Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Prempuan Berkerudung Panjang/Cerpen3

Perempuan Berkerudung Panjang
(Muammar Khadafi)

Pagi buta, saat bulir bulir embun menjadi permadani syujud iman. Desah nafas langit mengemuka diantara deburan dan kilatan pagi buta ini. Sajak sajak ku mengering di terpa angin musim semi. Bait syair berguguran, berurai kata dan air mata. Sinar bintang masih tersisa dibibi langit, walau cahaya mulai redup dan akan mati. Cerita ini bagai nyanyian kidung yg di nyanyikan di tembok ratapan. Altar cinta terus berurai doa dan kalimat cinta penuh permohonan. Salib itu terus membisu sebagai tanda keimanan kaum Nasrani. Dalam Islam Yesus itu Yudas yg di salib atas nama pengkhianatan, sedang Al Masih putra Mariam diangkat dan di selamatkan Allah dari kelaliman kaum Romawi. Cinta memang bisa membutakan hati dam keyakinan. Iman atas cinta, cinta atas agama, seperi cintanya Mariam kepada al Masih yg terkasih. Tabir cinta, tabir kebenaran akan debaran dan getaran hati yg mewahyukan cinta. Sampai kapan hati ini terbelenggu oleh kunci kunci kasih yg terkasih, hingga senyum keimanan yg ia sematkan mejadi pemuja berhala cinta. Air ku minum terasa anggur yg mabuk, daging ku makan terasa bara, semua begitu sahih dan perih bila kita memendam perasaan cinta. Wanita berkerudung panjang, engkau bagai wahyu dan karomah para wali dan nabi. Engkau hati ku yg parsial, engkau jantungku yg komperhensip.
Pagi buta bertahtakan sujud dan air mata, perempuan berkerudung panjang, telah ku gadaikan hati dan perasaan ini atas isim mu. Engkaulah fiil dan maf'ul bih ku, engkau jamaah muanas salimku dalam ikatan nahu ku. Engkau lah tauhidku, engkaulah fikihku, lautan ilmu agamaku.Sembah sujudku atas nama yg terkasih, engkau muara surga , tempat orang sufi dan soleh bersemayam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar