Powered By Blogger

Minggu, 21 Agustus 2011

Jalan Cinta Zubair Murikh/Cerpen

Jalan itu Bernama kesedihan
Muammar khadafi
Senja sudah hampir tua, langit barat sudah mulai terlihat merah oleh mega yang merona indah,angin sore pun bertiup semilir menari nari diantara bulu rona yg berigi. Tetapi lelaki itu masih saja termenung seperti hari hari sebelumnya. mungkin ia masih merenungi nasib malangnya yg tak berkesudahan. Enam bulan lalu padahal ia masih diselimuti rona kebahagian diraut mukanya yang selama ini suduh mulai terlihat menua dimakan usia. namun kebahagian hanya sebentar menghinggapi dirinya, setelah itu ia sedih dan nestafa, hatinya kosong tak terisi, hampa tak berpenghuni. ia masih saja memabolak balik surat yg minggu lalu ia terimanya. Surat yg mulai terlihat agak lecek, mungkin karena kebanyakan di bolak balik oleh dirinya. Apakah ia sedang meratapi nasibnya yg malang? hanya dia dan hatinya yg tahu.
Masitoh, istri yang amat dicintainya kini menghilang tanpa jejak, Masitoh meninggalkan dirinya seorang diri. masitoh mengkhiyanati cintanya yg ikhlas dan suci, ia meniggalkannya setelah ia jatuh skit keras. lelaki itu terkena struok setelah 3 bulan ia menikahi istrinya Masitoh. Masitoh ternyata tidak cukup sabar mendampinginya ketika ia terbaring sakit. ia malah tega meninggalkan lelaki itu dalam keadaan yg lemah dan sekarat. Tega nian masitoh itu, habis manis sepah dibuang, lebih kejamnya lagi surat yg lelaki itu baca ternyata surat cerai dari pengadilan agama yg isinya mengabulkan gugatan cerai Masitoh atas dirinya.Sungguh tidak dapat dibayangkan bagaimana perasaannya sekarang ini. Rona tatapan mata lelaki itu seketika menjadi kosong, sesekali ia menyeka air matanya yg tak tertahan dari kelopak matanya. ia bahkan mengindahkan anjuran dokter bahwa ia jangan terlalu banyak pikiran, tetapi apa mau dikata, surat cerai sudah ditangan, kesediham sudah menyelimuti hatinya yg perasa. Sungguh cobaan yg berat bagi dirinya yg berhati lembut. terhitung dari semenjak sekolah hingga kuliah dan sekarang ia meraup sakit hati dari berbagai wanita yg telah melukai hatinya. Ia boleh pandai bersyair,berpuisi dan bersajak, tapi ia tidak pandai dalam urusan yg bernama cinta, lagu sedih yg selama ini ia sering nyanyikan ternyata menjadi karma hidupnya.
Zubair Murikh yg malang ,Zubair yg hilang. kini kenestafaanmu menyelimuti jalan cintamu , dosa cinta apakah yg telah engkau buat dimasa lalu hingga hatimu lebur seperti sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar