masitoh atas dirinya.Sungguh tidak dapat dibayangkan bagaimana perasaannya sekarang ini. Rona tatapan mata lelaki itu seketika menjadi kosong, sesekali ia menyeka air matanya yg tak tertahan dari kelopak matanya. ia bahkan mengindahkan anjuran dokter bahwa ia jangan terlalu banyak pikiran, tetapi apa mau dikata, surat cerai sudah ditangan, kesediham sudah menyelimuti hatinya yg perasa. Sungguh cobaan yg berat bagi dirinya yg berhati lembut. terhitung dari semenjak sekolah hingga kuliah dan sekarang ia meraup sakit hati dari berbagai wanita yg telah melukai hatinya. Ia boleh pandai bersyair,berpuisi dan bersajak, tapi ia tidak pandai dalam urusan yg bernama cinta, lagu sedih yg selama ini ia sering nyanyikan ternyata menjadi karma hidupnya.
Zubair Murikh yg malang ,Zubair yg hilang. kini kenestafaanmu menyelimuti jalan cintamu , dosa cinta apakah yg telah engkau buat dimasa lalu hingga hatimu lebur seperti sekarang ini.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Ikhlas

Mengikhlaskan Cinta
(Muammar Khadafi)
Didalam setiap sujudku dulu namamulah yg selalu aku tasbihkan, disetiap doaku namamulah yg selalu aku zikirkan. namamu melangit merasuk dalam setiap sukma yg bersemayam. di setiap dinding hati yg berigi tajam atas nama cinta yg dahulu bersemayam.Takdir takdir cinta itu begitu misteri, ia gelap dan ambigu mengisi hati yg subhat.Doa atas namamu telah aku alunkan, berharap ia melangit sampai ke arsy mengetuk pintu surga yg maha megah, Baabul jannah, aku berdoa atas nama yg maha terkasih.
Sampai detik ini aku masih berharap, hingga harapanku menghitam seperti arang, arang itu hampir habis dimakan bara hingga ia menjadi debu.Cintamu bagai membakar ragaku hingga membuat perasaan hangus tak tersisa. Namamu terus melangit di tasbihkan atas nama kasih beserta sayang.Sampai kapan cinta ini mengkarat dihati, dimakan asam sulfat hingga membusuk. sampai hari ini aku mencoba sabar, seperti yg dikatakan sang bijak Arab "Asshobru ala kulli amalin". tapi sampai kapan sabar ini ku pertahankan, sampai raga ringkih, sampai nafas berhembus dan berhenti.Semakin lama aku semakin kaku diatas penyalib cintap.ku coba mencari obat atas penyakit hati ini.
Ikhlas, kata itu bagai sebuah wahyu diantara telinga yg bersyujud. ikhlas, sebuah makna tarikat yg tak lekang dimakan waktu dan zaman.ikhlas, sebuah nama yg tanpa syarat apa apa. ikhlas, adalah takdir yg merupakan jawaban atas semua harapan cintaku.mungkin aku harus mengikhlaskan dirinya yg terbang bersama pilihan hatinya.Ikhlas menjelma bagai sebuah syair pengobat hati yg sakit. sakit karena merindunya.Ikhlas bagai secawan penawar bagi hati yg dahaga.atas nama alam semesta yg terus bertasbih dan berotasi ku ikhlaskan hatiku beserta cintaku atas namamu untuk pergi dan singgah kelain hati.semoga engkau bahagia atas dirinya, ku alunkan salam atas hatimu yg tak berdebar dan tak bergetar, yg tak pernah menyambut cinta dan hatiku yg memujamu secara tulus. ikhlas air surga yg berisi kesedihan dalam hati.

Akhir Perjalanan/Cerpen Pohon Jambu

Akhir Perjalanan
(Muammar khadafi)
Kamarin masih ku ingat ketika burung cici singgah di ranting itu.Ia bersenda gurau di batang yg penuh maduannya. sesekali ia menari nari kegirangan karena asik memungu semut yg berbaris elok. Cici itu lincah, ia bagai penari gemulai diantara nada gendan yg ditabuh bertalu talu.sebenarnya ia bukan pohon yg pertama yg ia singgahi, sebelumnya ia sering menari diantara dahan ranting mangga. kini mangga telah mati, ia hilang dimakan penyakit misterius yg terus menggerogotinya hingga ia menjemput ajal. bahkan di pesakitannya ia sempat menyendiri dalam kesedihan karena semua burung enggan lagi hinggap di rantingnya, seraya burung burung itu takut tertular oleh penyakit sang mangga. Kini cici entah mau kemana mencari persinggahan, semua ranting dan cabng seolah tak mau menerima ia, setelah pengkhiyanatannya kepada mangga yg kini telah mati, kini cini bagai terkena karma, setiap cabang yg ia singgahi hilang entah karena patah, mati, ataupun ditebang. kini jambu itu telah ditebang setelah beberapa puluh tahun menemani rimbunnya depan rumah. sesekali ia bergoyang di terpa angin, rantin berjatuhan, daun kuning berguguran. Entah berapa syair cinta yg telah ku buat dibawah pohom jambu itu, entah berapa prosa yg telah lahir dibawah pohon jambu itu. ia bagai air inspirasiku, ketika aku penat, ia menghiburku dengan senda anginnya. sesekali ia berbisik dengan rantingnya, sesekali itu pula ia mengilhami ku akan cinta yg lekang dengan air mata.Kini pohon jambu itu telah di tiada, ia terpaksa di ditebang karena deburan angin tahun ini begitu kencang hingga takut pohon jambu itu rubuh menimpa rumah. kini engkau menjadi kenangan dan sejarah, semua cinta yg pernah aku adukan engkau serap hingga ajal menjemputmu.kini engkau menjadi memori dalam ingatan cinta yg pernah aku syairkan.Engkaulah saksi kesedihanku ketika aku meratapi air mata kedelaraan jiwa.

Aku dan air Mata 2

Aku dan Air mata
(Muammar Khadafi)
Sejak syair syair itu aku buat.Sejak kerinduan itu bersemayam dalam hati sejak itulah air mataku berlinang.Tak ada celah tanpa kasta, aroma bunga mewangi diantara surga dan neraka. Sampai persinggahan hati lekang di makan jaman. sampai kapan syair syair ini ku tulis? sampai tinta ini kering dan habis, begitulah takdir sang maha. Di dunia tak ada keabadian, yg ada hanya kenestapaan. Hidup di dunia hanya sekerlingan waktu, beda dengan keabadian akhirat. Perasaanku bagai di remas, di bejak hingga sari pati keluar. Aku hanyalah jiwa yg nestafa, yg haus akan anggur anggur kebahagian. Tawa dan bahagia tak kunjung jua datang, sampai nafas tersengal sengal meratapi nasib yg berurai air mata. Gila dan nestafa membuatku hampa, pesona merona diantara diraga dan panca mulia. Mantra mantra bahagia telah terbacakan, diantara kekhusu'an dan harapan. Air mata telah terurai.

Aku dan Air Mata

Aku dan Air mata
(Muammar Khadafi)
Sejak syair syair itu aku buat.Sejak kerinduan itu bersemayam dalam hati sejak itulah air mataku berlinang.Tak ada celah tanpa kasta, aroma bunga mewangi diantara surga dan neraka. Sampai persinggahan hati lekang di makan jaman. sampai kapan syair syair ini ku tulis? sampai tinta ini kering dan habis, begitulah takdir sang maha. Di dunia tak ada keabadian, yg ada hanya kenestapaan. Hidup di dunia hanya sekerlingan waktu, beda dengan keabadian akhirat. Perasaanku bagai di remas, di bejak hingga sari pati keluar. Aku hanyalah jiwa yg nestafa, yg haus akan anggur anggur kebahagian. Tawa dan bahagia tak kunjung jua datang, sampai nafas tersengal sengal meratapi nasib yg berurai air mata. Gila dan nestafa membuatku hampa, pesona merona diantara diraga dan panca mulia. Mantra mantra bahagia telah terbacakan, diantara kekhusu'an dan harapan. Air mata telah terurai. oh syair syair yg bijak, kini aku terluka dan merana, nestafa gila.
langit sudah merona indah, terang berwarna jingga. cahaya itu membelah keindahan yg mempesona, air mata ini terus berlinang memadu kasih diantara nestafa. Dalam detak jarum jam yg bergerak mewah diantara deburan darah yg terus mengalir kejantung, hati ini terluka hingga air mata berlinangan. Sampai jiwa ini ringkih tak kuat mengangkat sukma.Perasaan yg bersemayam diijiwa terus menyayat hati, untuk peringgahan sejak dulu, ingin rasanya aku membisu tanpa kata, tapi hati ini terus berkata kata sampai jari jari ini lemah dan tinta hitam ini habiz.Sang maha kuasa sedang mengujiku diantara nestafa hati dan air mata, sampai kapan air mata ini terus berjatuhan, aku semakin di bawa asmara gila yg fatamorgana ini. Inikah garis garis takdirku, inikah garis garis kesedihanku, garis ini berurai air mata, yg menangis, yg tertawa, yg bahagia semua sahdu menyatu atas nama perasaan dan air mata.Perasaanku dalam hatiku terus menyanyi sahdu diantara hati yg terus hampa, aku sempat fana dan lebur diantara kesedihan yg tak berkesudahan.
Hahahahaha. . .mereka terus tertawa, mereka terus bahagia, tidakkah mereka tau bahwa disini ada yg kecewa, ada yg merana , ad yg nestafa dan ada air mata. tidak taukah mereka tentang perasaanku? apa mereka pura pura tidak tau? sumpah demi semesta dan air mata,kekecewaanku terus menguras air mata, karena hari ini aku dan air mata bersama nestafa dilara.

Jumat, 19 Agustus 2011

Alam Sedang Bersajak Tentang Cinta

Alam sedang Bersajak tentang cinta
(Muammar Khadafi)
Sudah lama rasanya tidak ku lontarkan kata kata itu, tinta ini hampir usang dimakan debu. Walau akhir akhir ini aku telah di sibuki dengan seabrek tugas yg menumpuk di meja kerja dan ceceran kertas tgas yg bagai sampai dilantai kamar, tapi aku sempatkan untuk terus menulis. Akhir akhir ini alam mulai tak ramah, panas yg menyengat, kadang kala hujanpun turun beserta derasnya. Hatiku masih satu, menyendiri dalam kesepian. cinta masih belum terwujud dalam implementasi kenyataan. Rasa sakit akan dikecewakan masih membayang dalam benak,saat hati ini berkali kali digerus kekecewaan. Cinta bagai dusta yg manis, ketika semua penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Alam terus bertasbih menyanyikan lagu kenangan masa lampau. sajak cinta telah menari nari diantara titik titik hujan malam ini. suaranya romantis dan syahdu mendayu dayu. Halaman rumah yg usang kini basah diterpa hujan berangin, kisah cinta nestafa yg hampir gila.
Alunan sajak cinta terus melangit, diantara sujud sujud keikhlasan.Aku bagai yatim cinta yg kesepian,tak ada tawa tak ada canda yg ada hanya derita yg tak berkesudahan.

Pamanku Abdul Hakim

Untuk Pamanku Hakim
(Muammar Khadafi)
Rasa rasanya saya baru melihat senyum yang mengembang dari wajahnya, tepatnya minggu lalu ketika ia bertandang kerumah ibunya. Ia terlihat sangat bahagia ketika menceritakan kisah si kecil  Hanif, anak bungsunya.Rona bahagia terlihat dari canda tawanya yg renyah bagai keripik singkong goreng yg baru diangkat. Ia anak bungsu dari anak anak nenekku yg hampir semuanya menjadi guru, termasuk aku cucunya yg dengan takdir Allah menjadi guru juga. Dulu memang kisah cinta tidak begitu mulus, beberapa kali aku mendengar ia pernah terkecewakan atas nama cinta. Bahkan terakhir aku mendengar ia sempat tidak diterima baik oleh orang tua perempuannya yg dahulu seorang perawat lantaran ia hanya seorang guru yg bergaji 200 ribu perbulan, itu pun bila dana BOS tidak macet dari pemerintah. Sewaktu menimba ilmu di IAIN yg kini bermetamorfosa menjadi UIN, ia adalah seorang aktivis tangguh, ini dibuktikan dengan sederet piagam yg berjejer di bekas kamarya yg kini menjadi kamarku. Ia pun tercata sebagai mahasiswa tetap penerima beasiswa Supersemar yg langsung di bawah naungan presiden Suharto waktu itu.
Namun otak dan prestasinya tidak seiring sejalan dengan jalan cintanya, bila aku lihat lihat buku hariannya yg hampir usang di makan debu, kisah cintanya begitu berliku, terkadang aku hampir menitikan air mata saat membaca keluh kesahnya dalam lembar demi lembar buku hariannya.Pantas saja bila ada sajak yg berkata : "sekuat kuatnya hati bila ia mengenal cinta pasti ia akan berair mata". Sampai cintanya menjadi penyandra hati. Cinta adalah rangkuman hati, menyulam perasaan hingga melahirkan kasih sayang. Akhir 2001 ia mengakhiri petualangan cintanya, ia menikahi seorang gadis Kaliabang. Sepuluh tahun pertama aku tidak mendengar percekcokan dalam rumah tangganya. Tetapi setelah ia dikaruniai lagi putra bernama Hanif, rumah tangganya mulai terlihat goyang. Malam itu ketika aku sedang sibuk di meja kerja, ia mendadak datang dengan luka cakar yg menguliti sekujur tangan hingga muka. Aku mendengar kabar ia bertengkar hebat dengan istrinya, Evi. Dengan nada suara sedikit parau ia meminta izin untuk beberapa hari untuk menginap dan menenangkan diri. Cinta memang indah, lebih indah lagi ketika kerikil kerikil cinta membumbui jalan cinta, percekcokan, pertengkaran, persilangan pendapat adalah hal yg biasa dalam membangun tatanan rumah tangga, semua itu akan mendewasakan kita dan menjadi catatan manis ketika kita dapat melewatinya, mudah mudahan pamanku sabar atas cobaan cinta rumah tangganya. Amien yaa Rabbal alamin.

Untuk Maimunah Munah Mukhtar Adik Sepupuku

Untuk Adik Sepupu ku
(Muammar Khadafi)
Waktu Isya sudah masuk, suara azan isya membelah keheningan petang tapi aku masih terjada diteras ayunan depan rumah, ragaku bergoyang goyang seirama ayunan yg sana kemari. Jari jemariku tak bisa ku hentikan, ia terus menari membuat kata demi kata hingga membuat ia menjadi kalimat. Seminggu libur ini hanya ku isi dengan bermalas malasan dirumah, bersenda gurau dengan keponakan keponakanku, sesekali ku ajak mereka ketaman bermain di perumahan sebelah kampungku. Melihat senyum senyum mereka, rasanya hati ini sangat bahagia, walau aku tau waktu ini begitu sempit akan penyakitku yg sudah parah. Di petang menjelang malam ini, ketika langit bertabur bintang, awan yg diselimuti angin sejuk barat, bulan yg hanya tinggal sepasi seakan menyatakan padaku bahwa hidup ini begitu indah bila kita sia siakan.
Aku masih saja terjaga dalam ayunan depan rumah, dimana nyamuk nyamuk mulai menghisap darahku. Aku jadi ingat adik sepupu ku yg baru kemarin kembali ke Al Azhar University, Cairo Mesir. Ia terpaksa kembali ketanah air dan di evakuasi karena pada saat itu Mesir dilanda kerusuhan penggulingan rezin presiden Hosni Mubarak.Suasana menjadi gawat dan tidak bisa di tangani ketika terjadi bentrokan dan menewaskan beberapa pendemo. Dengan sigap dan tanggap akhirnya pemerintah Indonesi memulangkan warganya ketanah air.Hampir tiga bulan ia berada ditanah air, katanya sambil mudik gratis, karena transportasi dan akomodasi mumpung ditraktir pemerintah. Sehari yg lalu ia kembali ketanah para Firaun, maafkan abangmu ini yg tak bisa menganter kepergianmu karena pada saat itu cucian n pakaian kotor abang lagi numpuk numpuknya dan harus segera di cuci.Salam hangat saja buat para mahasiswi yg ada disana.

Mazhab Cinta

Mazhab Cinta
(Muammar Khadafi)
Debaran dan getaran, ku serahkan hati ini dan jiwa ini ketika aku jatuh cinta. Semua yang berharga dalam hidup ini, agamaku adalah agama cinta, mazhabku mazhab cinta, semua atas nama yang bergetar di hati. semua yang bergetar dan berdebar atas nama yang telah kusebut dan kutasbihkan. Ia abstrak dan tidak berbentuk, ia fatamorgana dan beroase diantara hati yang dahaga. Arif nya cinta terus bertasbih memutar makna keyakinan. Ada duka dan ada bahagia, itulah esensi dan substansi dari makna cinta, air mata dan dusta terkadang menjadi bumbu wajib dalam rangkaian cinta. Terkadang kita menjadi munafik dan fasik ketika getaran ini bersemayam, mencoba membohongi hati yang berkata atas nama iman cinta. Tarian tarian sufi itu telah membiusku atas nama yang terpatri dalam hati yang mengkarat. Putihnya jubah menjadi jalan salikh setiap orang yang menuju jalan lurus Nya. Agamaku agama cinta, mazhabku mazhab cinta, dimana altar cinta, mimbar cinta, pertapa cinta menyatu atas nama Tuhan yang Esa. Di mihrab cinta itu ku semaikan namamu diantara relung hati yang berigi. Pujian pujian cinta, salawat salawat cinta telah terhatur dalam isi hati yang terus bertasbih. Jantung ini terasa berhenti berdetak, aliran darah di nadi seakan berhenti mengalir, Semua itu atas nama cinta. Alam beserta semesta terus berotasi menasbihkan cintanya. Aku baru kehilangan satu cinta hampir gila, namun asal kamu tahu cintaku bukan biasa, cinta Allah yang selalu aku puja di setiap sujud sujud rinduku.Al Khalik hampir memanggilku, ketika nafas ini ditarik satu persatu, malaikat sibuk menghitung amal, syetan sibuk dengan godaannya, namun hati ini terpatri satu nama ynag agung nan suci. Namanya agung bahkan lebih agung dari semesta jagad raya, Ia bertahta di Arasy. Sampai hati ini lelah menasbihkan cintanya, aku masih terbius dalam kerinduan cintanya yang maha dan maha. aku mencoba menyembunyikan hati dan perasaan ini namun itu sia sia. Jalinan itu begitu kuat, hingga membuat diritku menjadi alwihdah, lebur menjadi pemuja dan hamba yang dhoif. Sihir dan mantranya begitu agung ketika ia semaikan bibit kasih. Yang esa dan kuasa membuat takdir cinta, hingga hati ini terbakar asmara Mahabbah.

Al Mahabbah

Al Mahabbah
(Muammar Khadafi)
Ketika saya sedang membaca Tasawuf karangan Yazid Al Bistami, ada seorang mursid bertanya tentang perihal Al Mahabbah. Al Mahabbah adalah perasaan fanaa oleh cinta kasih sang maha pencipta. Semesta bermahabbah dengan dimensi ruang dan waktu yang terus bergulir diantara dimensi-dimensi cinta. Cinta membuat rotasi semesta menjadi seimbang diantara kutub kutub penopang bumi.Al mahabbah seperti kata Rabiah Al Adawiyah, dengan cinta akan memasukkan kita ke jannahnya Allah, karena dengan amal kita di dunia tidak akan mencukupkan kita mendapat tiket terusan menuju surganya Allah, dengan cintanya Allah, dengan Rahman dan Rahimnya Allah membuat kita mendapat dispensasi masuk surga.
Dengan cinta, masih kata Rabiah, cinta dapat membakar surga dan kenikmatannya, dapat merubah api neraka yang panas menjadi surga yang indah. Cinta membuat ekosistem tersendiri dalam relung perasaan. Cinta terus menyamai derajat maqam tersendiri. Dengan cinta air diurai menjadi harapan hidup sang petani, dengan cinta sujud sujud malam terlaksana dengan khusuk dan hening. Semua bersemayam atas nama cinta, burung yang terbang atas nama cinta anaknya yang lapar, angin yang berhembus atas nama yang menyemai wewangian bunga bakung di musim hujan. Semerbak aroma cinta bersemayam didalam hati yang selalu dahaga. Cinta membuat renungan renungan hati yang jingga, azan magrib menggema memangil para pecinta Tuhan yang taat, semua berzikir dan bertasbih atas nama yang satu, sang  Mahabbah.

Perempuan Berkerudung Panjang/Cerpen I

Perempuan Berkerudung Panjang
(Muammar Khadafi)

Telah lama aku merangkai hati ini yg dahulu luluh lantah berkeping keping.Hampir hampir saja hati dan perasaan ini mati rasa. Hati yg berigi dan mengkarat, cinta memang membuat hati ini nestafa.Pikir ku terus menerawang jauh diantara langit yg tak bertepi dan samudra yg tak berdasar. Hari ini cinta bagai kemewahan yg hanya layak dimiliki raja dan permaisuri, jiwaku yg juhud ini seoalah tak layg memiliki getar fasih cinta. Wanita dan perempuam arif seolah terjangkit penyakit hati. Sampai kapan aku menata hati ini yg hancur tak berbentuk. Saat aku tuliskan sajak wanita jingga surgawi, saat pena pena dan tintaku hampir habis untuk mensyairkannya, aku masih saja di mabuk akan wajah datarnya. Bulughul maram ku belum selesai ku baca, baru sampai pertengahan tepatnya baru sampai bab shaum, puasa. Namun mata ini belum bisa di pejamkan, kitab kitab berserakan dikamar, semua itu baru ku baca beberapa halaman saja sebagai bahan referensi tulisanku yg harus terbit ahad depan. Aku sudah di kejar deadline oleh editornya. Jam dinding sudah menunjukkan hampir jam tiga, jam tiga kurang lima belas menit. Ku putuskan untuk mendirikan qiyamullai, salat malam. aku berharap setelah mendirikan salat malam hatiku lebih tenang tidak gelisah seperti ini. Dalam salat ku benamkan khusuk ku, ku landaikan doa dan zikirku seraya bermunajat atas segala keluh kesahku.Tak terasa hari sudah hampir subuh, fajar shadik hampir mengemuka, toa mushalapun sudah berbunyi, dengan suara yg parau kong Toha membangunkan jamaahnya untuk salat berjamaah subuh.Tak berapa ku akhiri zikir dengan doa sapu jagad, aku bersiap siap untuk berangkat ke mushalah.
Hatiku masih saja gelisah, buah pikirku adalah perempuan itu, perempuan yg ku temui di talim kiai Idris, senyumnya mengurai bagai sungai sungai surgawi, wajahnya yg teduh menandakan ia istiqomah menjalankan perintah agamanya. Alangkah elok dan rupawan paras wajahnya, bagai paras biduwanita gambus kampung sebelah, Kalsum. Hari itu aku baru pertama kali melihatnya di talim kiai Idris. Hatiku berdebar dan bergetar ketika aku memandang wajahnya, parasnya seoalah menguras iman dan keyakinanku di hati ini. Perempuan berkerudung panjang, engkau telah menggetarkan hati ini yg telah lama tak berdetak. Engkau adalah embun di saat hati ini dahaga akan cangkir candu cinta. Wajahmu telah ku pahat didalam hati yg berigi ini, sampai cinta ini menjadi purba. Hati dan debaran jiwa ini terus menyematkan namamu diantara bulir bulir tasbih cintaku.

Perempuan Berkerudung Panjang/Cerpen2

Perempuan Berkerudung Panjang
(Muammar Khadafi)

Getaran dan debaran ini teruk merasuk sukma, ia menjadi seuntai nada berirama cinta. Ia mengalun indah diatas rindu yg bersemayam diantara rongga rongga hati yg kosong.Ingatan akan dirinya sangat menyemat di hati. Ia bagai solawat tasbih yg terus melangit atas keharibaannya. Belaian kasih beserta sayang terus berirama mengalunkan nada hati yg bahagiam. Aku terbakar obor cinta diantara misbah dan cahayanya. Al mahabbah bagai mantra sakti yg dibacakan oleh sang pemujanya. Demikianlah takdir dan jalan cinta yg begitu misteri dan fatamorgana. wajah berkerudung itu terus menari nari diantara ingatan pikirku. Ku bayangi ia terus tersenyum berurai salam yg selembut angin al Jannah. Detak jantungnya kini adalah debaran hatiku, senyumnya adalah sedekah bagiku. Kerudungnya menjulur diantara cinta dan iman. Terakhir masih teringat saat ia membaca surat ar Rahman, ketika itu kiai Idris memintanya membaca surah tersebut. Suaranya lembut dan empuk bagai kue pepe dan kue talam yg di masak dengan penuh kasih.Ayat ayat Tuhan yg ia bacakan begitu romantis dan sahdu. oh sang maha cinta, kini engkau tasbihkan cintanya atas namaku. Romantika tawa terus melangit, di awan awan terus mengawang ngawang. Ia bercerita tentang esensi cinta yg subhat. Sayang aku belum bertaaruf dengan dirinya secara langsung, jiwanya yg tersembunyi dibalik al tabis pembatas taklim kiai Idris. Lautan asmaranya, rona wajahnya yg humairah, wajah yg kemerah merahan. Sampai kapan cinta ini aku tasbihkan. Bulir rona cinta mentahmid membuat guratan guratan kasih yg terkasih.Ia membadai, ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda, cinta, rasa yg tak pernah terlihat tapi terasa dalam hati, meluap diantara dinding dinding hati yg terus di debur ombak. cinta adalah muara ribuan kasih, tempat penyalib cinta bermunajat

Prempuan Berkerudung Panjang/Cerpen3

Perempuan Berkerudung Panjang
(Muammar Khadafi)

Pagi buta, saat bulir bulir embun menjadi permadani syujud iman. Desah nafas langit mengemuka diantara deburan dan kilatan pagi buta ini. Sajak sajak ku mengering di terpa angin musim semi. Bait syair berguguran, berurai kata dan air mata. Sinar bintang masih tersisa dibibi langit, walau cahaya mulai redup dan akan mati. Cerita ini bagai nyanyian kidung yg di nyanyikan di tembok ratapan. Altar cinta terus berurai doa dan kalimat cinta penuh permohonan. Salib itu terus membisu sebagai tanda keimanan kaum Nasrani. Dalam Islam Yesus itu Yudas yg di salib atas nama pengkhianatan, sedang Al Masih putra Mariam diangkat dan di selamatkan Allah dari kelaliman kaum Romawi. Cinta memang bisa membutakan hati dam keyakinan. Iman atas cinta, cinta atas agama, seperi cintanya Mariam kepada al Masih yg terkasih. Tabir cinta, tabir kebenaran akan debaran dan getaran hati yg mewahyukan cinta. Sampai kapan hati ini terbelenggu oleh kunci kunci kasih yg terkasih, hingga senyum keimanan yg ia sematkan mejadi pemuja berhala cinta. Air ku minum terasa anggur yg mabuk, daging ku makan terasa bara, semua begitu sahih dan perih bila kita memendam perasaan cinta. Wanita berkerudung panjang, engkau bagai wahyu dan karomah para wali dan nabi. Engkau hati ku yg parsial, engkau jantungku yg komperhensip.
Pagi buta bertahtakan sujud dan air mata, perempuan berkerudung panjang, telah ku gadaikan hati dan perasaan ini atas isim mu. Engkaulah fiil dan maf'ul bih ku, engkau jamaah muanas salimku dalam ikatan nahu ku. Engkau lah tauhidku, engkaulah fikihku, lautan ilmu agamaku.Sembah sujudku atas nama yg terkasih, engkau muara surga , tempat orang sufi dan soleh bersemayam.

Perempuan Berkerudung Panjang/Cerpen4

Perempuan Berkerudung Panjang
(Muammar Khadafi)

Telah ku pasrahkan beberapa bagian hatiku kepada mu. Sampai hati ini menjadi ikhlas, kusemaikan kesabaran keikhlasan atas namamu. Pada pengajian itu engkau begitu megah dan agung, bagai putri Salwa yang turun dari raudhatul jannah nya Allah, namun aku melihat lelaki di sampingmu. Lelaki itu sangat aku kenal baik,ia temanku saat aku nyantri di pondok Kiai Idris, ustd Yahya, murid kesayangan Kiai Idris. Selentingan kabar engkau mejalin kasih dengan ustd Yahya, pada awalnya aku tidak mempercayai kabar itu, tapi setelah pertemuan itu aku mulai yakin bahwa Yahya lah pilihanmu, oh ternyata ia pilihan hatimu, ia memang lebih arif dan bijaksana dibandingkan aku yang hanya seorang anak petani, ia lebih soleh dan alim jika dibandingkan aku yang hanya guru ngaji kampung. Aku bukanlah apa apa, jika dibandingkan Yahya ustad yang menguasai beberapa kitab syarah kuning, sedangkan aku! kitab Nuruzhalam saja belem khatam. Wahai wanita yg berkerudung panjang, telah aku ikhlaskan dan ku relakan hati ini atas cintamu kepada Yahya sahabatku. Mungkin ia pilihan terbaik atas cintamu yang ku tahu suci. Ku agungkan namamu  atas nama cintaku, tapi kini telah kuridhoi dirimu dengan Yahya sahabatku, ia orang yang baik seperti yang selama ini aku kenal ia sebagai sewaktu di pondok. Aku ikhlas jika kamu jatuh ketangan ustd Yahya, yakinlah bahwa ia benar benar pilihan jiwamu.
Masih aku ingat ketika kita bertemu diwalimahan Siti sahabat almamaterku di Unisma, aku begitu kaget ketika engkau datang dengan sahabat karibku Yahya, terlihat engkau begitu serasi berdampingan dengau ustd Yahya, dan aku hanya duduk terdiam diantara bangku bangku tamu yang membisu, walau engkau dan aku sesekali mencuri curi pandang. Di bawah lagu yang sedang dinyanyikan biduwanita yang bernyanyi di atas panggung, lagu ghuli ghuli, lagu favoritku ketika masih nyantren dipondok. Aku bahkan masih ingat ketika itu aku rela bolos dan kabur dari asrama pondok kekampung sebelah demi mendengarkan biduwanita favoritku menyanyikan lagu itu, walau harga yang harus ku bayar sangat mahal karena setelah itu aku harus berhadapan dengan bagian keamanan pondok, dan aku kena hukuman botak. Tanpa banyak kata aku dihadapanmu, tanpa kata tanpa makna, walau aku tahu engkau memberiku senyum basa basi, tapi hatiku sudah terlanjur muram ditimpa kehadiranmu bersama ustd Yahya. Aku pun memutuskan pamit dari pesta walimahan itu, kepergianku di iringi lagu magnun yang dinyanyikan sahdu oleh biduan panggung. Aku pulang bersama kecewa yg bersemayam di dalam relung jiwa.

Tafsier al Fatihah 2

Tafsir al Fatihah (Diambil dari kitab al Katsir)
(Muammar Khadafi)

Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Nabi saw. bersabda:Siapa yg sembahyang dan tidak membaca Ummul Quran/fatihah, maka sembahyang itu kurang, tidak sempurna. Abu Hurairah ditanya, "Bagaimana jika kita di belakang imam?" Jawabnya, "Bacalah dalam hatimu, sebab saya telah mendengar Nabi saw. bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, "Aku telah membagi salat itu menjadi dua bagian, antara Ku dengan hamba Ku, dan terserah Ku apa yg ia minta. Maka jika membaca, "Alhamdulillahi rabbil alamin". Jawab Allah 'Hamba Ku telah memuji Ku'.Dan bila membaca, 'Arrahmanirrahim'. Jawab Allah, hamba Ku telah bersyukur kepada Ku'. Dan bila membaca, 'Maliki yauumiddin'. Jawab Allah, hamba Ku telah memuliakan Aku'. Maka jiua membaca, 'Iyyaka na'budu wa iyyaka nastain'. Jawab Allah, Ini yg diantara Ku dengan hamba Ku dan terserah hambaku apa yg ia pinta. Jika membaca, 'Ihdinasshiratal mustaqim, siratal ladzina an'amta alaihim, ghairil maghdhubi alaihim waladh dhaal lien. Jawab Allah , 'Itu semua Aku beri pada hamba Ku dan terserah pada hamba Ku apa yg akan diminta (Dapat dilihat juga dalam soheh Muslim)

Tafsier al Fatihah

Al Fatiha (Diambil dari kitab Al Katsir)
(Muammar Khadafi)

Bismillahirabbil alamien. Al Fatihah adalah surah yg diturunka sebelum Nabi Hijrah, surah ini diturunkan di Mekkah , terdiri dari 7 ayat 29 kalimat 131 hurup. makna al Fatihah menjadi arti pembuka, pembuka dari dan diantara surah surah dari al Quran. Imam Tirmidzi mengemukakan : surah al Fatihah ialah ummul Quran, ummul kitab, Assabul matsani, dan al Quranul Adhim.
Dalam pespektif imam Bukhari, ummul Quran berarti induk dari al Quran, karena mengandung semua aspek dari al Quran. Dikatakan Assabul matsani karena terdiri dari tujuh pujian yg selalu diulang ulang oleh setiap muslim sekurang kurangnya 17 kali dalam sehari semalam, dalam salat fardu. Dikatakan al Quranul adzim, karena al fatihah merupakan surah terbesar dalam al Quran. Abu Said al Khudri r.a. berkata, ketika dalam perjalanan dan ia berkemah dari perjalanan panjang, tiba tiba datang kepada ia seorang budak perempuan dan berkata bahwa pemimpin dari sukunya telah di gigit binatang berbisa dan tidak ada orang yg tidak dapat menyembuhkan racun itu. Maka berdirilah salah seorang diantara golongan yg berkemah itu, tiba tiba di jampi jampi ketua suku yg terkena bisa, dengan izin Allah akhirnya ketua suku itu sembuh. Setelah itu maka diberilah 30 ekor domba dan susu. sekembali ke Madinah, suku itupun mengadukan perihal itu kepada Nabi.Maka Nabi saw bertanya , Darimana ia tau bahwa Fatihah itu sebagai penawar (obat)? dan bagikanlah domba domba itu dan berilah aku bagian (soheh Bukhari Muslim).
Harapan
(Muammar Khadafi)

Siang ini begitu terang, bahkan bisa dikatakan menyengat kulit panasnya. Langit membiru, angin bersemai diantara dahan dan ranting. Aku masih saja terjaga di antara ayunan kesayanganku di depan rumah. Rasanya aku sudah lama tidak menulis lagi, kata kata bagai habis dimakan waktu. Siang ini menjagaku di antara lelahnya raga setelah beraktifitas ujian. Kusangga ia mati, itulah tulisanku dalam 'Akhir perjalanan'. Ternyata panas terik bulan april lalu menyisakan harapan harapan untuknya. Ku sangka takdir telah merenggutnya, namun Allah berkhendak lain, kasih sayangnya ternyata lebih besar dari segala rahman dan rahimnya. Satu persatu daun daun itu tumbuh dari batangnya, daun muda itu sangat elok bagai perawan gadis yg bersolek manis. Daunnya menjuntai diantara terik matahari yg menyengat. Pohon jambu itu bagai bertahan diantara derasnya dan kerasnya hidup. Ia bagai simponi yg berdawai, nada nadanya indah dan penuh ke elokan. Sepasang pohon jambu itu bagai terjerat alunan sejati cinta yg tak akan terpisahkan. Ia menemaniku ketika aku bertangis, berurai air mata, berselimut kecewa, dan merana.Ia menyaksikan aku bersyair, bersajak dan berprosa. aku bahkan sudah lupa sudah berapa syair dan prosa yg lahir dibawah pohon jambu itu.
Ketika aku patah hati dan kecewa, ia menemaniku disaat hati ini rapuh dan kecewa, kini ia menasehatiku akan makna makna kehidupan, bahwa kehidupan harus bersandar pada harapn, walau harapan itu kecil dan sangat kecil, tapi harapan harus tetap ada. Ia ber mauijah al hasanah, bahwa hidup harus tetap optimis. Ia bagai tersenyum disiang ini, ditemani pohon belimbing yg masyaAllah kembang dan buahnya melimpah dan sesekali itu kembang dan buahnya menimpaku ketika tertidur dibawahnya. Harapan, kata sakti yg penuh optimis dan keyakinan, bahwa bersandar pada dirinya adalah keniscayaan. Harapan, bagai mantra sakti yg penuh faedah, yg membuat hati bergema diantara doa doa dan air mata. Harapan, penuh makna dan maksud. Harapan, adalah darah keyakinan yg merajut hati hati yg kecewa karena cinta. Harapan, adalah tasbih ilahi yg ketika ia dibacakan dan disandarkan dengan penuh keyakinan, maka hati yg terkunci akan terbuka, cinta yg tidak ada akan tumbuh dan menjadi subur, yg sekarat berubah menjadi sehat, yg kecewa menjadi bahagia dan air mata menjadi surga, itulah mantra sakti dari sebuah nama yaitu harapan.

Menyayat Hati

Menyayat Hati
(Muammar Khadafi)

Ayat Tuhan itu terus melangit, membuka pintu al Jannah yang selama ini terkunci.Suara itu seraya menyayat hati yang lara, alunan kesedihan yang tak berkesudahan. Hati mendengar bagai di aliri air mata yang tak berkesudahan. Lara, mungkin yang ia rasakan saat melantun ayat Tuhan ini, gundah, kerinduan akan Tuhannya begitulah aku menerjemahkan alunan ayat Tuhan itu.
Pagi masih gelap, matahari terselimuti gelap dan mendung, sesekali rintik rintik hujan menari nari diantara genting yang basah sisa hujan semalam.Alam terus menari dan bertasbih mendengar ayat Tuhan yang dibacakan menyayat hati. Alangkah indahnya ayat Tuhan itu, bagai alunan surgawi yang menjuntai diantara bumi yang rindu akan Rabb Nya. Angin pun ikut menari atas nama cinta Tuhan yang Esa. Ke utara ke selatan, angin itu menyampaikan suara merdu Tuhan yang menyayat hati. Alunan itu terus menjelma menjadi kesedihan dan kerinduan yang tak tertahan. Alunan alam ini terus mewahyukan diriku untuk menulis alam alam yang terus bersabda dan berfirman. Jariku terus tak mau berhenti menerjemahkan sabda alam yang agung. Alunan itu terus menyayat hati, mendelarakan jiwa, ia lebih sedih dari sakit hati karena cinta, lebih mendalam dari kerinduan yang ada dihati, sabdanya adalah titah bagi semesta. Oh yang menyayat hati, kini hati ini lebur akan tasbih Tuhan yang terus mengalun dan menyayat hati yang selama ini lara. Takdir ini lebih sedih dari sekedar kehilangan dan ditinggalkan, menyayat hati mendustakan jiwa yang fana. Air mata jatuh tak tertahan, bagai bulir bulir embun di pagi hari. Oh Tuhan begitu indah Engkau menciptakan kitab, hingga hati ini menangis ketika mendengar dan membacanya. Hati, diri, jiwa yang kotor, penuh dosa dan kemunafikan ini serta merta luluh lantah atas nama ayat ayat Mu yang maha agung dan bijaksana. Engkau sang maha, yang mendengar orang yang berbisik, yg melihat yang tersembunyi. Hati ini bagai terbius ayat ayat Mu yang maha, ku tangisi dosa dosa ini yang menumpuk dan menggunung, mengharapkan pengampunan Mu yang maha pengampun. Allah, Tuhan semesta, tempat segala bernaung dan bermuara, tempat cinta kasih, yang dengan nama Nya hati menjadi tenang dan tentram, hari ini hamba bermunazat atas nama diri yang kotor dan penuh dosa ini, yang menyayat hati , yang merana atas nama Allah, hamba meminta ampun atas dosa dosa yang tak terhingga sebelum ajal mendera jiwa. Amien yaa Rabbal aalamin.

Perjalanan Hidup/Cerpen/Bebek

Perjalanan Hidup
(Muammar Khadafi)

Minggu lalu ia masih bersenda gurau bersama teman seangkatannya, tertawa bercanda sesuka hati, riang gembira. Disenyumnya terisi tawa, ia bagai rupawan senja diperaduan. Cintanya yg tulus mengisi takdir hidupnya. Sesekali itu pula ia berjalan beriringan kesana kemari bersama teman sebayanya. Demi hidup yg terus berjalan, ia menyusuri tanah lapang dan jalan untuk mendapatkan kekenyangan dalam perut.
Didalam sehatnya ia terus beradu dalam waktu yg tak bisa diberhentikan. Seiring perjalanannya ia bagai pujangga yg dengan syair dan prosanya menyulam benang benang cinta, tawanya adalah bahagia, candanya adalah ceria bagai dunia, ia elok rupawan pujaan para pejantan.Entah sudah berapa jantan yg mengejar dirinya namun ia terus berlari menyelamatkan kesuciannya yg fitrah. Walau pejantan itu menawarkan cinta cinta yg suci, tapi tetap saja ia menolak cinta para pejantan itu. Hatinya tetap istiqomah dalam dalam iman dan keyakinan.

Tapi sekarang ia merana dalam kesendirin, ke indahan dirinya kini pudar, pucat hambar tiada warna dan rasa. Kini ia menjadi pesakitan, ditambah kesendirian yg kini menemani langkah langkah hidupnya. Teman temannya satu persatu menjauhinya, dan meninggalkannya, kini ia sendiri di temani sepi dan air mata. Pejantan pejantan yg dahulu merebutinya karena tertarik akan perangai wajahnya satu persatu undur kaki meninggalkannya. Kini ia tidak bisa kemana mana lagi, ia terpaku dalam kesendiran dan kenestafaan. Kini ia menjadi pemurung dan penyendiri dalam perjalanan hidupnya. Kini ia berteman sepi dan air mata. Setelah penyakit dalam dirinya melumpuhkan raganya yg membuat ia tidak bisa kemana mana, kini ia sendiri.Kelumpuhannya membuat ia dikucilkan oleh teman teman seangkatannya.Buah pikirnya yg kosong tercermin dari sorot matanya membuat aku menafsirkan bahwa ia hampir putus asa dalam perjalanan hidup ini, mungkin jengukan teman temannya dapat mengobati rindunya yg selama ini terpendam dalam hatinya. Mungkin kesepian dan kesendirannya dapat terobati dengan datangnya teman temannya yg memberi suport. Tapi penantian itu sia sia belaka, pintu pengharapan dalam hatinya kini terkunci atas nama kecewa.Mungkin ia sekarang hanya mengharap takdir akan menjemputnya. Bebek yg malang, kini engkau lumpuh dalam kesendiran, mudah mudahan takdirmu tak sejelek perjalanan hidupmu yg semakin dilara jiwa nestafa.

Oman Si Penjual Unti

Oman Si Penjual Unti
(Muammar Khadafi)

Mungkin umurnya ditahun ini telah menginjak 50 tahun, aku tidak pasti akan jumlah umurnya yang pasti, aku hanya menebaknya atas guratan guratan wajahnya yang semakin lama semakin dimakan waktu, menua. Tapi ia masih saja sepertinya yang dulu, perangainya, sikapnya, namun guratan diwajahnya berbicara padaku pada umurnya yang semakin tua. Ia masih seperti yang aku kenal dulu, keluguannya, kepolosan membuat aku tergugah menjadi insan yang kamil, insan yang jujur dalam bersikap. Aku bahkan masih ingat ketika ia menjual kue Unti, Kue, ia tidak mau dibayar lebih karena amanah dari yang punya kue tersebut bahwa dirinya harus menjual kue Unti  1000 rupiah per dua kue. Ia manusia jarang dan langka, yang sekarang mungkin sulit kita temukan dijagad kolong bumi Allah ini. Ia manusia jujur dan  lugu. Kata orang ia mempunyai cacat mental, alias keterbelakangan mental. Dalam keterbelakangan itu, ia cerminan manusia jujur dalam kehidupan yang dipenuhi oleh kemunafikan ini. Umurnya menginjak setengah abat tapi ia masih lugu bagai anak umur 7 tahun. Yang membedakannya ia dengan anak kecil ia sudah mengenal duit. Mengenai duit, aku jadi ingat  tentang kebiasaannya yang selalu membawa duitnya kesana kemari, ia tidak mau menaruh duitnya, katanya takut hilang, alhasil ia menaruh duitnya dikantung keresek hasil dari upah menjuan kue Unti. Oman, sosok manusi yang kini jarang kita temukan di zaman modern ini, sosok lugu walau dengan kekurangan mental, mungkin kita sedikit banyak belajar kearifan dan kejujuran dari sikapnya. Bahwa Allah menciptakan kekurangan seseorang, Allah juga menciptakan kelebihan dibalik kekurangan itu. Terkadang orang yang pintar, banyak akal, bergelar ini itu, lalu dengan itu semua ia membodoh bodohi manusia lain, alangkah ironis.
Langkah kakinya terus berjalan, menyelami setiap sudut gang, menjajakan kue Unti yg di amanahkan padanya untuk di jual.Suaranya begitu khas, orang orang dikampung mungkin akan tahu, dalam radius 100 meter mendengarnya mungkin mereka akan tahu bahwa itu adalah suara Oman, lelaki penjual Unti.Dengan kekurangan mentalnya ia langkahkan derap langkahnya. Unti. . .Unti. . .Unti. itulah suara khasnya Oman lelaki penjual Unti asal kampung Ujungharapan.

Ketika Rumput itu Bertasbih

Ketika Rumput itu Bertasbih
(Muammar Khadafi)

Pagi buta, ketika semua hati yg beriman khusuk bersujud diantara zikir zikir Tuhan yg semakin melangit mengetuk pintu dan dinding Arsy. Semua sukma dan jiwa merenung diatas pengakuan dosa yg terus bertumpuk dan menggunung. Dosa itu bagai sampah daun yg berserakan didepan teras rumah, bila tidak segera di sapu dibersihkan maka jiwa akan terpendam atas dosa yg menuju al Jahanam. Al tasbih terus melangit menggerus jiwa dan air mata, membakar fatamorgana. Pagi yg hening, ketika bulir bulir embun yg mempesona nirwana atas surga yg agung. Ia begitu elok dan rupawan, bagai gadis desa yg menunggu pujangga kampung yg menuliskan syair syair cinta yg fana. Debaran angin semerbak menggugah semangat raga atas makna kehidupan yg telah berlalu. Ia adalah ayat ayat yg agung, yg membelah jiwa jiwa yg bersemayam. Rumput itu rupawan, diantara gadis dan perjaka itu ia terus berzikir dan bertahmid, memuji asma Nya yg esa dan kuasa. Semu debaran jantung yg memompa dara hingga ke ubun ubun menyaksikan debaran tasbih dan zikir yg syahdu. Sumpah atas nama yg esa, ia terus bersemayam atas zikir zikir yg khusuk. Rumput rumput itu terus berzikir, tersenyum dan bergoyang mengikuti irama zikir yg ia debar debarkan kejiwa yg fana. Laaila ha illallah, adalah kata kata sakti dan ampuh untuk membakar jiwa yg rindu atas Tuhan yg esa. Kalimat itu lebih dari sekedar mantra, bahkan ia kebih agung dari mantra itu. Rumput itu basah, ia bagai berkeringat ketika panas zikir membakar raganya, bulir embun itu menjadi saksinya. Oh pagi yg rupawan, magismu kini tersebar diantara pagi yg merona rona. Seketika cahaya mentari membakar raga yg sedang syahdu berzikir. Zikir dan tahmidnya terus melangit, menjulang keatas awan hingga ketatasurya dunia yg meliputi jagad semesta. Diakhir malam menjelang dhuha, ketika cahaya bulan sisa semalam menuliskan guratan guratan nasib yg maha misteri. Ia lebih agung dari sekedar guratan syair dan prosa sang khahlil al gibran.Sampai kapan rumput rumput itu berzikir atas semesta yg mempesona nan esa, membuat uraian kata menjadi makna. Demi fajar yg mempesona dipagi ini, ku tuliskan kisahmu yg terus berzikir menyebut asma Nya.

Gadis Mawar/Cerpen/Maryati

Gadis Mawar
(Muammar Khadafi)

Ia menjadi inspirasiku ketika syair dan prosaku surut dan tidak tertulis. Ia bagai dimensi surga yg mengaliri sungai sungai inspirasiku. Aku diajarkan atas dirinya mengenal cinta, aku bahkan masih ingat ketika ia menyakin lagu cinta dimuka kelas. Ia rupawan lagi manis setiap siapa saja yg memandangnya pasti tertarik. Ia gadis kurus yg pernah aku kenal dan taksir, ia lucu bagai dawai surga sello yg terus teragungkan. Ia membuatku malu malu saat memandang wajahnya yg ayu dan sayu. Tak hanya cantik, tapi ia pintar, sesekali ia ajarkan teman teman kelasnya ia ajarkan dalam mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Aku sempat mawas diri suka kepada dirinya, ia cantik, pintar, rupawan dan baik hati pula, sedangkan aku hanya seorang Muammar Khadafi, anak seorang petani yg sudah lama ditinggalkan babeh yg sudah lama berpulang kepada Allah. Ia gadis yg menjadi jalan cinta remajaku, lama aku memendam rasa atasnya, namanya ku ukir ukirkan diatas dinding hatiku yg baru mengenal atas cintanya. Cintanya adalah sebuah harapan bagiku. sering ku tasbihkan atas namanya adalah gadis mawar, karena di situlah ia tinggal. Namanya ku tafsirkan atas wanita jingga, yg membangkit jiwa yg terus bergelora remaja.
Tapi sayang, ia bagai nyanyian kidung yg senyap, hilang diantara heningnya malam yg quddus. Ia pergi bersama sahabatku memadu kasih. Dengan rasa terpaksa, dengan hati yg hancur, aku mencoba ikhlas atas jalan ini. Gadis mawar, itulah sebutan bagi dirinya. Saat ini, detik ini , aku mengenangmu atas semua dan segala cintaku.

Yaa Allah Aku Berdosa

Yaa Allah aku Berdosa
(Muammar Khadafi)

Iman itu seperti lautan, iring mudik beriringan akan deburan ombak yg silih berganti saling menyusul. Iman itu bagai suhu udara yg temperaturnya naik turun.Iman yg merupakam kepercayaan akan esensi Allah yg paling maha sempurna.Secara epistimologi atau secara syari, iman merupakan kepercayaan yg di ucapkan dilisan dan di implementasikan dalam perbuatan. Iman adalah substansi dalam agama, ia bermanifestasi dari kehendak dan perbuatan. Saya masih ingat akan kata ulama besar K.H. Noer Alie, dalam ceramah agamanya "Kita boleh cinta dengan istri kita, harta kita, anak kita, suami kita , ayah ibu kita, dan jabatan kita, tapi kita harus lebih cinta pada iman kita karena itu akan dipertanggung jawabkan nanti di yawmul akhir kelak". Betapa sangat berharganya iman dalam diri kita.Beberapa ulama kontemporer ada yg menafsirkan, bahwa ketika manusia melakukan perbuatan dosa/tercela Allah akan menjauhinya dengan beberapa jarak.Jiwa dan raga ini bagai sebuah kapas yg putih bersih tanpa noda dan ringan hingga bisa di terbangkan kesana kemari, hingga angin nafsu mengarahkannya ke dinding dosa durjana, mengotori raga jiwa yg fitrah akan sunnah Tuhan yg esa. Kapas itu terjerembak dalam kubangan dosa, menghitam dan mengkarat dalam perigi hubbudunya yg berlebihan hingga membuat lupa akan esensi manusi di ciptakan dimuka bumi ini, "Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah". Allah beserta ke maha agungannya menciptakan dosa yg tidak terlihat, tapi ada dan nyata dengan itungan yg valid dalam kalkulator Allah, karena semua perbuatan (entah itu baik ataupun buruk) walau sekecil biji sawipun pasti akan di pertanggu jawabkan dalam persidangan di hari akhir nanti. Maka benar seperti yg di syairkan syeck Abdul Qodhir Jailani

"Ilahi lastu lilfirdausi ahla, Walaa aqwa 'ala naaril jahiimi.Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz dzanbil azhimi...Dzunubi mitslu a'daadir rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali, wa 'umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbi zaaidum kaifa htimali. Ilahi 'abdukal 'aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad da'aaka fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka".

Wahai Tuhanku . .Aku sebetulnya tak layak masuk surga Mu, tapi . . aku juga tak sanggup menahan api neraka Mu, karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku, sesungguhnya Engkaulah maha pengampun atas dosa dosa besar. Dosa dosaku bagaikan pepasir di pantar maka berikanlah pengampunan atas diriku oh Tuhanku yg maha agung.Setiap hari umurku terus berkurang sedangkan dosaku terus menggunung bagaimana aku menanggungnya. wahai Tuham, hamba Mu yg pendosa ini datang bersimpuh ke hadapan Mu mengakui segala dosaku mengadu dan memohon kepada Mu, kalau Engkau ampuni itu karena Engkaulah yg maha pengampun tapi jika engkau tolak taubatku ini kepada siapa lagi hamba memohon ampun.

Yaa Allah di pagi ini, ketika mentari menyinari raga ini hamba sebenarnya malu atas segala dosa yg menggunung, tiap detik tiapa menit raga jiwa ini berdosa sampai raga ini ringkih atas dosa. Maka atas Dzat Mu yg maha pengampun ku akui atas segala dosaku, kusesali atas semua dosa, mengharap ampunan Mu, karena Engkaulah Dzat maha pengampun, maha penerima tauba, maka ampunilah hamba yg kotor yg penuh dosa ini.Amien

Lagu Cinta

Lagu Keindahan itu Bernama Cinta
(Muammar Khadafi)
Aku lihat wajahnya pagi ini sangat cerah, rona merah terpancar dari air mukanya. Ia terlihat sangat bahagia, senyumnya tidak lepas dari wajahnya yang elok dan rupawan. Ia benar benar bahagia pagi ini. Lagu cinta yang selama ini ia benci, kini ia nyanyikan dan menjadi lagu wajib bagi dirinya.Sikapnya berubah menjadi penceria. Kini jalan hidupnya adalah jalan bahagia, disetiap deru nafasnya berisikan kebahagian. Cinta itu begitu magis dan misteri, ia merubah budak menjadi raja, merubah air mata menjadi tawa bahagia, begitulah para penyair mentasbihkan cinta. Sekarang bahagia digenggamannya. Sesekali itu pula ia menari bahagia, ia bagai balerina dalam kesyahduan yang menyenangkan. Pagi yang cerah yang mempesonakan, kini engkau membawa bahagia kepada jiwa yang haus akan cinta, aku bahkan masih ingat ketika ia berkata dengan berurai air mata, ketika itu ia baru saja kehilangan kekasihnya yang lari bersama sahabatnya. Waktu itu ia sangat sedih berurai air mata ketika ia bercerita jalan cintanya. Sahabat yang dipercayainya melarikan cinta sejatinya, bagai kisah mahabarata ketika dimana Rahwana menculik dewi Sinta atas Rama.Jalan cinta memang penuh magis dan misteri, ketika jalan itu berliku, curam, dan berkerikil, cinta pasti berisikan air mata, ketika jalan itu lurus dan mulus, cinta itu berisikan bahagia. Yang pasti kini ia bahagia, hal itu yang ku tafsirkan dari air mukanya yang merona ceria, entah pejantan mana yang sudi menitipkan sebagian hatinya kepada dia. Mudah mudahan setelah ini ia akan terus bahagia, dimana dalam hidupnya akan di isi dengan ceria, terhindar akan air mata dan lara jingga. Mudah mudahan pejantan itu menjaganya dengan cinta yang sejati, dan tidak mengkhiyanatinya seperti cinta yang sebelumnya. Aku lihat ia menari nari, ia terlihat bahagia sekali, dahan pelepah kelapa itu menjadi saksinya, ketika ia bercumbu dengan pejantannya, seketika itu pula pejantannya bersenda gurau, betina pun marah sambil tersipu sipu malu khas dengan sikapnya yang manja. Pagi ini memang pagi ceria, pagi yang menyiratkan cahaya mentari yang mempesona. Ditemani dengan segelas susu hangat aku terus memperhatikan kutilang yang terus bercumbu di atas dahan pelepah kelapa, jariku terus menari menuliskan jalan cintanya. Sesekali ia berkicau, memadu suara dalam melodi cinta, berpindah dari batang yang satu ke batang yang lain.Ia terus bernyanyi, lagu cinta yang mempesona. Oh kutilang engkau mempesona atas takdir cinta yang bahagia.

Malam ini Semesta Bertasbih

Malam Ini Semesta Bertasbih
Muammar Khadafi

Kerinduan ku akan diri Nya memuncak sampai ke ubun ubun, cintaku bagai suatu kegilaan dalam kenestafaan. Malam ini begitu hening, udara hangat tapi senyap. Angin bersemilir tanda kerinduan yg mempesonakan, ia nan indah elok bagai perawan surgawi yg tak penah merasakan menjanda. Daun yg kuning berlahan berjatuhan di latar rumah, ia berserakan dan menumpuk di hamparan dan tidak beraturan. Malam ini aku terpesona akan eloknya jingga malam, penaku terus mengaliri tinta tinta hitam, menggaris, menulis, dan merangkai syair yg berisi kerinduan. Malam ini bagai malam seribu bintang, ia berhamparan di langit, berkelap kelip seakan ia menggenit kepadaku. Kata orang caya bintang itu lebih terang dari bulan, tapi buat ku biarlah bintang seperti itu adanya cahayanya, ia bagiku lebih elok bila ditatap dari kejauhan, seperti kisah remaja dimana kita hanya dapat melihat dan menatapnya dari kejauhan dan tidak dapat memilikinya. Jangkring dan hulubalang seakan berzikir bersama malam ia bersemesta bertasbih di antara jiwa yg merindu kan Nya. Ku pandangi langit, tatapku menerawang jauh ke angkasa, rasanya aku ingin sampai ke semesta, bersujud di antara singgasana Nya. Sampai jiwa ini lelah dan semakin tak berdaya, melihat keagungan malam bertasbih atas asma Nya.

Suraydah itu namanya

Suraydah Itu Namanya
Muammar Khadafi

Aku memang belum sepenuhnya mengenalnya, tapi ia tidak seburuk yg aku pikirkan saat pertama kali aku mengenalnya.Seperti halnya remaja sekarang ia ingin bersikap bebas tanpa aturan seperti merpati yg terbang tinggi hingga ke angkasa. Aku tak dalam mengenalnya, karena aku termasuk pria yg cuek dan masa bodo dengan yg namanya wanita. Tak banyak teman kampuz yg aku kenal mungkin bisa ku hitung dengan jari aku menal wanita. Mungkin karena perangai dan kepribadianku yg introvet alias tertutup hingga orang salah sangka bahwa aku itu orangnya sombong, padahal ku katakan dengan jelas aku tidak sombong.Mungkin pula karena aku sudah kelamaan di pesantren hingga hatiku dingin dan mengkarat dengan yg namanya wanita, tapi entahlah. Tak banyak yg ingin kukatakan tentang yg namanya Suraydah, karena keterbatasan pengetahuanku terhadap dia, ia ku kenal tanpa sengaja, walaw kami 3 tiga tahun kuliah bersama, kadang pula satu ruangan, satu fakultas walaw kami berbeda jurusan, aku baru mengenalnya ketika kami tinggal 2 semerter. Tapi cerita itu ku anggap biasa, pertama kali malah aku menilai dia dengan sisi negatif. Tapi diluar itu ia membuka mataku akan kasih sayang anak kepada bunda, ia menggetarkan hati dan membuat aku 'interes' kepadanya ia begitu memperhatikan orang tua tunggalnya, ibunya. Beberapa tahun lalu, katanyak bapaknya meninggalkannya ketika itu ia masih duduk di bangku sekolah, kepergian ayahnya sangat memukul keluarga besarnya, apalagi keluarga yg berada di Medan, betapa kagetnya mereka. Kurang lebih karena persamaan nasib itulah membuat aku simpati padanya, ia yg ku anggap cuek dan negatif membuka mata ku bahwa kasih sayang ank kepada ibunya tidak kurang sedikitpun. Hatiku terenyuh ketika ia memperhatikan ibunya yg sedang sakit, aku jadi ingat ibu yg ada dirumah. Benar kata orang tua dulu sejelek jeleknya orang pasti mempunyai sisi kebaikan, hal itu yg dibuktikan oleh yg namanya Suraydah.Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, terakhir mendapat kabar sekarang ia bekerja di salah satu bank suwasta di Jakarta, terakhir pertemuan kamipun di wisuda angkatan 2005.Tanpa di sadari ia telah menasehatiku akan esensi kasih sayang anak kepada ibunya, hal itu yg selama ini aku lupakan, ia mngingatkan dan menegur aku akan esensi kasih sayang.Ketika engkau membaca catatan ini, aku harap kasih sayangmu tidak kurang atas ibu mu seperti halnya aku mengenalmu dulu, engkau yg mengingatkan aku akan kasih sayang kepada ibu, kalau bukan kepada ibu kepada siapa lagi kita berbakti, aku yakin kini engkau tengah sibuk dengan se 'abrek' kantormu, luangkanlah waktu untuk ibu, ia tidak meminta apa apa dari anaknya hanya pelukan mesra anaknya, ibu adalah lautan kasih ketika kita haus maka reguklah kasihnya, ciumlah keningnya bersimpuhlah di pangkuannya karena ridho ibu merupakan surga bagi anak anaknya.

Untuk Ibunda Tercinta

Catatan Untuk Ibu Tercinta
Muammar Khadafi

Wajahnya malam itu begitu muram durja, raut mukanya mempasi, tatapan matanya kosong menatap masa hari esok. Sekujur tubuhnya lemah, kedua kakinya kadang bergetar tidak karuan menahan ketakutan masa yg ada di di depan matanya. Perawakan yg kurus membuat yg menatap raganya mungkin beriba padanya. Ia wanita setengah tua, beranak delapan. Sudah 2 minggu ini ia jatuh sakit, tidak enak makan, tidak enak tidur, yg ia lakukan hanya mengurung diri dalam kamar yg mulai berbau pengab.Yang ia lakukan hanya tidur dan merenung menerawang jauh ke masa depan, mungkin yg ia pikirkan tentang nasib hidupnya yg ia ratapi begitu jelek, mungkin juga ia sedang berfikir bagaimana melanjutkan hidup dengan ke 8 anaknya yg masih butuh kasih sayangnya.Sepeninggal suaminya seminggu yg lalu ia berubah drastis, dahulu wajahnya dahulu di penuhi dan di hiasi senyum, karena ia bisa dikatakan perempuan yg ramah pada keluarga maupun dengan orang yg ia baru kenal. Dahulu sebelum suaminya meninggalkannya, ia adalah ibu rumah tangga yg baik, mendidik anak anaknya dengan kejujuran dan keteladanan walau ia tidak bisa membaca dan menulis karena tidak pernah mengenyam pendidikan formal tapi ia tak kurang seperti guru bagi anak anaknya. Setelah merawat suaminya yg sakit panjang hingga menghembuskan nafas yg terakhir ia masih menjadi wanita yg sabar walaupun ia masih di lilit utang karena untuk biaya sakit suaminya itu. Gurat gurat tua sudah mulai nampak pada kelopak matanya yg agak sembak membengkak, mungkin karena ia terus menangis, meratapi meninggalnya suaminya itu.Ia bagai kehilangan pegangan hidup, kini tulang punggungnya telah tiada, sekarang ia menjadi orang tua tunggal yg harus menghidupi ke 8 anaknya yg masih kecil kecil.Hidupnya mungkin kini penuh dengan keputus asaan, bagaimana Tuhan menggariskan jalan hidupnya begitu pelik.Pikirnya sekarang mungkin telah membatin, susahnya hidup sedang ia bayangkan saat ini, sepintas dalam benaknya ingin mengakhiri jalan hidupnya tapi ia urungkan dimi anak anaknya.Air matanya pun meleleh dan membasahi pipinya bila ia ingat tentang suamin tercintanya, mungkin hanya air mata itu saja yg dapat menerjemahkan perasaannya sekarang.Benaknya terus menerawang jauh, apakah ia sanggup menghidupi anak anaknya, mensekolahkannya, dan membesarkannya, pertanyaan pertanyaan itu terus muncul dalam benaknya hingga membuat kepercayaan dirinya kembali pesimis.Bagaimanapun juga ia seorang wanita, lemah dan tidak berdaya. Kerinduan akan suaminya terus menggelayuti hati dan pikirannya. Aku yakin ia sangat mencintai suaminya hal itu ku tafsirkan ketika melihat bulir bulir air matanya yg terus menetes dari kelopak matanya. Seperti kata penyair yg patah hati, sakitnya patah hati ditinggal orang yg paling kita cintai lebih sakit dari kematian, lebih perih dari di iris sembilu.Mungkin benar apa yg di katakan Laila Majnun 'Mati itu lebih baik dari pada hidup tersiksa di tinggalkan orang yg kita cintai'. Dengan niat yg tulus wanita itu berupaya bersikap optimis, jalan dimata manusia memang curam tapi belum tentu di mata Tuhan, Tuhan tau mana yg terbaik untuk kita, mungkin ini sudah jalan hidupnya.Dengan setengah keyakinan dan setengah keraguan ia mencoba menghadapi realita hidup.

Air mataku bercucuran ketika menatap wajah ibu, bila mengingat masa yg lalu ketika ia bersusah payah membesarkan anaknya menjadi dewasa. Ibu engkau adalah manusia baja, tak lekang dimakan arus jaman, kasih dan sayang mu lebih luas dari samudra, lebih megah dari semesta. Diantara nafas hidup dan mati kami di lahirkan dari rahimmu yg suci, diantara hidup dan mati kami lahir kemuka bumi ini, engkau dimensi jiwa yg tak pernah lelah mendidik dan mengasuh kami. Air mataku terus menetes saat menuliskan kata kata ini, tak ada kata yg lebih indah dan agung dari manusia selain kata ibu.Kini anak anak mu telah tumbuh menjadi dewasa, mereka tumbuh menjadi insan yg berpengetahuan.(Untuk ibunda Farida Aswad Tulisan ini ananda dedikasikan)

Jalan Ilmu/Cerepen/untuk keponakan Dian Imania

Jalan Ilmu
Muammar Khadafi

Aku mengenalnya sejak ia baru lahir, perawakannya yg kecil dan lemah biasa ku panggil si 'Lembek'. Bukan hanya itu saja alasanku memanggil ia si lembek, aku jadi ingat ketika ia masih berusia tujuh tahun aku sempat sering mengantarnya untuk sekedar cek up kerumah sakit, penyakit berupa flek bersarang di tubuh kecilnya, itu alasanku memanggil ia dengan panggilan si lembek. Karena penyakit itulah ia sering 'cengeng' dan sering sekali menangis, ia menjadi anak yg 'ogoan' dan rewel kepada orang tuanya, mungkin karena di sebabkan karena penyakit flek yg ia idap. Badannya menjadi kurus ketika terditeksi penyakit itu, alasan itulah yg membuat seminggu 2 kali uminya mengantarkannya cek up kerumah sakit spesialis anak. Dengan izin dan rahmat Allah akhirnya ia berangsur angsur pulih dari sakitnya, tak terasa kini sudah beranjak remaja.

Di masa remajanya, setelah i lulus Madrasah Ibtidaiyah Terpadu, ia memutuskan untuk melanjutkan ke bangku pondok pesantren, pilihan yg sulit dalam bayanganku seorang nia akan belajar mandiri di pondok pesantren yg ku tau sangat ketat aturannya. Kini ia akan belajar mandiri di pondok itu, pekerjaan yg tidak biasa ia kerjakan di rumah kini ia akan kerjakan, hal itulah yg membuat ayahnya bercucuran air mata saat mengantarnya ke pondok. Tidak pernah aku lihat mamangku sesedih itu, yg ku tau ia pria yg keras lagi tegar, tapi entah kenapa saat melepas anaknya kepondok ia begitu lemah dan berurai air mata, mungkin karena samudra kasih sayangnya yg begitu besar pada anaknya. Imania, kini jalan ilmu sedang kau jalani dan kau tempuh, rengkuh dan basahilah tenggorokanmu akan makrifat pengetahuan, sampai tenggorokanmu yg kering membasah atas segala ilmu mu. Jalan ilmu adalah jalan Allah, semoga Allah selalu merahmati jalan ilmu mu. Amien yaa Rabbal alamin.

Catatan untuk Faiz/Cerpen 2

Merengkuh Bahagia
Muammar Khadafi

Sudah hampir 1 bulan rasanya aku tidak pernah mendengar namanya. Mungkin ia telah bahagia dengan pendampingnya yg sekarang, setelah hari pernikahan itu aku tidak lagi mendengar kabarnya lagi walaw lewat xmz ataupun lewat email. Mungkin akan panjang, bahkan tidak akan mendengar keluh kesahnya lagi, soal jalan cintanya tentunya. Kini ia merengkuh bahagia ketika ia selesai dengan jalan cintanya yg berliku dan berairmata. Lama rasanya aku tidak membuka akun facebook ku, ternyata ia muncul dan mengomentari catatan atas dirinya. Seberkas hararapan bahagia ia ujurkan di dinding komentar facebook ku. Aku berupaya menginterpretasikan atas coment nya itu, ternyata ia kini bahagia sesuai dengan harapan dan bayanganku. Ketika ia memutuskan untuk menikah, aku yakin itulah yg terbaik atas yg terbaik atas jalan dan takdir cintanya, belakangan aku buka inbox xmz ku yg lama aku tidak buka, ternyata ia xmz , dan aku yakin dan percaya xmz itu di tulis dengan muka yg merona bahagia.Harapan beserta doa aku panjatkan semua kebahagiaan bersama pendampingmu, ketika semua takdir takdir cinta berselimut atas nama kebahagiaan mu. Semua doa cinta ku panjatkan hingga kelangit, ia menembus al Arsy sampai kesinggasana Nya. Aku alunkan semua munajatku, atas nama bahagia dan harapan harapan mu hingga menjelma menjadi cita cita berkenyataan. Amien yaa rabbal alamin.

Harum Embun Pagi

Harum Embum Pagi
Muammar Khadafi

Dingin pagi ini menembus dinding kulit, pagi ini lebih dingin bila dibandingkan dengan pagi yg lalu.Bulir embun berjatuhan di terpa angin pagi yg menyengat dingin. Semerbak aroma pagi membuatku terbius akan perasaan perasaan yg telah lalu. Dingin pagi ini semerbak, bagai bau kesturi di musim semi, indah lagi elok, rupanya, parasnya, ia bagai ratu bilkis dan julaikha. Aroma embun itu menjuntai, menjelma bagai tulisan nasia dan takdir. Seketika bulu roma ku berigi di terpa hembusan angin pagi ini. Pagi ini elok, ku catatkan, ku tuliskan, ku syairkan, ku prosakan. Semua menjelma bagai puisi usang, tapi ia elok lagi rupawan.Tampak jelas daun daun jambu didepan rumah basah di terpa embun pagi, tampak juga kutilang yg menari nari di antara ranting dan dahan pohon jambu itu, ia terlihat gembira menyambut pagi ini, berselingan ia kadang kala ia menyanyi, mengicaukan kebahagiaannya. Entah apa yg ia rasakan di pagi ini, aku hanya menerka dan meraba bahwa pagi ini ia sedang bahagia, senyumnya terus mengembang bagai orang yg sedang jatuh cinta. Dengan sekejap kemudian kutilang itu berlalu dari pandangan ku.Riak riak cahaya mentari mulai terlihat sinarnya, cahaya itu seketika membelah bulir bulir embum menjadi bak permata, embun itu bercahaya di terpa sinar sang surya. Di pagi buta yg senyap ini, diantara dingin pagi yg menusuk nusuk tulang belulang ku tuliskan beberapa kata tentang keharuman embun di pagi hari.

Rinai Embun Penyejuk Hati

Rinai Rinai Embun Penyejuk Hati
Muammar Khadafi

Sejak rinai gerimis itu turun, sejak itu pula hatiku basah atas namanya. Lautan samudra cinta yg telah engkau lantun bersama kedelaraan hati yg fana.Simponi itu begitu merdu, bagai dawai yg dipetik dengan segenap perasaan. Air mataku entah kenapa terus keluar dari peraduannya, sampai jiwa ini lelah dan penat dengan segala dunia yg fatamorgana. Di saksikan rinai rinai embun penyejuk hati di malam ini, ku sajak kan semua kata hingga ia bermaksud arti mengandung makna. Sampai cahaya ini membakar jiwa, sampai jiwa ini sepi di tengah keramaian. Segala semesta, ku adukan lara hati ini yg fakir atas samudra mahabbahmu.Sepi sunyi hati menyayat hati dan jiwa, hingga perasaan menjadi penuh akan hati yg kecewa.Kesepian kini menjadi teman akrabku, bersamanya ku berkeluh kesah, bersamanya juga hati ini lebur bagai terbakar cinta Tuhan yg maha agung.Tak terasa rinai rinai embun itu telah menjuntai menjelma menjadi kristal yg bening nan dingin. Hati ini beku dan kaku seolah tak punya perasaan lagi. Terakhir pengharapanku, ketika rinai rinai embun itu turun, aku berharap ia menjelma sebagai penyejuk hati yg lara dan kecewa ini.

Makrifat Cinta

Makrifat Cinta
Muammar Khadafi

Semua telah ku semai dan ku tulis dengan tinta air mata dan pena lara. Sampai kesedihan ini menjuntai diatas api lara, oh malam, oh air mata, engkau akan menjadi saksi diantara lara dan air mata ini. Sampai kapan aku benamkan jiwa ini dalam mahabbah cinta. Sampai kapan aku beragama cinta, berkiblat kasih sayang, berkitab sucikan pengasih yang maha kasih. Sampai kata kata ini mengering di terpa angin musim semi, ketika semua daun dan ranting berguguran, ketika cinta menjadi peraduan hamba. Ketika mihrab mihrab itu penuh akan zikir zikir cinta, ketika semua altar cinta itu bergemuruh akan pujian pujian cinta, semua khusuk akan ke agungan sang maha cinta, yang maha mempunyai makrifah cinta. Khasaf itu seakan terbuka, membakar diri ini yang fakir dan penuh dosa nista, makrifatan cinta seakan menjelma bagai sebuah wahyu yg suci diantara sabda alam dan firman firman Tuhan. Sampai kapan keheningan ini menjelma, berdiam diri dalam pekatnya penyendiri, berduka dalam lara jingga. Ini adalah pengetahuan, ini adalah bahagia, maka ini yang dinamakan makrifah cinta. Segala jagad raya seraya tahu, bahwa cinta adalah sunyi, kadang juga ia ramai, tergantung rasa hati dan jiwa yang menjelma dalam diri. Makrifah cinta adalah sebongkah perasaan, ia bergulir gulir diantara hati dan perasaan, ia halus bagai tepung sindur yang suci. Setiap kali hati berkata, setiap itu pula perasaan berkecambuk dalam lubuk hati, kadang ia merana, kadang pula ia lara. Sampai ajal menjemput jiwa, sang makrifat menyelamatkan aku dari api neraka.

Isra' Mi'raj

Isra' Mi'raj
Muammar Khadafi

Hampir setengah bulan Rajab telah kita lewati. Bulan Rajab ini terasa istimewa karena di tengah bulannya terjadi gerhana bulan. Banyak ke istimewaan yg terdapat dalam bulan Rajab, salah satunya adalah bulan dimana terjadi peristiwa Isra' Mi'raj. Imam Ar Raghib al Isfahani menjelaskan bahwa kata Isra' menurut bahasa(lughat) berasal dari kata 'Asraa', lihat al Quran Q.S. al Isra' ayat 1, lihat juga Q.S. Hud ayat 81. Sedangkan menurut ulama lainnya, kata Isra di ambil dari kata 'As Surrah' yg berarti 'Ardhun Wasi'un' yg berarti alam yg luas. Dengan demikian secara terminologi Isra' dapat di artikan berjalan di waktu malam/ Travel by night/ yg di lakukan oleh Nabi Muhammad saw dengan malaikat Jibril-dengan izin Allah- dari Masjidil Harram menuju Masjidil Aqsa. Sedangkan kata Mi'raj berasal dari kata 'Araja' yg berarti 'Dzuhaba Fii Shu'uudi', yg berarti berpergian dengan menaiki sesuatu, lihat Q.S. Al Ma'arij ayat 4. Perlu diketahui perjalanan Mi'raj ini berbeda dimensi dari dimensi manusia/ dimensi bumi. 1 hari dimensi malaikat setara dengan 50.000 tahun dimensi manusi. Ini sebagai mana di terangkan oleh Allah dalam Q.S. Al Ma'arij ayat 4 :" Malaikat malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam sehari yg kadarnya setara dengan lima puluh ribu tahun(bumi)". Di jelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim, " Dari Anas bin Malik, ia berkata, 'adalah Ab Dzar bercerita bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda, 'Terbukalah atap rumahku sedang aku berada di Mekkah. Lalu turunlah Jibril, ia membuka(membelah)dadaku dan membersihkannya dengan air Zamzam".

Akasia cinta

Akasia Cinta
Muammar Khadafi

Hari ini beranjak senja. Sebentar lagi gelap akan datang menyelimu jagad raya yang selama ini senyap. Semilir angin terus bertasbih di antara hilir asma Nya yang agung. Mega merah bercahaya elok, ia menyerupai bidadari yang rupawan lagi menawan. Dawai dawai jingga terus mengalunkan lagu yang menyayat hati, ia sendu lagi lara. Rasa rasanya ada yang ia tangisi di sore menjelang malam ini.Aku hanya bisa menerka nerka isi hatinya mungkin sekarang sedang pilu, atau mungkin sedang gundah gulana.Aku jadi ingat akan sajak dan prosaku yang dahulu aku buat, air mata, canda, tawa, itu esensi dari cinta. Mungkin ia sekarang sedang patah hati, kecewa di tinggal kekasih, entahlah, aku hanya menerka nerka samudra hatinya yang maha luas. Hari bergulir begitu cepat, seakan ia berjalan berlari, tak terasa musim semi datang jua. Musim gugur yang lalu banyak catatan air mata, kecewa, merana walau ada sedikit bahagia yang sempat aku teguk dan membasahi tenggorokanku.Jalan hidup ini seperti khasaf yang menghalangi pandangan kita, ia begitu misteri dan gaib. Entah apa yang aku pikirkan malam ini, penaku terus mengalir diantara kertas putih nan suci, entah kenapa diri ini tak henti hantinya aku untuk menulis, aku bagai dituntun diatas pengetahuan yang selama ini aku tidak tahu. Sampai diri ini lelah, aku bagai seorang sufi yang haus akan makrifah, pikirku adalah dimensi yang selama ini aku tidak mengetahuinya. Dimensi itu tinggi seperti tingginya jagad raya ini, dimensi itu luas seperti luasnya samudra pengetahuan sang maha agung. Dalam benak yang senyap aku terkunci dalam kesendirian, aku bagai pohon akasia depan rumahku, dulu ia elok nan rupawan, sekarang dimusim semi ini, daunnya berguguran, rantingnya mengering, mungkin ia sekarang sedang sekarat. Ia menangisi kesendiriannya yang kelam. Hidupnya sekarang suci senyap, jalan cintanya kini tidak berwarna bahagia, seisi hatinya di penuhi air mata dan kesedihan, kasihan akasia itu.

Berharap Dalam Gelap

Berharap Dalam Gelap
Muammar Khadafi

Gelap malam sudah datang, ketika semua jiwa hampa dan hangus terbakar akan kerinduan yg mendalam. Rindu ini berlahan lahan memuncak diantara jiwa yg haus akan kasihnya. Indah begitu indah, ketika bintang itu tersenyum dan tersipu malu padaku. Oh jiwa yg bersemayam dalam gelap, ku adukan nasib ku atas bahagia dan air mataku.Semilir malam ini mengingatkan ku atas kasihku yg maha terkasih. Sampai jiwa ini ringkih dan tua, ketika umur semakin senja, bibir takdir ini seakan menusuk jiwa, sampai penantian ini bosan dan hilang dimakan sang waktu. Gerakan asmara ini semakin elok dan rupawan, ia lebih manis dari madu surgawi, ia lebih indah dari nirwana. Sampai malam ini berkata lirih, berbicara akan diri yg kecewa dan merana. Berharap pada malam yg gelap, di kesatuan hati yg menjadi esa. Sampai diri menjadi lelah dan merana, ada kerinduan di hatiku atas namamu, nama yg terukir indah dalam ingatan lampau.Aku ucapkan salam atas hatimu yg bahagia, walau kenyataan tangisku menemani kepergianmu bersamanya. Salamualaika yaa habibi fii qalbi, ana dhoifi.

Doa Cinta

Doa Cinta
Muammar Khadafi

Sampai hati ini berdetak, sampai berhenti berdebar. Ketika semua cinta berkerumun di antara kebahagiaan. Sampai munajat ini menembus langit jingga, bersemayam diantara keharibaan semesta. Oh angin, oh awan, oh bintang, semua doa gaib telah ku tasbihkan atas nama yang paling suci nan agung. Ku serahkan segala pengharapanku pada sang pemegang akhir dan awal. Tasbih-tasbih cinta telah ku bulirkan diantara tangan yang penuh dosa dan nista ini. Ini aku, hamba yang fakir, yang dhoif yang tak pernah lelah dan penat melantunkan zikir dan doa cinta kepada sang maha cinta, telah ku alunkan salawat cinta tanda cinta dan mahabbahku kepada Mu, ketika sang fakir ini memohon dan mengharap atas doa cinta ini, oh angin sampaikan salamku kepada bidadari surgawi ku, yang melangit diantara Arsy. Lisan dan hatiku hampir lelah menasbihkan doa cintaku atas nama mu yang esa dan kuasa. Semua telah ku gantungkan atas semua pujianku, melangit dan mengadu diantara doa cinta yang malam ini aku lantunkan. Semoga Allah menghimpun yang berhamparan, memberkati dengan alunan cinta hingga semesta memisahkan dirinya. Yaa Allah ketika aku merasa cinta kepada makhluk Mu, jangan lebihkan cintaku melebihi cintaku kepada Mu, ketika aku merasa rindu kepada makhluk Mu jangan lebihkan rinduku melebihi rinduku kepada Mu, yaa Allah jika aku mesti mencintai makhluk Mu, temukanlah aku dengan makhluk terbaik Mu, yang mencintaiku, menyayangiku semata mata karena Mu, Allahumma taqobbal doa,Amien yaa Rabbal alamin.