Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Oman Si Penjual Unti

Oman Si Penjual Unti
(Muammar Khadafi)

Mungkin umurnya ditahun ini telah menginjak 50 tahun, aku tidak pasti akan jumlah umurnya yang pasti, aku hanya menebaknya atas guratan guratan wajahnya yang semakin lama semakin dimakan waktu, menua. Tapi ia masih saja sepertinya yang dulu, perangainya, sikapnya, namun guratan diwajahnya berbicara padaku pada umurnya yang semakin tua. Ia masih seperti yang aku kenal dulu, keluguannya, kepolosan membuat aku tergugah menjadi insan yang kamil, insan yang jujur dalam bersikap. Aku bahkan masih ingat ketika ia menjual kue Unti, Kue, ia tidak mau dibayar lebih karena amanah dari yang punya kue tersebut bahwa dirinya harus menjual kue Unti  1000 rupiah per dua kue. Ia manusia jarang dan langka, yang sekarang mungkin sulit kita temukan dijagad kolong bumi Allah ini. Ia manusia jujur dan  lugu. Kata orang ia mempunyai cacat mental, alias keterbelakangan mental. Dalam keterbelakangan itu, ia cerminan manusia jujur dalam kehidupan yang dipenuhi oleh kemunafikan ini. Umurnya menginjak setengah abat tapi ia masih lugu bagai anak umur 7 tahun. Yang membedakannya ia dengan anak kecil ia sudah mengenal duit. Mengenai duit, aku jadi ingat  tentang kebiasaannya yang selalu membawa duitnya kesana kemari, ia tidak mau menaruh duitnya, katanya takut hilang, alhasil ia menaruh duitnya dikantung keresek hasil dari upah menjuan kue Unti. Oman, sosok manusi yang kini jarang kita temukan di zaman modern ini, sosok lugu walau dengan kekurangan mental, mungkin kita sedikit banyak belajar kearifan dan kejujuran dari sikapnya. Bahwa Allah menciptakan kekurangan seseorang, Allah juga menciptakan kelebihan dibalik kekurangan itu. Terkadang orang yang pintar, banyak akal, bergelar ini itu, lalu dengan itu semua ia membodoh bodohi manusia lain, alangkah ironis.
Langkah kakinya terus berjalan, menyelami setiap sudut gang, menjajakan kue Unti yg di amanahkan padanya untuk di jual.Suaranya begitu khas, orang orang dikampung mungkin akan tahu, dalam radius 100 meter mendengarnya mungkin mereka akan tahu bahwa itu adalah suara Oman, lelaki penjual Unti.Dengan kekurangan mentalnya ia langkahkan derap langkahnya. Unti. . .Unti. . .Unti. itulah suara khasnya Oman lelaki penjual Unti asal kampung Ujungharapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar