Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Perempuan Berkerudung Panjang/Cerpen2

Perempuan Berkerudung Panjang
(Muammar Khadafi)

Getaran dan debaran ini teruk merasuk sukma, ia menjadi seuntai nada berirama cinta. Ia mengalun indah diatas rindu yg bersemayam diantara rongga rongga hati yg kosong.Ingatan akan dirinya sangat menyemat di hati. Ia bagai solawat tasbih yg terus melangit atas keharibaannya. Belaian kasih beserta sayang terus berirama mengalunkan nada hati yg bahagiam. Aku terbakar obor cinta diantara misbah dan cahayanya. Al mahabbah bagai mantra sakti yg dibacakan oleh sang pemujanya. Demikianlah takdir dan jalan cinta yg begitu misteri dan fatamorgana. wajah berkerudung itu terus menari nari diantara ingatan pikirku. Ku bayangi ia terus tersenyum berurai salam yg selembut angin al Jannah. Detak jantungnya kini adalah debaran hatiku, senyumnya adalah sedekah bagiku. Kerudungnya menjulur diantara cinta dan iman. Terakhir masih teringat saat ia membaca surat ar Rahman, ketika itu kiai Idris memintanya membaca surah tersebut. Suaranya lembut dan empuk bagai kue pepe dan kue talam yg di masak dengan penuh kasih.Ayat ayat Tuhan yg ia bacakan begitu romantis dan sahdu. oh sang maha cinta, kini engkau tasbihkan cintanya atas namaku. Romantika tawa terus melangit, di awan awan terus mengawang ngawang. Ia bercerita tentang esensi cinta yg subhat. Sayang aku belum bertaaruf dengan dirinya secara langsung, jiwanya yg tersembunyi dibalik al tabis pembatas taklim kiai Idris. Lautan asmaranya, rona wajahnya yg humairah, wajah yg kemerah merahan. Sampai kapan cinta ini aku tasbihkan. Bulir rona cinta mentahmid membuat guratan guratan kasih yg terkasih.Ia membadai, ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda, cinta, rasa yg tak pernah terlihat tapi terasa dalam hati, meluap diantara dinding dinding hati yg terus di debur ombak. cinta adalah muara ribuan kasih, tempat penyalib cinta bermunajat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar