Powered By Blogger

Sabtu, 20 Agustus 2011

Akhir Perjalanan/Cerpen Pohon Jambu

Akhir Perjalanan
(Muammar khadafi)
Kamarin masih ku ingat ketika burung cici singgah di ranting itu.Ia bersenda gurau di batang yg penuh maduannya. sesekali ia menari nari kegirangan karena asik memungu semut yg berbaris elok. Cici itu lincah, ia bagai penari gemulai diantara nada gendan yg ditabuh bertalu talu.sebenarnya ia bukan pohon yg pertama yg ia singgahi, sebelumnya ia sering menari diantara dahan ranting mangga. kini mangga telah mati, ia hilang dimakan penyakit misterius yg terus menggerogotinya hingga ia menjemput ajal. bahkan di pesakitannya ia sempat menyendiri dalam kesedihan karena semua burung enggan lagi hinggap di rantingnya, seraya burung burung itu takut tertular oleh penyakit sang mangga. Kini cici entah mau kemana mencari persinggahan, semua ranting dan cabng seolah tak mau menerima ia, setelah pengkhiyanatannya kepada mangga yg kini telah mati, kini cini bagai terkena karma, setiap cabang yg ia singgahi hilang entah karena patah, mati, ataupun ditebang. kini jambu itu telah ditebang setelah beberapa puluh tahun menemani rimbunnya depan rumah. sesekali ia bergoyang di terpa angin, rantin berjatuhan, daun kuning berguguran. Entah berapa syair cinta yg telah ku buat dibawah pohom jambu itu, entah berapa prosa yg telah lahir dibawah pohon jambu itu. ia bagai air inspirasiku, ketika aku penat, ia menghiburku dengan senda anginnya. sesekali ia berbisik dengan rantingnya, sesekali itu pula ia mengilhami ku akan cinta yg lekang dengan air mata.Kini pohon jambu itu telah di tiada, ia terpaksa di ditebang karena deburan angin tahun ini begitu kencang hingga takut pohon jambu itu rubuh menimpa rumah. kini engkau menjadi kenangan dan sejarah, semua cinta yg pernah aku adukan engkau serap hingga ajal menjemputmu.kini engkau menjadi memori dalam ingatan cinta yg pernah aku syairkan.Engkaulah saksi kesedihanku ketika aku meratapi air mata kedelaraan jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar