Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Perjalanan Hidup/Cerpen/Bebek

Perjalanan Hidup
(Muammar Khadafi)

Minggu lalu ia masih bersenda gurau bersama teman seangkatannya, tertawa bercanda sesuka hati, riang gembira. Disenyumnya terisi tawa, ia bagai rupawan senja diperaduan. Cintanya yg tulus mengisi takdir hidupnya. Sesekali itu pula ia berjalan beriringan kesana kemari bersama teman sebayanya. Demi hidup yg terus berjalan, ia menyusuri tanah lapang dan jalan untuk mendapatkan kekenyangan dalam perut.
Didalam sehatnya ia terus beradu dalam waktu yg tak bisa diberhentikan. Seiring perjalanannya ia bagai pujangga yg dengan syair dan prosanya menyulam benang benang cinta, tawanya adalah bahagia, candanya adalah ceria bagai dunia, ia elok rupawan pujaan para pejantan.Entah sudah berapa jantan yg mengejar dirinya namun ia terus berlari menyelamatkan kesuciannya yg fitrah. Walau pejantan itu menawarkan cinta cinta yg suci, tapi tetap saja ia menolak cinta para pejantan itu. Hatinya tetap istiqomah dalam dalam iman dan keyakinan.

Tapi sekarang ia merana dalam kesendirin, ke indahan dirinya kini pudar, pucat hambar tiada warna dan rasa. Kini ia menjadi pesakitan, ditambah kesendirian yg kini menemani langkah langkah hidupnya. Teman temannya satu persatu menjauhinya, dan meninggalkannya, kini ia sendiri di temani sepi dan air mata. Pejantan pejantan yg dahulu merebutinya karena tertarik akan perangai wajahnya satu persatu undur kaki meninggalkannya. Kini ia tidak bisa kemana mana lagi, ia terpaku dalam kesendiran dan kenestafaan. Kini ia menjadi pemurung dan penyendiri dalam perjalanan hidupnya. Kini ia berteman sepi dan air mata. Setelah penyakit dalam dirinya melumpuhkan raganya yg membuat ia tidak bisa kemana mana, kini ia sendiri.Kelumpuhannya membuat ia dikucilkan oleh teman teman seangkatannya.Buah pikirnya yg kosong tercermin dari sorot matanya membuat aku menafsirkan bahwa ia hampir putus asa dalam perjalanan hidup ini, mungkin jengukan teman temannya dapat mengobati rindunya yg selama ini terpendam dalam hatinya. Mungkin kesepian dan kesendirannya dapat terobati dengan datangnya teman temannya yg memberi suport. Tapi penantian itu sia sia belaka, pintu pengharapan dalam hatinya kini terkunci atas nama kecewa.Mungkin ia sekarang hanya mengharap takdir akan menjemputnya. Bebek yg malang, kini engkau lumpuh dalam kesendiran, mudah mudahan takdirmu tak sejelek perjalanan hidupmu yg semakin dilara jiwa nestafa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar