Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Catatan Kesedihan Hati Merpati/Cerpen


KESEDIHAN HATI MERPATI

Sejak pohon cemara itu ditebang, ia pindah kepohon jampu depan rumahku. Disitu hari harinya di habiskan dengan menyendiri, merenung, memandangi kawan kawannya yang masih bisa terbang.
Sebenarnya ia ingin terbang tinggi sperti teman temannya yang lain. Bermain, terbang tinggi, melayang laying dengan gembira. Tapi apa daya, sayapnya yang patah membuat ia tidak bisa terbang kembali. Ia terjatuh saat ia terbang, dikarenaan saat ia terbang ia menabrak dahan pohon yang kering. Darahnya mengalir, pembuluh daranya pecah akibat benturan keras itu. Syukur Tuhan masih menyayanginya, ia masih dapat bangkit dan mencapai pohon yang tinggi meskipun denga tertatih tatih.
Pertama kali aku melihat burung itu disuatu sore pada saat aku menyapu halaman rumahku. Ketika itu aku berpikiran burung itu sedang istirahat, belum berpikiran bahwa burung itu sedang sakit. Baru pada kali ketiga aku tertarik untuk mengamatinya. Pada saat itu ia sudah ada dipohon jambu depan rumahku. Dengan bahasa batin ku coba menerka nerka mengapa sampai tiga kali aku melihat burung itu. Burung itu juga selalu merunduk seperti orang  yang sedang menghadapi kesusahan hidup. Ketika ku hampiri ia hanya meneteskan air mata, mulailah aku faham penderitaan apa yang sedang ditanggungnya.
Terasa sekali ia telah banyak kehilangan. Ketika ia masih sehat dulu ia bisa terbang menembus cakrawala bersama teman temannya. Ia bisa mengunjungi tempat tempat yang jauh meskipun harus pulang larut malam. Disana ia menyaksikan dunia baru, dunia angkasa yang luas tanpa batas. Kini ia kehilangan kesempatan itu, kesempatan yang membuatnya percaya diri akan masa depanya.
Ia juga kehilangan kekasih yang di cintainya. Kekasihnya kini telah mendua, pergi bersama pasangan barunya yang juga mencinyainya. Meskipun kekasihnya telah berjanji untuk saling setia dikala suka maupun duka, tapi perasaan hati tidak bisa dibohongi. Apa lagi ia sudah tidak meiliki apa apa lagi, ia tidak bisa terbang, ia tidak bisa lagi bebas mengelilingi angkasa menemani kekasih hatinya.
Sekarang ia hanya bisa menunggu, berharap kekasihnya datang dan sudi untuk mengunjunginya, mengobati rasa sakinya. Ia tidak bisa berbuat banyak walau kekasinya hinggap begitu dekat. Ia tidak mempunyai kekuasaan untuk mengalihkan perhatiannya, didekati ia lari, dijauhi ia menambah berat sakit hati.
Kekasihnya memang tidak bisa disalahkan. Dirinyalah yang pantas untuk disalahkan jika kekasihnya mendua. Ketika dulu kekasinya menggantungkan harapan kepadanya, tiba tiba ia menjauh. Disaat itulah kekasihnya yang kesepian tidak bisa menolak ketika ada merpati lain menawakan cintanya.
Saat kembali segalanya telah jadi lain. Kekasihnya ternyata tidak sedang main main, ia sungguh sungguh menerima cinta merpati ketiga. Bahkan sang merpati ketiga itu telah jadi pengawal setianya, kemanapun ia pergi, ia selalu berada dibawah baying bayangnya, jika tidak hadir sebagi sosok yang nyata, ia hadir dalam batin hatinya.
Timbul kekecewaan mengapa ini harus terjadi? Timbul penyesalan mengapa dulu ia menyakan cinta? Dalam penyeselannya ia berandai andai, andai ia dulu tidak meninggalkannya, andai dulu ia menyatakan cinta, kekasihnya pasti tidak meninggalkan dirinya. Baiklah, itu sudah terlanjur terjadi, sekarang, andai waktu itu ia mengucapkan “aku sangat cinta padamu”, mungkin kekasihnya akan setia menunggu sampai ia benar benar punya waktu luangdan tidak sibuk. Itupun sudah terlanjur dan tidak mungkin kesempatan itu bisa kembali lagi. Sekarang, andai saja ia kembali kepada kekasihnya satu menit sebelum merpati ketiga itu datang, tentu kekasihnya masih miliknya, atau, andai saja ia datang meskipun kekasihnya sedang berbincang bincang dengan merpati ketiga pada pertemuan pertama kalinya, ceritanya tidak akan sepahit ini.
Ia sungguh sungguh menyesal kanapa waktu itu ia terlalu memikirkan pekerjaan dan kesibukan, kenapa pada waktu itu ia tidak meluangkan waktu untuk kekasihnya meskipun dalam keadaan tertekan oleh tugas tugas skripsinya.
Penyesalan yang tidak lagi berguna, dan sekarang tiba tiba saja ia merasa bersalah dan berdosa. Gara gara ditinggalkan, kekasihnya jadi sembrono dalam memuaskan kekecewaannya. Banyak pantangan pantangan yang tidak smedrinya terjadi kini dilanggar. Tidak puas dengan hanya itu, kekasihnya melanglang buana, terbang kemana ia suka, sesuatu yang membuatnya semakin jauh dalam mengikuti kata hatinya. Ia menakutkan hal itu terjadi pada diri kekasihnya, ia takut kekasihnya lupa diri dan terejab di lembah comoohan dan kenistaan. Ia takut kepada Tuhan, karena kekasihnya begitu lantaran dirinya. Perbuatan yang menyebabkan orang lain menyimpang adalah dosa. Dosa itu akanterus ditimpakan pada dirinya selama kekasih yang dicintai belum juga berubah.
Kini perasaan bersalah itu bertambah. Betapa beratnyaia harus menaggung disa jika kekasihnya tidak kembali kehidupannya seperti sedia kala. Kehidupan yang dicita citakan oleh sang bunda ketika ia lahir kedunia, kehidupan yang membuatnya terjaga disaat adzan berkumandang di telinganya, kehiduppan yang tidak hangar binger dan membahayakan imannya, kehidupan yang membuatnya iri dan cemburu dengan kebijakan, bukan keburukan.
Di hari hari ia menyendiri hamper saja ia bunuh diri karena beratnya beban perasaan. Langit yang terbuka tampak tertutup dan mencekam, dunia yang luas menjadi begitu sempit, dan dihadapannya ia seperti melihat gumpalan gumpalan awan hitam yang siap menggilas dirinya. Semakin lama gumpalan gumpalan itu semakin membesar dan terus mendekat, dan dalam ketidak berdayaannyauntuk menghindar ia hanya bisa menagis tersedu sedu. Tuhan, inilah ujian terberat Mu, atau ini baru sebagian kecil dari azab yang Kau timapakan kepadaku? Demikian rintihan merpati yang kesepian itu.
Ketiaka mnyebut kata Tuhan, tiba tiba ia seperti setitik cahaya yang memberikanharapan, cahaya yang membesarkan hatinya untuk bertahan dalam memperjuangkan kebaikan. Dia ingat sekarang, meskipun kekasihnya mendua, tetapi masih mau mendengarkan nasehatnya. Ia akan terus menasehatinya, membimbingnya, dan membuatnya mengerti akan arti kehidupan yang sesungguhnya. Karena itu pula ia berat meninggalkannya. Bahkan, walaupun cinta yang diberikan oleh kekasihnya hanya separuh karena terpilah dua, dan walaupun berada dalam posisi sulit karena kebuntuan komunikasi, cinta yang sekarang diberikan kepada kekasihnya utuh dan sempurna, melibihi cinta yang sebelumnya.
Setangkup doa kemudian ia panjatkan. Tuhan, kutahu hidayah itu hanya milik Mu, kutahu hanya Engkau yang mampu merubah keburukan menjadi kebaikan, kutahu hanya Engkau yang mampu menghanguskan semua yang hidup ini menjadi abu. Berilah dia hidayah demi keselamatanku, jangan biarkan aku menghuni neraka Mu karena dia melupakan Mu. Tuhan, semoga Engkau menjawab doaku sebelum aku meng hadap Mu.
Dengan perasaan saying dan iba kemudian kuseka air matanya yang menutup pandangan nya. Ia tidak boleh menagis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar