Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Rinai Embun Penyejuk Hati

Rinai Rinai Embun Penyejuk Hati
Muammar Khadafi

Sejak rinai gerimis itu turun, sejak itu pula hatiku basah atas namanya. Lautan samudra cinta yg telah engkau lantun bersama kedelaraan hati yg fana.Simponi itu begitu merdu, bagai dawai yg dipetik dengan segenap perasaan. Air mataku entah kenapa terus keluar dari peraduannya, sampai jiwa ini lelah dan penat dengan segala dunia yg fatamorgana. Di saksikan rinai rinai embun penyejuk hati di malam ini, ku sajak kan semua kata hingga ia bermaksud arti mengandung makna. Sampai cahaya ini membakar jiwa, sampai jiwa ini sepi di tengah keramaian. Segala semesta, ku adukan lara hati ini yg fakir atas samudra mahabbahmu.Sepi sunyi hati menyayat hati dan jiwa, hingga perasaan menjadi penuh akan hati yg kecewa.Kesepian kini menjadi teman akrabku, bersamanya ku berkeluh kesah, bersamanya juga hati ini lebur bagai terbakar cinta Tuhan yg maha agung.Tak terasa rinai rinai embun itu telah menjuntai menjelma menjadi kristal yg bening nan dingin. Hati ini beku dan kaku seolah tak punya perasaan lagi. Terakhir pengharapanku, ketika rinai rinai embun itu turun, aku berharap ia menjelma sebagai penyejuk hati yg lara dan kecewa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar