Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Yaa Allah Aku Berdosa

Yaa Allah aku Berdosa
(Muammar Khadafi)

Iman itu seperti lautan, iring mudik beriringan akan deburan ombak yg silih berganti saling menyusul. Iman itu bagai suhu udara yg temperaturnya naik turun.Iman yg merupakam kepercayaan akan esensi Allah yg paling maha sempurna.Secara epistimologi atau secara syari, iman merupakan kepercayaan yg di ucapkan dilisan dan di implementasikan dalam perbuatan. Iman adalah substansi dalam agama, ia bermanifestasi dari kehendak dan perbuatan. Saya masih ingat akan kata ulama besar K.H. Noer Alie, dalam ceramah agamanya "Kita boleh cinta dengan istri kita, harta kita, anak kita, suami kita , ayah ibu kita, dan jabatan kita, tapi kita harus lebih cinta pada iman kita karena itu akan dipertanggung jawabkan nanti di yawmul akhir kelak". Betapa sangat berharganya iman dalam diri kita.Beberapa ulama kontemporer ada yg menafsirkan, bahwa ketika manusia melakukan perbuatan dosa/tercela Allah akan menjauhinya dengan beberapa jarak.Jiwa dan raga ini bagai sebuah kapas yg putih bersih tanpa noda dan ringan hingga bisa di terbangkan kesana kemari, hingga angin nafsu mengarahkannya ke dinding dosa durjana, mengotori raga jiwa yg fitrah akan sunnah Tuhan yg esa. Kapas itu terjerembak dalam kubangan dosa, menghitam dan mengkarat dalam perigi hubbudunya yg berlebihan hingga membuat lupa akan esensi manusi di ciptakan dimuka bumi ini, "Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah". Allah beserta ke maha agungannya menciptakan dosa yg tidak terlihat, tapi ada dan nyata dengan itungan yg valid dalam kalkulator Allah, karena semua perbuatan (entah itu baik ataupun buruk) walau sekecil biji sawipun pasti akan di pertanggu jawabkan dalam persidangan di hari akhir nanti. Maka benar seperti yg di syairkan syeck Abdul Qodhir Jailani

"Ilahi lastu lilfirdausi ahla, Walaa aqwa 'ala naaril jahiimi.Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz dzanbil azhimi...Dzunubi mitslu a'daadir rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali, wa 'umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbi zaaidum kaifa htimali. Ilahi 'abdukal 'aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad da'aaka fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka".

Wahai Tuhanku . .Aku sebetulnya tak layak masuk surga Mu, tapi . . aku juga tak sanggup menahan api neraka Mu, karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku, sesungguhnya Engkaulah maha pengampun atas dosa dosa besar. Dosa dosaku bagaikan pepasir di pantar maka berikanlah pengampunan atas diriku oh Tuhanku yg maha agung.Setiap hari umurku terus berkurang sedangkan dosaku terus menggunung bagaimana aku menanggungnya. wahai Tuham, hamba Mu yg pendosa ini datang bersimpuh ke hadapan Mu mengakui segala dosaku mengadu dan memohon kepada Mu, kalau Engkau ampuni itu karena Engkaulah yg maha pengampun tapi jika engkau tolak taubatku ini kepada siapa lagi hamba memohon ampun.

Yaa Allah di pagi ini, ketika mentari menyinari raga ini hamba sebenarnya malu atas segala dosa yg menggunung, tiap detik tiapa menit raga jiwa ini berdosa sampai raga ini ringkih atas dosa. Maka atas Dzat Mu yg maha pengampun ku akui atas segala dosaku, kusesali atas semua dosa, mengharap ampunan Mu, karena Engkaulah Dzat maha pengampun, maha penerima tauba, maka ampunilah hamba yg kotor yg penuh dosa ini.Amien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar