Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Mujahadah Cinta/Catatan Tasawuf

Mujahadah Cinta
(Muammar Khadafi)

Alunan aromanya begitu wangi, mengurai tasbih tasbih cinta atas dirinya. Ia bagai semerbak cinta di musim gugur. Sampai kapan ia meninggi dan melangit membuat goresan goresan cinta yg maha megah. Ia bagai sungai yg jernih, ia bagai pesona yg arif dan bijaksana. Aku hampir terbakar atas nama dirinya sampai penantian panjang ini lekang dimakan usia. Tinta syairku sudah hampir habis, tapi namanya terus menusuk dan bersemayam diantara dinding hati yg mengkarat. Ia bagai nostagia yg bersemayam dalam ingatan hati. Rummi dan Gibran tak lelahnya mensyairkan cangkir dalam gelas cintanya yg bening. Prosanya terus menari dari lembar demi lembar kertas putih. Aku hampir hampir putus asa menuliskan atas namanya, sampai sampai benakku penuh atas nama dan gambar asmanya. Baru saja ku selesaikan bacaan kitabku di bab lima, hatiku lelah. Ternyata mujahadah itu luar biasa, mujahadah cinta, membuat aku terkesima dan terpesona. Bab yg menerangkan betapa indahnya cinta diatas penderitaan dan kekecewaan. Cinta adalah esensi pengorbanan, cinta tanpa pengorbanan adalah hil yg mustahal, aroma cinta adalah penderitaan, rasa cinta adalah air mata, sedang kesempurnaan cinta adalah bahagia. Cinta yg selalu bahagia malah terasa hambar, tanpa rasa kekecewaan dan air mata. Cinta yg dikenang sepanjang umur, yg tak dimakan jaman adalah cinta yg berisikan air mata dan kecewa, seperti halnya yg di rasakan salikh Rabia'ah al Adawiyah. Pengorbanan cintanya di kenang sepanjang waktu, tragis yg berurai air mata. Kita pula pasti akan di ingatkan Romeo dan Yuliet, Qais dan Laila majnun/gila. Cinta yg kecewa membuat ia terpatri atas nama kenangan yg dingin, yg berlumut dan membisu. Bab mujahadah membuat air mataku berlinang basah, kesahduan para mujahadah cinta seakan memberiku nasehat, bahwa dimensi cinta itu bukan hanya bahagia, namun ada derita dan air mata kecewa. Bab mujahadah cinta menerangi pemahamanku, bahwa cinta adalah manifestasi dari air mata, kecewa, merana, dusta dan berakhir bahagia. Bahagialah orang yg menempuh mujahadah cinta, yg kecewa, merana , dan berurai air mata sebab dibalik tabir itu ada bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar