Powered By Blogger

Senin, 31 Oktober 2011

Untuk Para pengabdi

Untuk Para Pengabdi

Untuk para pengabdi
Sejak engkau di ikrar atas nama kesetian
Dimana pundakmu berat akan tanggung jawab
Kesetiaanmu di harapkan
Pengorbananmu di butuhkan

Untuk para pengabdi
Sejak engkau bersumpah atas nama Tuhan yang Esa
Di tanganmu kekuasaan bersemayam
Jangan pernah Inkarkan tanggung jawab itu
Karena Suatu saat nanti ikrar dan sumpahmu di pertanggung jawabkan
Maka mengabdilah dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan

Muammar Khadafi, Bekasi 30 Oktober 2011(Kampung Sastra)

Untuk Negeriku Tercinta

Untuk Negeri Ku Tercinta

Sudah lama rasa engkau terdiam
Entah engkau sedang tidur atau mati
Satu persatu bencana terbujur dalam dirimu
Gempa, banjir, longsor ataupun Sunami

Negeriku
Mungkin engkau marah, mungkin engkau sedang murka
Nyawa-nyawa hilang
Mayat-mayat bergelimpangan
Wanita menjadi janda
Anak-anak menjadi yatim

Negeriku
Aku rindu akan saat itu
Ketika engkau ramah dengan senyummu
Dimana angin bertiup indah

Tapi kini engkau seakan murka
semua berujung dengan kesedihan da air mata
Untuk negeri antah berantah

Muammar Khadafi, Bekasi 30 Oktober 2011.

Menunggu Jalan Pulang

Menunggu Jalan Pulang

Penatku menyelusuk dalam lamunan
Pikirku menerawang ke awang-awang
Sajakku hampir habis
Kata sudah di ujung lidah
Aku masih saja membisu

Dalam diam ku berpikir
Duduk bersila tanpa makna
Ditemani deru-deru mesin mobil yang panas
Menunggu giliran jalan
Klakson-klakson saling bersahutan
Tak sabar menunggu jalan

Hingar-bingar jalan di sore hari
Ketika semua insan kembali keperaduan
Di ujung jalan masih tergolek
Berpikir jauh keawang awang
Teriak para supir beradu padu dengan pedagang asongan
Jalan semeraut, macet tak beraturan
Polisi terjaga dalam lamunan

Sesekali kereta lewat membelah jalan
Sore yang kelam di ujung Stasiun Bekasi
Semua menunggu jalan untuk pulang

Muammar Khadafi, Bekasi 30 Oktober 2011.

Lelaki Tua Penjaga Eretan

Lelaki Tua Penjaga Eretan

Gerimis rintik mengguyur raga
Setelah beberapa waktu hanya panas yang menyengat
Kini Gerimis itu datang memenuhi kerinduan
Ia bagai penari ronggeng yang meliuk-liuk kegirangan
Gerimis itu menari-nari diatas kali yang hitam pekat

Sedayung dua dayung ia kayuh
Beberapa rupiah akan ia genggam
dayung beradu padu dalam pekatnya air
Tak terasa gerimis membasahi raganya
Beberapa waktu ia hampir dimakan zaman

Lelaki tua penjaga eretan
Kini nasibmu dimakan zaman
Nasibmu hampir sama pekatnya air kali itu
Isak tangismu tak mampu melawan zaman
Jalan hidupmu terkayuh kayuh bagai perahu eretanmu
Begitulah nasibmu
Lelaki tua penjaga eretan

Muammar Khadafi, Bekasi 30 Oktober 2011.

Kapan Engkau Datang Hujan

Kapan Engkau Datang Hujan

hatiku sudah harap-harap cemas
Doaku sudah panjang ku panjatkan
Tapi engkau tak kunjung datang

Sumur-sumur sudah lama mengering
Bila ada pun berair keruh
Panas kemarau berkepanjangan
Sinar yang menyengat membakar raga

Rinduku atas namamu
Sampai panjang mata ini mengharapkanmu
Setitik harapan penuh makna
Mengguyur raga hingga basah ke tulang-tulang bumi
Entah kapan engkau datang wahai hujan
Hatiku hanya menerawang ke awang-awang

Muammar Khadafi, Bekasi, 30 Oktober 2011.

Atas Nama Perempuan Cinta

Atas Nama Perempuan Cinta

Telah kau debar-debarkan hati ini
Hingga dinding dinding hati bergetar indah
Ketukan hatimu bertalu-talu atas namaku
... Engkau indah beserta sempurna
Elok rupawan penuh cahaya
Sampai mata ini tak bosan
Sampai pikir ini fakir untuk memikirkan

Atas nama perempuan hatiku bersemayam
Berkerudung menjulur tanpa aurat
Lebih indah dari surga
Lebih berharga dari permata
Atas nama perempuan cinta
Entah sejak kapan aku memujamu

Yang ku tahu hatimu adalah hatiku
Debarmu adalah debarku
Kesatuan kita berpadu dalam pesona
Atas nama perempuan cinta
Kini namamu kutasbihkan dalam dinding hatiku

Muammar Khadafi, Bekasi, 30 Oktober 2011. (Puisi untuk Nurhasanah)

Kata

Kata


Seribu kata telah terurai
Menjadi kata, menjadi kalimat
Hingga bermetamorfosa menjadi syair dan sajak
Kata, empat hurup yang penuh makna
Sampai yang membaca sampai terpana

Syairku hampir habis
Sajakku sudah hampir kering
Tapi waktu tetap saja tak mempedulikanku
Aku berjalan tertatih sampai raga ini ringkih

Biarlah semua berkata
Agar semua penuh makna
Kata, empat hurup yang sempurna yang mengubah dunia sampai nestafa

Muammar Khdafi, 31 Oktober 2011.

Lebih Baik Bicara

Lebih Baik Bicara

Entah sampai kapan engkau terdiam
Entah sampai kapan engkau menyimpan kata dalam hati
Kenapa engkau terus diam?
Ditengah keramaian yang senyap engkau membisu
Katamu seolah hilang dimakan waktu

Bicaralah ....
Karena waktuberkata sudah tiba
Berkalimatlah ....
Karena engkau sudah terlalu lama dalam kebisuan
Diammu melahirkan penuh tafsir
Antara Iya dan tidak

Apakah engkau takut?
Lebih baik engkau mati dimakan lahat
Dari pada engkau membisu tanpa makna

Muammar Khadafi, 31 Oktober 2011.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Guratan Perjalanan Hidup Penjual Bantal


Guratan Perjalanan Hidup Penjual Bantal
Muammar khadafi

Dalam terik hari, panas yan menyengat seakan membakar sekujur kulit ketika sang mentari menyentuh rinai kulit. Panas tahun ini seakan tidak dapat dikompromikan, sumur tanah hampir tidak mngeluarkan air, walaupun mengeluarkan air, airnya tidak sebening dan sejernih panas tahun lalu. Panas yang berkepanjangan membuat tubuh menjadi mudah terserang sakit, aku bahkan beberapa kali terserang penyakit yang mengharuskan aku berobat kedokter dengan beberapa resep yang berbeda. Dalam kesempatan dan kesibukkan aku yang agak padat, aku menyempatkan untuk datang kembali ke tempat dulu aku menimba ilmu, yah’ aku harus kembali ke kampus tercinta untuk sekedar memberi bimbingan dan arahan mahasiswa yang kesulitan mengerjakan tugas akhirnya.  Satu hari aku terpaksa izin dari jam mengajarku di sekolah, aku sempat menolak permintaan mahasiswa itu tapi apa daya aku sudah terlanjur meng amini permintaannya, terpaksa aku meminta guru kelas untuk menggantikan aku untuk dapat masuk dan mengisi jam yang aku tinggalkan. Mungkin aku tipe orang yang tak dapat menolak bila aku dimintai tolong oleh orang lain, mungkin karena itulah aku sering di mintai tolong oleh sahabatku.
Pagi buta aku sudah menyiapkan bahan bahan yang dibutuhkan mahasiswa itu, tugas mahasiswa itu mungkin agak terlalu berat, ia membahas tentang variabel pendidikan yang menurutku agak sedikit rumit. Aku terpaksa sedikit memutar otak, aku buka catatan catatan ku yang selama ini aku tinggalkan semenjak aku lulus kuliah, ku buka lagi buku buku kuliahku, beberapa isi akhirnya aku temukan tentang filsafat pendidikan.
Setelah semua siap, semua bahan aku simpan kedalam tas agar tidak terlupakan olehku, tak lupa aku membawaa tulisan tulisanku yang belum selesai, aku harap tulisanku ini terselesaikan sebelum sore menjelang karena aku sudah di kejar deadline oleh redaksi salah satu koran Bekasi.
Hingga pada saat pertemuan, aku arahkan kepada mahasiswa itu bahwa tugasnya ada beberapa yang harus direvisi ulang, penambahan paragrap dan isi pun diperlukan untuk menyempurnakan tugasnya. Mudah mudahan dua kali bimbingan lagi ia dapat menyeminarkan proposalnya ke meja penyidang.
Diliputi rasa lelah akhirnya selesai juga tugasku, setelah memberi beberapa arahan dan revisi, akhirnya aku harus kembali pulang kerumah, mungkin aku sudah di tunggu dan diharapkan dirumahku, maklum saja aku tinggal bersama nenekku yang sudah tua dan sakit sakitan.
Dengan lekas ku pacu sepeda motor Supraku menuju pulang, aku harap sebelum jam 5 lima sore aku sudah sampai dirumah. Memang dasar nasibku kurang beruntung saat sampai di tengah perjalanan ban sepeda motorku gembos karena bocor. Manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan akhirnya. Aku berharapa sampai rumah jam lima, tapi malang tak dapat ditolak, untung pun tak dapat kuraih. Terpaksa aku menuntun sepeda motorku untuk sampai ketukang tambal ban terdekat, setelah beberapa meter aku menuntun sepeda motorku akhirnya aku sampai di tempat tambal ban.
Aku  mencoba menghela nafas yang sedari tadi tersengal sengal setelah menuntun motor yang gembos, mungkin karena aku kurang olahraga aku menjadi mudah lelah. Aku atur nafas agar tidak terlalu tersengal sengal, pikirku kalut, tugas menumpuk dari sekolah, tulisan yang masih tercecer yang harus segera diterbitkan dan hari ini sialnya aku, banku gembos terkena paku.  Sambil mengusapkan wajah hingga menjalar ke kepala aku mencoba untuk tetap saabar. Belakangan ada seorang lelaki setengah baya yang lewat dengan gerobak dagangannya, ia berupaya permisi di hadapanku seraya meminta izin duduk dibangku panjang bengkel tambal ban itu, dengan segera aku mempersilahkan ia duduk. Sebenarnya aku sedari tadi memperhatikan ia berjalan agak lunglai, mungkin ia kecapean, tapi pikirku menerangwang jauh, aku jadi ingat dengan pamanku Zubair, ia berjalan seperti jalannya pamanku dulu yang terserang sakit keras, hati ku terus menerka nerka tentang dirinya. Sekembali aku mengingat tentang pamanku Zubair, aku mencoba memperhatikan kelelahan lelaki setengah baya itu, ia menyeka mukanya yang penuh dengan keringat hingga handuk tangannya tampak basah karena keringat. Aku juga hampir mendengar detak jantungnya yang berdebar dengan sangat kencang dan jelas. Mungkin terkaanku benar ia sedang kelelahan, dan butuh istirahat.

“Bapak kelihatannya cape sekali yah?” tanya aku dengan penuh ke ingin tahuan. Ia diam sesaat manarik nafasnya yang masih tersengal sengal. Dengan pandangan yang sedikit kosong ia menatapku, matanya hening sejuk bagai angin dimusim semi, namun dibalik itu aku yakin ia menyimpan buah pikir yang berat dalam hatinya.
“Iya dek’, sudah lelah rasanya saya menyusuri jalan demi jalan, gang demi gang, namun belum ada yang membeli dagangan saya ini” Lelaki setengah baya ini mencoba menjawab ke ingin tahuan aku kepada dirinya. Dagangan masih terlihat penuh dan mungkin belum laku satu barangpun yang berkurang dari roda dagangannya. Bantal dan guling masih mengisi roda dagangannya, mungkin ia sudah sangat lelah membawa kesana kemari bantal bantal dagangannya hingga pada saat sore ini dagangannya belum laku walau hanya satu bantal pun. Aku melihat ia miris beserta sedih, ternyata masih ada yang lebih susah dariku, aku baru ditimpa ban gembos saja umpatanku kepada Tuhan sudah sangat begitu banyak, apa lagi aku diposisi ia mungkin aku sudah ingkar nikmat.

“ Dulu ketika saya muda, saya melang lang buana sampai ke ujung Sumatra, pulau Jawa hampir semua pernah saya susuri, jalan demi jalan, gang demi gang, sampai saya pernah terjatuh dalam gang sempit di selokan sampai saya di tolong orang sekampung. Saat itu mungkin saya sangat kelelahan, hingga saya tak sadar telah melewati got yang melintas dalam gang yang sempit. Semasa masih muda saya termasuk orang yang sangat gagah dan cekatan, saya mulai berdagang sedari lulus SMP, maklum saja orang tua saya tidak mampu menyekolahkan saya ketingkat yang lebih tinggi semisal SMA. Setelah saya putus sekolah, saya merantau ke kota impian yang namanya Jakarta, saya katakan kota impian karena ketika saya masih SMP banyak anak muda desa saya bercerita tentang indahnya hidup di kota Jakarta yang sangat mewah. Di Jakarta kita bisa mendapatkan apa saja yang kita butuhkan, bukan seperti keadaan di kampung yang hidup dengan kekurangan dan keprihatinan. Berkat cerita itu, dan semangat untuk hidup yang lebih baik lagi saya hijrah ke Jakarta, berbekal uang hasil tabungan saya ketika SMP saya akhirnya saya sampai di kota Jakarta. Sesampainya di Jakarta, hati saya mulai meragu, apa yang hendak saya lakukan di kota sebesar ini, apakah mungkin saya yang hanya berbekal ijazah SMP bisa menaklukkan kota sekejam Jakarta. Keraguan saya bertambah, ketika saya periksa tas bekal saya di bobol pencopet, persedian uang saya menipis, untung saja saya masih sempat memisahkan uang hasil celengan saya itu. Muter muter saya mencari tempat tinggal, niatnya untuk mencari kontrakan yang murah, beberapa kali juga harus pindah kontrakan karena saya tidak sanggup bayar kontrakan, pekerjaan apapun saya kerjakan asal bisa menyambung hidup untuk makan dan bayar kontrakan, dari pedagang asongan, pengamen kreta listrik ekonomi jurusan Jakarta-Bekasi, hingga menjadi loper koran di Stasiun Kota. Ternyata Jakarta tak seindah yang saya pikirkan dan bayangkan. “ Sesekali lelaki itu menyeka keringatnya yang mulai mengering ter lap handuk tangannya.
“Hampir 2 tahun saya terlunta lunta di kota Jakarta, saya pun sempat di gelandang satpol PP ketika saya tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Dalam hati ingin kembali kekampung halaman untuk merajut hidup sebagai petani, tapi saya sudah terlanjur berbohong kepada orang sekampung bahwa kehidupan saya di Jakarta sangat enak dan makmur, saat itu saya mudik ke kampung saya bergaya hidup ala metropolitan, saya malu bila terlihat miskin dimata orang kampung, yang mereka tahu saya hidup enak di Jakarta.  Kepura puraan kaya sayapun akhirnya ketahuan juga, waktu itu ketika saya menjadi pemulung sampah saya bertemu orang satu kampung, betapa malunya saya pada dia, sampai sampai saya tak berani lagi kembali kekampung akibat malu ini, mungkin sudah beberapa lebaran saya tidak mudik gara gara menanggung malu ini”. Ia terlihat sangat lelah, sesekali lelaki setengah baya itu ter enyuh, tatapan matanya kosong, entah dibuang kemana buah pikirnya.
“Dua tahun saya menjadi gelandangan, terlunta lunta dalam kejamnya kota Jakarta. Sesekali terbesit niat jahat dalam pikiran saya. Saya berpikir mencari jalan pintas untuk merampok atau mencuri, namun niat itu saya buang jauh jauh, biarlah saya miskin di dunia tapi tidak miskin di akhirat.” Kata kata itu terdengar sangat bijak di telingaku saat mendengar lelaki setengah baya itu bercerita.
“Setelah saya bertualang kesana kemari, akhirnya saya menemukan tambatan hati, wanita yang sekarang menjadi istri saya ibu dari anak saya. Ia mungkin wanita terbijak yang pernah saya temui, ketika semua memandang kebahagiaan dengan banyaknya materi tapi ia berbeda, ia menerima saya apa adanya, ia menerima saya beserta dengan kekurangan kekurangan saya. Ia pelipur hati dikala hati ini sedih dan lara, tempat saya mengadu ketika saya di selimuti keputus asaan. Telah banyak saya mengenal wanita tapi jujur kali ini saya katakan ia sangat berbeda, ia bijak di saat saya membutuhkan sentuhan bijaknya. Bersamanya saya memandang masa depan lebih optimis tidak pesimis seperti dulu, ia penyemangat ketika semangat saya turun dan mengendur. Namun kebahagiaan saya tidak berlangsung lama, setelah istri saya melahirkan anak saya yang pertama, saya mendadak terserang penyakit stroke, penyakit inilah yang membuat saya hampir putus asa dengan keadaan ini, untung saja saya masih mempunyai  istri yang sabar dan terus menyemangati saya untuk sembuh. Beberapa bulan ia merawat saya dengan penuh dengan kesabaran. Aktivitas berdagang saya berhenti total  semenjak terserang stroke, ketika saya terkena stroke hampir semua aktivitas saya lakukan ditempat tidur, makan, minum bahkan buang air besar saya lakukan ditempat tidur, namun istri saya dengan sabarnya merawat saya tanpa mengeluh sedikitpun. Kebutuhan kami sehari  hari semenjak saya tidak dapat dagang lagi ia penuhi dengan menjadi buruh cuci harian, sesekali ia juga membuat kue yang langsung ia dagangkan keliling gang gang sempit ibu kota.” Aku tahu Lelaki setengah baya itu berupaya tegar, namun air matanya tak tertahan lagi dan jatuh mengurai kesedihan hidupnya.
“Saya sangat beruntung mempunyai istri sesabar dia, beberapa kali terlintas dalam hati dan pikiran saya untuk mengakhiri hidup saya, bunuh diri. Saya berpikiran kalau saya sudah mati, saya saya berharap ia menemukan lelaki yang lebih dari saya, tidak menyengsarakan hidupnya seperti saya ini” Kembali air mata lelaki itu mengaliri kelopak matanya yang terlihat menua.
“Ini kali pertama saya dagang lagi setelah saya terkena stroke, saya paksakan untuk dagang karena istri dan anak saya yang masih kecil sedang sakit, tadi malam panas badan istri saya sangat tinggi, saya sangat khawatir, di katong tak satu rupiahpun saya kantongi uang, bahkan untuk membeli obat warung saja saya tidak mampu, melihat keadaan istri saya hati saya menjerit sedih tak terhingga, di tambah anak saya yang masih sangat kecil yang membutuhkan kasih sayang ibunya. Selepas subuh tadi saya nekad untuk berangkat keliling membawa dagangan, walau jalan saya masih tertatih tatih akibat penyakit stroke saya, saya berupaya untuk kuat dan tegar, walau sesekali saya merasakan nyeri yang tak terhingga di punggung dan kaki saya, saya tahan sekuat tenaga” Aku hampir menitikkan air mata mendengar kata kata lelaki setengah baya itu, begitu berliku dan sedihnya jalan hidupnya.
“Demi anak dan istri saya harus kuat melawan cobaan hidup ini, usaha saya hari ini mungkin tidak sebanding dengan pengorbanan istri saya yang selama ini dengan sabar merawat saya sewaktu saya sakit keras stroke. Mungkin ini yang bisa saya lakukan untuk istri dan anak saya, walau sampai sesore ini saya belum mendapatkan uang karena dagangan saya belum laku satu bantal pun tapi minimal saya sudah berusaha, mudah mudahan Allah mencatat  usaha saya ini.” Sambil memijit mijit kakinya yang mungkin pegal lelaki setengah baya itu terus bercerita tentang jalan hidupnya yang pahit.
Ku perhatikan lelaki itu hampir berputus asa, hal itu terlihat dari guratan guratan diwajahnya, di tambah tatapan matanya yang berbinar kosong. Mungkin ini perjalan yang berat dalam hidupnya , terserang sakit, istri dan anak sakit yang mengharuskan ia berjibaku dengan nasib dan sakit stroke nya. Lelaki yang sangat tegar, pandangan awal ku benar akan keniscayaannya, lelaki itu sakit seperti sakitnya pamanku dulu ketika ia masih hidup. Pamanku terserang stroke hingga mengharuskan dirinya kembali kepada sang Pencipta. Jalan hidup memang sangat berliku, kadang manis dan kadang pula pahit, kadang sedih terkadang juga gembira. Ketika kita di sudutkan dalam satu pilihan mau tidak mau kita harus menghadapinya. Pikiran ku menerawang perasaan lelaki setengah baya itu, kalau sudah sesore ini ia belum mendapat satu rupiahpun, mau dikasih apa anak istrinya yang sedang sakit itu. Ku buka amplop yang diberikan mahasiswa yang bimbingan tadi, dua lembar pecahan ratusan ribu ternyata isinya, lumayan banyak untuk sekali bimbingan proposal tadi siang, aku berpikir dan ingat bantal dirumah sudah pada bobol dan rusak jahitannya, aku putuskan untuk memilah milih bantal yang masih tersusun rapi di roda lelaki setengah baya itu, setelah lama memilih lalu aku putuskan membeli dua buah bantal dan dua buah guling, ku tanyakan harganya ternyata pas dengan isi amplop yang diberikan mahasiswa tadi, tanpa menawar aku langsung membalinya. Terlihat lelaki setengah baya itu tersenyum denganku, sambil menerima uang yang aku berikan, ia spontan saja memelukku sambil berkata terimakasih, aku tak bisa menahan haru ketika air mata lelaki setengah tua itu mengurai diantara pelupuk matanya, dengan eratnya ia memelukku sambil tak henti hentinya ia mengucapkan terimakasih kepadaku.
Tak terasa ban sepeda motor supraku telah selesai di tambal, saatnya untuk pulang, kulihat jam di tanyaku menunjukkan hampir setenga enam sore, ku ikat bantal yang habis ku beli di jok belakang, sambil mengucapkan salam kepada lelaki setengah tua itu, ku lajurkan sepeda motorku untuk hendak pulang ke Ujungharapan.

Kamis, 20 Oktober 2011

Kesedihan Hati Merpati

KESEDIHAN HATI MERPATI
Oleh : Muammar Khadafi

Sejak pohon cemara itu ditebang, ia pindah kepohon jampu depan rumahku. Disitu hari harinya ia habiskan dengan menyendiri, merenung, dan memandangi kawan kawannya yang masih bisa terbang.
Sebenarnya ia ingin terbang tinggi seperti teman temannya yang lain. Bermain, terbang tinggi, melayang layang dengan gembira. Tapi apa daya, sayapnya yang patah membuat ia tidak bisa terbang kembali. Ia terjatuh saat ia terbang, dikarenakan saat itu ia terbang dan menabrak dahan pohon yang kering. Darahnya mengalir, pembuluh daranya pecah akibat benturan keras itu. Syukur Tuhan masih menyayanginya, ia masih dapat bangkit dan mencapai pohon yang tinggi meskipun dengan tertatih tatih.
Pertama kali aku melihat burung itu disuatu sore pada saat aku sedang menyapu halaman rumahku. Ketika itu aku berpikiran burung itu sedang istirahat, belum berpikir bahwa burung itu sedang sakit. Baru pada kali ketiga aku tertarik untuk mengamatinya. Pada saat itu ia sudah ada dipohon jambu depan rumahku. Dengan bahasa batin ku coba menerka nerka mengapa sampai tiga kali aku melihat burung itu. Burung itu juga selalu merunduk seperti orang yang sedang menghadapi kesusahan hidup. Ketika ku hampiri ia hanya meneteskan air mata, mulailah aku faham penderitaan apa yang sedang ditanggungnya.
Terasa sekali ia telah banyak kehilangan harapan dalam hidupnya. Ketika ia masih sehat dulu ia bisa terbang menembus cakrawala bersama teman temannya. Ia bisa mengunjungi tempat tempat yang jauh meskipun harus pulang larut malam. Disana ia menyaksikan dunia baru, dunia angkasa yang luas tanpa batas. Kini ia kehilangan kesempatan itu, kesempatan yang membuatnya percaya diri akan masa depanya.
Ia juga kehilangan kekasih yang di cintainya. Kekasihnya kini telah mendua, pergi bersama pasangan barunya yang juga mencinyainya. Meskipun kekasihnya telah berjanji untuk saling setia dikala suka maupun duka, tapi perasaan hati tidak bisa dibohongi. Apa lagi ia sudah tidak memiliki apa apa lagi, ia tidak bisa terbang, ia tidak bisa lagi bebas mengelilingi angkasa menemani kekasih hatinya.
Sekarang ia hanya bisa menunggu, berharap kekasihnya datang dan sudi untuk mengunjunginya, mengobati rasa sakitnya. Ia tidak bisa berbuat banyak walau kekasihnya hinggap begitu dekat. Ia tidak mempunyai kekuasaan untuk mengalihkan perhatiannya, didekati ia lari, dijauhi ia menambah berat sakit hati.
Kekasihnya memang tidak bisa disalahkan. Dirinyalah yang pantas untuk disalahkan jika kekasihnya mendua. Ketika dulu kekasinya menggantungkan harapan kepadanya, tiba tiba ia menjauh. Disaat itulah kekasihnya yang kesepian tidak bisa menolak ketika ada merpati lain menawakan cintanya.
Saat kembali segalanya telah jadi lain. Kekasihnya ternyata tidak sedang main main, ia sungguh sungguh menerima cinta merpati ketiga. Bahkan sang merpati ketiga itu telah jadi pengawal setianya, kemanapun ia pergi, ia selalu berada dibawah bayang bayangnya, jika tidak hadir sebagi sosok yang nyata, ia hadir dalam batin hatinya.
Timbul kekecewaan mengapa ini harus terjadi? Timbul penyesalan mengapa dulu ia nyatakan cinta? Dalam penyeselannya ia berandai andai, andai ia dulu tidak meninggalkannya, andai dulu ia menyatakan cinta, kekasihnya pasti tidak meninggalkan dirinya. Baiklah, itu sudah terlanjur terjadi, sekarang, andai waktu itu ia mengucapkan aku sangat cinta padamu, mungkin kekasihnya akan setia menunggu sampai ia benar benar punya waktu luang dan tidak sibuk. Itupun sudah terlanjur dan tidak mungkin kesempatan itu bisa kembali lagi. Sekarang, andai saja ia kembali kepada kekasihnya satu menit sebelum merpati ketiga itu datang, tentu kekasihnya masih miliknya, atau, andai saja ia datang meskipun kekasihnya sedang berbincang bincang dengan merpati ketiga pada pertemuan pertama kalinya, ceritanya tidak akan sepahit ini.
Ia sungguh sungguh menyesal kanapa waktu itu ia terlalu memikirkan pekerjaan dan kesibukan, kenapa pada waktu itu ia tidak meluangkan waktu untuk kekasihnya meskipun dalam keadaan tertekan oleh tugas tugasnya.
Penyesalan yang tidak lagi berguna, dan sekarang tiba tiba saja ia merasa bersalah dan berdosa. Gara gara ditinggalkan, kekasihnya jadi sembrono dan memuaskan kekecewaannya. Banyak pantangan pantangan yang tidak smedrinya terjadi kini dilanggar. Tidak puas dengan hanya itu, kekasihnya melanglang buana, terbang kemana ia suka, sesuatu yang membuatnya semakin jauh dalam mengikuti kata hatinya. Ia menakutkan hal itu terjadi pada diri kekasihnya, ia takut kekasihnya lupa diri dan terjerembab di lembah comoohan dan kenistaan. Ia takut kepada Tuhan, karena kekasihnya begitu lantaran dirinya. Perbuatan yang menyebabkan orang lain menyimpang adalah dosa. Dosa itu akan terus ditimpakan pada dirinya selama kekasih yang dicintai belum juga berubah.
Kini perasaan bersalah itu bertambah. Betapa beratnya ia harus menaggung dosa jika kekasihnya tidak kembali kehidupannya seperti sedia kala. Kehidupan yang dicita citakan oleh sang bunda ketika ia lahir kedunia, kehidupan yang membuatnya terjaga disaat adzan berkumandang di telinganya, kehiduppan yang tidak hingar bingar dan membahayakan imannya, kehidupan yang membuatnya iri dan cemburu dengan kebajikan, bukan keburukan.
Dalam hari hari ia terus menyendiri, hampir saja ia bunuh diri karena beratnya beban perasaanny. Langit yang terbuka tampak tertutup dan mencekam, dunia yang luas menjadi begitu sempit, dan dihadapannya ia seperti melihat gumpalan gumpalan awan hitam yang siap menggilas dirinya. Semakin lama gumpalan gumpalan itu semakin membesar dan terus mendekat, dan dalam ketidak berdayaannya untuk menghindar ia hanya bisa menangis tersedu sedu. Tuhan, inilah ujian terberat Mu, atau ini baru sebagian kecil dari azab yang Kau timpakan kepadaku? Demikian rintihan merpati yang kesepian itu.
Ketiaka menyebut kata Tuhan, tiba tiba seperti ada setitik cahaya yang memberikan harapan, cahaya yang membesarkan hatinya untuk bertahan dalam memperjuangkan kebaikan. Dia ingat sekarang, meskipun kekasihnya mendua, tetapi masih mau mendengarkan nasehatnya. Ia akan terus menasehatinya, membimbingnya, dan membuatnya mengerti akan arti kehidupan yang sesungguhnya. Karena itu pula ia berat meninggalkannya. Bahkan, walaupun cinta yang diberikan oleh kekasihnya hanya separuh karena terpilah dua, dan walaupun berada dalam posisi sulit karena kebuntuan komunikasi, cinta yang sekarang diberikan kepada kekasihnya utuh dan sempurna, melibihi cinta yang sebelumnya.
Setangkup doa kemudian ia panjatkan. Tuhan, kutahu hidayah itu hanya milik Mu, kutahu hanya Engkau yang mampu merubah keburukan menjadi kebaikan, kutahu hanya Engkau yang mampu menghanguskan semua yang hidup ini menjadi abu. Berilah dia hidayah demi keselamatanku, jangan biarkan aku menghuni neraka Mu karena dia melupakan Mu. Tuhan, semoga Engkau menjawab doaku sebelum aku meng hadap Mu.
Dengan perasaan sayang dan iba kemudian kuseka air matanya yang menutup pandangan nya. Ia tidak boleh menagis.

Hypnoteaching

Hypnoteaching

Hypnoteaching itu apa sich?
Sederhananya hypnoteaching itu suatu upaya menurunkan frequensi gelombang otak sehingga peserta didik menjadi relaks dan lebih sugestif dalam menangkap nilai-nilai positif dari sebuah proses pengajaran.
Kita mulai dulu dari masalah gelombang otak, OK! Ada empat jenis gelombang otak:pertama, Beta (12 - 38 Hz). Pada kondisi beta seseorang berada dalam kesadaran penuh dengan pikiran sadar yang sangat dominan sehingga dia mampu mengerjakan beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan seperti mengendarai mobil sampil bernyanyi dan mendengarkan musik. Kedua, Alpha (8 - 12Hz) Pada kondisi alpha seseorang fokus hanya melakukan satu kegiatan persis seperti orang berdoa, atau meditasi. Ketiga, Teta (4 - 8 Hz) Pada kondisi Beta seseorang dalam kondisi tidur dan bermimpi. Terakhir, Delta (0,5 - 4 Hz). Pada kondisi delta ini seseorang berada dalam kondisi tidur yang sangat pulas tanpa mimpi.
Terus hipnosis itu sebenarnya apa, ya? Hypnosis itu sebuah upaya bagaimana caranya bikin orang relaks dan santai atau nyamam sehingga gelombang otaknya menjadi turun dari Beta ke Alpha dan Teta. Kok repot-repot menurunkan gelombang otak, gunanya apa, sich? Oh, gunanya..begini, orang kalau berada dalam kondisi Alpha dan Teta lebih cepat menangkap informasi dan langsung tanpa hambatan disimpan dalam pikiran bawah sadar yang kekuatannya 80% berbanding 20% dengan pikiran sadar. Informasi yang tersimpan tadi selanjutnya dapat menjadi bentuk prilaku. kalau informasinya negatif prilakunya negatif demikian juga sebaliknya.
Ok, sekarang menjadi lebih jelas...dan hubungannya dengan mengajar gimana, ya? Pendeknya bagaimana seorang guru mengunakan bahasa-bahasa yang dapat membuat rilaks dan nyaman si peserta didik. Berarti ini menyakut ketrampilan berbicara dong...Yuuuuuuup 100% benar. Intonasinya diatur, maknanya persuasif penuh bujukan, kualitas vokalnya, pilihan katanya dll. Ketika si peserta didik berada pada gelombang otak alpha, saat itu si guru memasukkan affirmasi positif atau sugesti positif kepada pikiran bawah sadar si peserta didik.
Affirmasi itu apa sich..? Oh ya, affirmasi itu ucapan-ucapan positif untuk mengantikan nilai-nilai negatif dalam pikiran bawah sadar. Ada beberapa pantangan dalam membuat affirmasi: misalnya tidak boleh mengunakan kata "akan", dan kata-kata bermakna negatif seperti "tidak", "jangan" dll.
Ada cara selain hypnosis nggak? Ya ada lah, pertama bisa melalui upaya mengulang-ulang berkali-kali, kedua, tradisi keluarga dan lingkungan yang kuat, ketiga, ucapan dari tokoh yang penuh otoritasnya terhadap seseorang, keempat, emosi yang begitu dalam berbekasnya. Yang mana yang paling efektif dan efisien? Jawabannya ya melalui Hypnosis
Selamat datang kembali. Ketika Anda bersedia membaca artikel ini, membuktikan bahwa Anda adalah seorang guru atau pendidik yang memiliki dedikasi yang tinggi pada profesi Anda. Anda adalah seorang profesional yang memiliki visi mencerdaskan anak didik Anda. Lebih dari sekedar mencari status kepegawaian atau sertifikasi. Salut untuk Anda. Bravooooo……..
Berikut ini saya akan berbagi cerita tentang cara menyajikan materi pelajaran dengan sebuah teknik yang diistilahkan dengan “hypnoteaching”. Yaitu menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar. Sehingga perhatian siswa akan tersedot secara penuh pada materi Anda. Sama persis seperti ketika Anda yang laki-laki, ketika mengendara kendaraan di jalan. Kemudian tiba-tiba ada sorang cewek secantik Luna Maya menyebrang jalan dengan pakaian yang menempel lekat pada seluruh bagian lekuk tubuhnya. Sehingga tanpa Anda sadari perhatian Anda selama sekian detik akan tertuju pada cewek cantik tersebut. Betulkah demikian ? Bisa Anda bayangkan bila cewek cantik tersebut menghampiri Anda dan mengajak Anda berbincang. Seberapa kuat Anda berpaling dari cewek cantik tersebut ??
Atau serupa dengan Anda yang perempuan, ketika berjalan di sebuah shopping center kemudian melihat baju yang begitu anggun sedang terpajang di etalase sebuah toko pakaian. Atau sebuah papan pengumuman besar yang digantung di depan pintu toko, dengan tulisan Big Sale 75% Off. Berapa detik perhatian Anda secara spontan tersedot pada pajangan tersebut ? Bayangkan lebih lagi jika ada pramuniaganya yang ramah menyapa Anda dan berkata “silahkan ibu / mbak. Silahkan pilih yang ibu / mbak suka. Setiap pembelian 3 buah barang akan mendapat bonus voucher belanja senilai Rp 100rb”. Pertanyaan saya, Seberapa kuat Anda berpaling dari hal tersebut ?
Hal-hal yang sangat menarik bukan ? Ya itulah yang terjadi ketika sebuah pesan disampaikan melalui bahasa bawah sadar. Sehingga Anda akan memperhatikan dan enggan untuk berpaling. Anda merasa sangat senang dan bahagia ketika itu. Meski sebelumnya Anda tidak memiliki rencana untuk “memelototi” cewek cantik atau membeli baju.
Hal itulah yang bisa juga Anda lakukan pada anak didik Anda. Yaitu membuat mereka memberikan perhatian yang tinggi pada pelajaran Anda, bersemangat dan bahagia ketika mengikuti sesi pelajaran Anda. Bukan seperti kebanyakan yang sering terjadi. Mengikuti sesi pelajaran karena terpaksa dan tertekan.
Untuk melakukan hypnoteaching, hanya diperlukan langkah-langkah sederhana namun jitu. Seperti jurus bela diri tai chi yang lemah gemulai namun sangat power full untuk menghajar lawan.
Untuk menjadi ahli dalam hypnoteaching, diperlukan latihan yang wajib dilakukan sesering mungkin ketika menyajikan sesi pelajaran. Dengan menerapkan langkah-langkah dasar yang akan saya ceritakan berikutnya, Anda akan bisa setara dengan para trainer atau motivator top Indonesia, bahkan dunia. Seperti Anda ketahui, para motivator dan trainer SDM, selalu bisa membuat audience-nya antusias selama mengikuti sesinya. Disamping dapat memberikan stimulasi-stimulasi pencerahan, yang dapat menjadi bekal berharga pasca mengikuti sesi. Selain pula, …………….ssssssssssttttt…………..tarifnya muahaaaal.
Apakah Anda bersedia untuk meng-upgrade diri Anda menjadi semakin luar biasa seperti itu ???

Berikut ini adalah langkah-langkah dasar yang wajib dilakukan agar dapat menguasai jurus menjadi guru yang setara dengan motivator dunia. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Niat dan motivasi dalam diri Anda.
Kesuksesan seseorang tergantung pada niat seseorang untuk bersusah payah dan bekerja cerdas untuk mencapai kesuksesan tersebut. Niat yang besar akan memunculkan motivasi yang tinggi, serta komitmen untuk concern dan survive pada bidang yang Anda tekuni. Sehebat apapun metode yang saya ceritakan, sesukses apapun orang-orang yang telah melaksanakan teknik ini, tanpa niat yang besar dari Anda, maka Anda hanya menjadi Anda yang sekarang. Tidak bertambah dan berkembang kualitasnya. Sebaliknya, jika Anda memiliki niat yang besar untuk mempelajari dan melatih hypnoteaching, maka Anda akan membuktikan sendiri betapa dahsyatnya metode ini.
Saran saya, lakukan saja sesuatu yang Anda yakin akan dapat mengembangkan kualitas diri Anda. Termasuk hypnoteaching. Abaikan suara-suara dan perasaan-perasaan yang menghambat untuk maju.

2. Pacing.
Langkah kedua ini adalah langkah yang sangat penting. Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain, atau siswa Anda.
Prinsip dasar disini adalah “manusia cenderung, atau lebih suka berkumpul / berinteraksi dengan sejenisnya / memiliki banyak kesamaan”. Mengertikah Anda tentang maksud saya ini ?
Misalnya Anda menghadiri sebuah pertemuan seluruh warga di tempat tinggal Anda. Dimana terdapat beberapa strata usia, diantaranya bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, anak-anak. Misalnya mereka datang dari berbagai penjuru secara acak, dan kemudian dipersilahkan dengan bebas untuk memilih tempat duduk. Kira-kira apakah bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak duduk secara membaur dan acak ? Atau mereka cenderung berkumpul sesuai usianya ? Bapak-bapak memilih untuk ngobrol dengan sesame bapak-bapak. Sedang ibu-ibu juga memilih melakukan hal yang sama. Remaja dan anak-anak pun akhirnya sibuk bercanda dengan sesamanya. Benar demikian ?
Belum lagi para penggemar sepak bola akan ngobrol seru dengan sesama penggemar sepak bola. Penggemar gossip pun akan berkumpul dengan orang-orang yang sama-sama suka gossip.

Secara alami dan naluriah, setiap orang pasti akan merasa nyaman dan senang untuk berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengannya. Seperti misalnya Anda yang berprofesi sebagai guru / pendidik. Jika Anda boleh memilih, pasti Anda lebih nyaman berkumpul dan ngobrol bersama sesama guru / pendidik meski dari usia yang berbeda-beda, daripada Anda berkumpul dengan para anggota DPR atau pengusaha pabrik yang kaya raya, atau mungkin para gembel. Jika Anda merasa nyaman berkumpul dengan orang pada golongan tertentu, hal tersebut berarti Anda memiliki banyak kesamaan dengan orang-orang dalam golongan tersebut. Coba anda renungkan………

Kesamaan-kesamaan diantara beberapa orang, akan memancarkan gelombang otak yang sama. Sehingga orang-orang dalam golongan itu akan merasa nyaman berada di dalamnya. Dengan kenyamanan yang bersumber dari kesamaan gelombang otak ini, maka setiap pesan yang disampaikan dari orang satu pada orang-orang yang lain akan dapat diterima dan dipahami dengan sangat baik.
Sama dengan siswa-siswa kita. Jika mereka membenci sesi pengajaran Anda, berarti gelombang otak Anda belum setara dengan mereka. Anda dan para siswa Anda belum “click”. Meskipun usia Anda jauh lebih tua daripada siswa Anda, namun gelombang otak dapat disetarakan dengan melakukan atau seakan-akan melakukan dan berfikir seperti siswa Anda.
Dalam hal ini, Anda wajib mengalah terlebih dahulu. Dalam arti Andalah yang harus menyesuaikan gelombang otak Anda pada siswa Anda. Bukan sebaliknya siswa Anda yang menyesuaikan gelombang otak Anda.

Cara-cara melakukan pacing pada siswa Anda :
• Bayangkan Anda adalah seusia siswa-siswa Anda. Disamping juga melakukan aktivitas dan merasakan hal-hal yang dialami siswa-siswa Anda pada masa SEKARANG. Bukan pada saat Anda masih sekolah dulu.
• Gunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa yang sering digunakan oleh siswa-siswa Anda. Kalau perlu gunakan bahasa gaul yang sedang trend di kalangan siswa-siswa Anda.
• Lakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan Anda.
• Sangkutkan tema pelajaran Anda dengan tema-tema yang sedang trend di kalangan siswa-siswa Anda.
• Selalu update pengetahuan Anda tentang tema, bahasa hingga gossip terbaru yang sedang trend di kalangan siswa Anda.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, maka tanpa sadar gelombang pikiran Anda telah sama dengan para siswa. Akibatnya adalah siswa-siswa Anda merasa nyaman untuk bertemu dengan Anda.
Jika hal ini telah terjadi, maka bersiaplah untuk melakukan langkah berikutnya.

3. Leading.
Leading berarti memimpin atau mengarahkan setelah proses pacing Anda lakukan. Jika Anda melakukan leading tanpa didahului dengan pacing, hal itu sama saja dengan memberikan perintah pada siswa Anda dengan resiko siswa Anda melakukannya dengan terpaksa dan tertekan. Hal ini akan berakibat pada penolakan siswa Anda pada diri Anda. Atau lebih kongkritnya adalah siswa Anda akan lebih senang dan gembira ketika Anda menderita sakit sehingga tidak dapat mengajar pada jam Anda. Maukah Anda menjadi guru yang demikian ?? Saya yakin Anda ingin sebaliknya.
Setelah Anda melakukan pacing, maka siswa Anda akan merasa nyaman dengan Anda. Pada saat itulah hampir setiap apapun yang Anda ucapkan atau tugaskan pada siswa Anda, maka siswa Anda akan melakukannya dengan suka rela dan bahagia.
Anda bagaikan kekasih bagi siswa Anda (bukan berarti melibatkan romantisme). Dalam arti, siswa Anda akan selalu menantikan sesi pelajaran Anda. Sesulit apapun materi Anda, maka pikiran bawah sadar siswa Anda akan menangkap materi pelajaran Anda adalah hal yang mudah. Jika siswa Anda yakin bahwa pelajaran Anda adalah mudah, maka sesulit apapun soal ujian yang diujikan, akan ikut menjadi mudah, dan siswa Anda akan dapat meraih prestasi belajar yang gemilang. Menakjubkan bukan ?

4. Gunakan kata positif.
Langkah berikutnya adalah langkah pendukung dalam melakukan pacing dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata negative. Contohnya adalah sebagai berikut, perhatikan kalimat saya berikut ini :
“Bapak – ibu guru sekalian. Saya minta Anda untuk jangan pernah sekali-kali membayangkan kelinci memakai topi. Saya ulangi lagi bahwa Anda tidak diperkenankan sama sekali untuk membayangkan kelinci memakai topi. Karena Anda saat ini benar-benar dilarang keras untuk membayangkan kelinci memakai topi. Sekali lagi saya ingatkan jangan pernah mencoba untuk membayangkan kelinci memakai topi”.
Apa yang terjadi ? Apakah Anda malah sempat membayangkan kelinci yang memakai topi ? Padahal saya telah bilang jangan pernah, tidak diperkenankan, dilarang keras, dan jangan pernah mencoba. Namun yang terjadi adalah Anda semakin membayangkan.
Jika Anda ingin lebih membuktikan hal ini, bacakan kalimat tersebut pada rekan kerja Anda, atau pada siswa Anda. Saya yakin akan banyak sekali yang tertawa terbahak-bahak, karena terbayang betapa lucunya kelinci memakai topi.

Itulah yang terjadi pada pikiran bawah sadar manusia, yaitu tidak menerima kata negative. Jika ada kata negative, maka yang diterima adalah kata dibelakang kata negative tersebut. Sedangkan kata negative-nya diabaikan. Misalnya kalimat “jangan ramai”, maka yang ditangkap adalah “ramai”. Maka yang terjadi siswa Anda malah ramai.
Anda bisa lakukan percobaan kecil pada anak yang berusia dibawah 5 tahun. Karena pada usia ini pikiran sadarnya belum terbentuk sempurna. Sehingga masih didominasi oleh pikiran bawah sadar. Ketika anak usia dibawah 5 tahun menangis, coba katakan “jangan nangis”, maka yang terjadi adalah ia menangis semakin keras.
Dalam hal ini, sebaiknya cari padanan kata yang positif. Misalnya “jangan ramai” diganti “tenang” atau “diam”.
Saya yakin Anda, sebagai guru pasti lebih kreatif dalam memilih padanan kata daripada saya.

5. Berikan pujian.
Pujian merupakan reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang. Maka berikanlah pujian dengan tulus pada siswa Anda. Khususnya ketika ia berhasil melakukan atau mencapai prestasi. Sekecil apapun bentuk prestasinya, tetap berikan pujian. Termasuk ketika ia berhasil melakukan perubahan positif pada dirinya sendiri, meski mungkin masih berada di bawah standart teman-temannya, tetaplah berikan pujian. Dengan pujian, seseorang akan terdorong untuk melakukan yang lebih dari sebelumnya.

Dalam memberikan pujian, hindari pula kata penghubung negative. Misalnya : tapi, namun, cuma saja, dan lain sebagainya. Karena penggunaan kata-kata tersebut akan membuat pujian Anda sia-sia dan terkesan mengolok-olok.
Contohnya kalimat seperti ini :
“Adi, kamu itu anak yang pandai, ibu / bapak seneng sekali punya murid seperti kamu. Tapi sayangnya kamu kurang memperhatikan kerapian pakaianmu”.
Bayangkan jika anda sendiri dipuji orang dengan kalimat seperti itu. Pernahkah Anda dipuji dengan kalimat seperti itu ? Saya yakin pernah. Coba Anda ingat dan rasakan kembali pada saat anda dipuji dengan kalimat seperti itu. Dapatkah Anda rasakan seakan-akan Anda merasa bangga ketika awal kalimat itu diucapkan. Dan kemudian seakan-akan ada perisai besar dan tebal menyelimuti diri Anda, ketika kata “tapi” diucapkan ? Coba bayangkan kembali.
Jika pujian digabungkan dengan kritik atau saran, maka yang lebih tertangkap adalah bentuk penyerangan pada harga diri orang yang di puji. Bukannya meningkatkan harga diri, malah menjatuhkan. Memang ini adalah hal yang sepele dan sering terjadi. Namun efeknya sangat besar dalam system psikologis seseorang.

Cara untuk menghindari kata penghubung negative adalah dengan menghilangkan kata penghubung tersebut. Misalnya “Kamu sebetulnya adalah siswa yang pandai, sangat membanggakan. Akan lebih membanggakan lagi kalau kamu lebih memperhatikan kerapian penampilanmu”. Dengan demikian perisai pelindung harga diri belum sempat keluar, namun sudah keburu pesan perbaikan (kritik) masuk dalam program bawah sadarnya.

6. Modeling.
Modeling adalah proses memberi tauladan melalui ucapan dan perilaku yang konsisten. Hal ini sangat perlu dan menjadi salah satu kunci hypnoteaching. Setelah siswa menjadi nyaman dengan Anda, kemudian dapat Anda arahkan sesuai yang Anda inginkan, dengan modal kalimat-kalimat positif. Maka perlu pula kepercayaan (trust) siswa pada Anda dimantapkan dengan perilaku Anda yang konsisten dengan ucapan dan ajaran Anda. Sehingga Anda selalu menjadi figure yang dipercaya.

Sangat mudah bukan. Metode ini sangat dahsyat jika Anda terapkan pada siswa Anda. Atau jika Anda berkenan, Anda juga dapat menerapkannya pada rekan kerja Anda, istri/suami Anda, putra-putri Anda, orang tua Anda, tetangga Anda.
Sekali lagi saya ingatkan, bahwa metode ini sangat dahsyat mempengaruhi pikiran lawan bicara Anda. Terlebih jika Anda selalu melatihnya setiap saat. Namun jika artikel ini hanya Anda maknai hanya sebagai pengetahuan, maka Anda akan mendapatkan sebuah wacana yang luar biasa.
Akhirnya, saya mengucapkan selamat mencoba metode terdahsyat masa ini. Metode yang dapat membuat siswa Anda menjadi senang bersekolah, dan menjadi insan cerdas yang luar biasa.
Salam Sukses Dari Saya……..

Dimensi Kepribadian Puasa

Dimensi Kepribadian Puasa
Oleh: Muammar Khadafi[*]

Kata Puasa meruapakan kata serapan dari kata shaim yang berarti  menahan, hal ini senada dengan makna etimologi kata puasa itu sendiri yaitu al Imsak yang berarti menahan. Kata menahan ini dapat diartikan dan didefinisikan menahan diri dari yang bersifat materi (makan, minum, dan lainnya) dan non materi (seperti Menahan marah dan hubungan seksual). Dengan kata lain puasa dibagi menjadi dua dimensi. Pertama puasa fisik, puasa ini berorientasi menahan lapar, haus, dan godaan yang bersifat materi. Kedua, puasa psikis, taitu puasa menahan hawa nafsu dan segala perbuatan negative seperti marah (ghadab), sombong (takabbur) dan sebagainya.
Secara histori puasa tidak hanya perilaku umat Nabi Muhammad saja, tetapi perilaku umat umat terdahulu juga (sebelum umat Nabi Muhammad), hal ini dijelaskan pada surat al Baqarah ayat 183:
“Hai orang orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas umat umat sebelum kamu supaya kalian bertaqwa”
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsier diterangkan, makna ayat ini  memanggil siapa saja yang beriman kepada Allah untuk mereka berpuasa, yakni menahan dari makan minum dan bersetubuh dengan niat tulus ikhlas kepada Allah swt. Dalam keterangn ini juga bahwa kewajiban berpuasa ini telah diwajibkan sebagaimana umat umat terdahulu agar manusia mencapai pengertian taqwa yang sesungguhnya. Masih dalam tafsir Ibn Katsier diterangkan bahwa puasa itu pada mulanya diwajibkan sebagaimana umat umat terdahulu pada tiap bulan sebanyak tiga hari ( satu bulan tiga hari puasa) pada jaman Nabi Nuh As. Sehingga dimasukhkan/diganti oleh Allah dengan puasa ramadhan. Hasan al Basri ulama Islam pun senada dengan tang dikemukakan diatas bahwa, “ Sesungguhnya telah diwajibkan berpuasa atas tiap umat sebelum kami, sebagaimana atas kamu sebulan cukup dan beberapa hari”
Terlepasa dari sejarah diatas, puasa merupakan zakatnya fisik, agar fisik manusia terbebas dari segala tuntutan. Sabda Nabi saw, yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dai Abu Hurairah disebutkan:
“setiap sesuatu ada zakatnya dan zakatnya jasad adalah puasa”
Seperti halnya mesin yang digunakan setiap hari, ia akan menagalami kerusakan karena digunakan terus menerus, begitu pula dengan tubuh kita yang perlu diistirahakan sejenak dalam memproses kinerja tubuh. Satu bulan inilah yang dinamakan istirahat tubuh setelah bekerja sebelas bulan penuh.
Hal yang tidak kalah pentingnya dari esensi puasa ialah puasa sebagai perisai agar kita tidak melakukan dosa. Seperti hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim dan Abu Hurairah :
“Puasa merupakan perisai maka jangan berbuat dosa (bersetubuh) dan jangan melakukan perbuatan bodoh. Apabila ada seseorang yang memusuhi atau memaki maka katakanlah ‘aku sedang puasa’ sebanyak tiga kali”.
Selain sebagai perisai, yang terpenting dari puasa ialah makna spiritual dari puasa itu sendiri. Banyak sekali orang yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan apa apa dari puasa yang ia jalankan. Puasa dianggap hanya menahan makan dan minum dari terbit matahari sampai terbenamnya, mereka melupakan substansi dari puasa. Mereka puasa tetapi tetap memakan bangkai saudaranya sendiri (menggunjing diibaratkan dalam Islam memakan bangkai saudaranya sendiri). Mereka puasa tetapi masih marah dengan saudaranya sesame muslim. Mereka puasa tetapi masih berkata dusta dan bohong kepada janji janjinya.
Seperti sabda Nabi saw :
“Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa apa dari puasanya melainkan mendapatkan dahaga, dan banyak pula orang yang shalat (diwaktu malam) yang tidak memperolah apa apa dari shalatnya itu kecuali rasa kantuk (H.R. Darimi dari Abu Hurairah).
Hadits diatas menjadi renungan dan bahan muhasabah bagi kita apakah kita sudah benar benar beriman kepada Allah dengan cara puasa dan shalat dengan sungguh sungguh melaui syariat yang benar. Dan apabila kita sudah menjalankan puasa dengan sebenar benar puasa maka kita akan mereguk manisnya buah puasa itu sendiri, yaitu buah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dalam menifestasi kepribadian shaim (puasa) indikator tersebut dapat kita lihat:
Pertama, orang yang benar benar puasa dengan sebenar benanta puasa akan membentuk kepribadian penyabar, tabah dan tahan uji dalam mengendalikan dirinya dari segala godaan dan hawa nafsunya. Seperti hadist Nabi saw yang diriwayatkan Ibn Majah dan Abu Hurairah:
“Puasa itu sebagian dari kesabaran”
Kedua, puasa membentuk karakter ‘ayd (orang yang kembali kedalam kefitrahan/kesucian) kenapa dikatakan ‘ayd karena setelah menempuh jalan puasa yang penuh ketulusan dan keikhlasan dan ia akan mencapai kemenangan yang fitri/suci dosa (kembali fitri).
Ketiga, puasa sebagai pembentukan jasmani agar menjadi manusia yang sehat (puasalah agar kalian sehat.  


Daftar Pustaka

Katsier, Ibnu. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibn Katsier. Surabaya: PT Bina Ilmu
Muthahati, Murtadha. 2002. Pelajaran Pelajaran Penting Dari Al Quran. Jakarta: PT Lentera Basriutama
Mujib, Abdul. 2003. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Syaltut, mahmud. 1999. Islam Akidah dan Syari’ah. Jakarta: Pustaka Amani Jakarta




[*] Mahasiswa tingkat Akhir jurusan Pendidikan Agama Islam UNISMA


Spiritualitas Ramadhan

Spritualitas Ramadhan
Oleh:
Muammar Khadafi

Ramadhan ini rasanya ramadhan terberat dalam hidupku, ingin rasanya aku tidak mengeluarkan  kata pengeluhan ini, tapi sudah beberapa tahun ini penyakit ini menggerogoti isi raga ini. Setelah pernikahan temanku dibangku sekolah dulu aku mulai tau hal ikhwal dan gejala penyakit ini. Sudah beberapa tahun itu pula aku mencoba melupakan penyakit ini. Mulai ramadhan ini ku isi dengan kebahagian bersuka cita bersama keluarga dan kepada keponakanku yang lucu lucu. Hari ke 21 ragaku rntuh , kondisiku melemah, penglihatanku kabur jalanku menjadi tertatih, tubuhku gemetar tidak karuan. Mungkin di ramadhan yang mulia ini Allah sedang menguji aku. Rasa rasanya baru kemarin aku melantunkan ayat suci alquran hingga mataku belum terpejam hingga ibuku membangunkan aku untuk bersantap saur. Rasanya baru kemarin aku bersyujud dikeheningan malam atas nama kecintaanku padaMu yaa Alah. Tapi kini kenapa kondisi ini Engkau tebalikkan 180’. Kau baringkan aku, kau kaparkan aku dan ditemani oleh obat obat penahan rasa sakit ini. Rasanya baru kemarin aku mendapatkan kabar wanita itu terkapar sakit tidak berdaya disana, dan sekarang giliran aku yang terkapar dikamar yang senyap ini.
Tiba tiba suhu panasku naik sangat tinggi, kepalaku rasanya berputar putar hingga aku tak sanggaup dimakan waktu, semua terasa senyap, gelap, mungkinkah aku sudah mati?. Entahlah , mungkin penyakit ini sudah memisahkan ragaku daru ruku. Apakah ini yang dikatakan Azzauzani dalam kitab ruhnya. Mungkin ini akhir dari kehidupanku dan awal dari kematianku. Aku bahkan belum mengucap salam perpisahan untuk ibuku tercinta yang dengan rahmat Allah memberikan kasih sayangnya kepadaku, aku bahkan belum mencium kedua telapak tangannya  tanda kesurgaanku disana. Aku belum memeluk erat tubuh beliau yang renta yang hamper habis dimakan jaman.
Jiwaku diawang awang diantara hamparan langit yang luas, ini hanya baru dugaanku saja langit karena begitulah aku mentapsirkan gambaran itu, warnanya biru, teduh menyelimuti disekitarku, rasa rasanya aku masih melayang layangdiantara langit langit itu. Hatiku begitu takut, tubuhku gemetar dimakan cahaya itu, cahaya itu semakin mendekat, semakin mendekatiku dan membakarku hingga lebur. Kejadian itu berulang ulang aku alami hingga aku mengerang kesakitan. Atas nama Allah aku mohon ampun, kata itu keluar dari mulutku, yaa Allah kasihanilah aku, kasihanilah aku, kasihanilah hambamu yang penuh dosa ini tapi cahaya itu masih membakar jiwaku, aku kesakitan tiada tara, cahaya ini lebih panah dari api dunia yang pernah membakar kulitku sewaktu aku kecil, lebih sakit lebih perih lebih dari segalanya.
 Ratusan kali bahkan ribuan kali cahaya itu mebakar jiwaku, sudah tak terhitung rasanya aku menangir mengerang kesakitan yang sangat tak terhingga, aku dihancurkan aku dijadikan aku dihancurkan aku dijadikan dan begitu seterusnya berulang ulang.
Tiba tiba cahaya itu berhenti membakarku, tiba tiba pula dating seorang lelaki tua renta memberikan salam kepadaku seraya membawakan aku beberapa teguk air minum hingga air minum itu membasahi tenggorokanku. Sekujur tubuhku rasanya sejuk lebih sejuk embun dipagi hari, airnya manis lebih manis madu dan gula yang selama ini aku rasakan, dan airnya haru lebih harum dari wewangingat yang pernah aku cium baunya. Orang tua itu tersenyum padaku. Kata kata orang tua itu lembut lagi arif dan bijaksana, wajanya cerah walau raut tunya masih terlihat, sesekali ia mengusap kepalaku seraya tersenyum simpul padaku hingga giginya yang ptih itu terlihat oleh pandanganku. Lidahku kelu untuk mengucapkan rasa terimakasihku padanya, pandanganku masih terpanah atas cahaya yan menyelimuti jubahnya yang putih itu. Hatiku bertanya Tanya air apakah yang beliau berikan kepadaku itu, yang baunya masih tercium hingga sekarang.
Orang tua itu seraya berkata “air itu sari pati dari amal amal mu”, aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepada beliau “ begitu sediktkah amalku didunia selama ini”. Orang tua itu terdiam sejenak “amalmu sebenarnya banyak, tapi semua amalmu dilingkupi oleh rasa ria dan hasad dari hatimu”.
Mendengar kata kata itu hati bergetar, jiwaku lemas tanpa daya entah kenapa hati merasa sangat sedih sekali mendengar kata kata itu, air mataku keluar tak karuan, aku begitu sedih.
Orang tua itu pun tersenyum padaku seraya menunjuk kesatu arah “disana engkau akan mendapatkan hadiahmu selama ini”, ia menunjukk kesuatu bangunan yang sangat kokoh pintunya terkunci rapat dan mustahil aku bisa membukanya seorang diri. Aku hampiri pintu, aku dorong pintu itu sekuat tenagaku tetapi tidak menggoyahkan samasekali, pintu itu bagai pintu benteng romawi yang terbuat dari kayu trembesi. Aku masih mencoba untuk membukanya, kudorong dorong sekuat tenaga, pintu itu begitu kuat hingga akhirnya aku tersungkur tak kuasa, derai air mata mengalir tiada henti dari mataku tanda kesedihanku hingga nafasku tersengal sengal karena begitu sedihnya aku..entah dari mana datangnya makrifat itu lidahku mentasbikan asma Allah, menzikirkan namaNya, akupun bersalawat atas Nabi. Orang tua itu terlihat tersenyum padaku ”setelah kamu berzikir kamu lanjurkan dengan membaca surat Ar rahman dan waqiah”. Seperti intruksi orang tua itu, akupun membaca apa yang ia suruh aku membaca kedua surat itu sambil bercucuran air mata, entah kenapa hatiku merasa sangat sedih sekali mengalunkan kedua surat tersebut, diakhir surat waqiah aku terlunglai lemas tak berdaya tapi aku merasakan pintu yang kokoh itu terbuka, aku melihat seberkas cahaya yang sangat sejuk, putih bersih, menyinari wajahku. Orang tua itu pun berkata kepadaku “lihat apa yang engkau dapatkan dimalam 21 ini”. Aku merasakan cahaya, cahaya yang sangat megah dan seketika itu ia menghilang. Saat itulah aku terbangun dari sujud sujud panjangku disajadah ini       

Esensi Fitri dan Maaf
Oleh: Muammar Khadafi

Derap langkah bulan ramadhan berlahan meninggalkan kita, selangkah demi selangkah ia meninggalkan kita. Gema takbir menggema seantero jagad Allah Illa al Rabb. Semesta bertakbir mentasbihkan namanya. Manusia ilir mudik kembali ke spirit lebaran. Walau entah berapa kocek yang ia keluarkan tak peduli harta atau nayawa taruhannya yang penting bisa berkumpul bersama keluarga dan handaitaulan.
Kita akan merindukan disaatkita bangun dimalam hari, bertdabur dengan al quran, bercinta dengan tahajud, bermakrifat dengan Allah. Mudah mudahan kita mendapat esensi dari kefitrian ini. Setelah kita berjibaku dengan hawa nafsu entah itu yang amanya lawwamah ataupun mutmainnah kita sudah berupaya mengandalikan nafsu tersebut namun pertarungan tidak sampai disini saja selama kita masih menghirup HO2 kita masih mempunyai tanggung jawab ibadah kepada sang khalik karena kita sebagai makhluk yang dciptakan untuk ibadah dimuka bumi ini.
fitri secara terminology artinya bersih atau kembali suci, karena pada keyakinan masyarakat tradisional Indonesia menjadi lebur( disinilah terminology lemabran yang berarti lebur, lebar,lebaran).dihari yang fitri ini kita kembali fitrah, kembali titik nol dimana kita sesasma kaum muslimim lebur dalam nostalgia lebaran/lebaran dan saling memaafkan satu sama lain. Yang muda meminta maaf kepada yang tua dan yang tuapun harus memaafkan kaum mudanya.
Minal aidin wal faizin………..


Umat Islam Jangan Terprovokasi

UMAT ISLAM JANGAN TERPROVOKASI
Oleh: Muammar Khadafi

Hampir satu bulan ini saya dipusingkan dengan pemberitaan yang isinya menyudutkan umat islam. Mungkin saya hanya segelintir dari jutaan umat Islam yang hatinya resah mendengar pemberitaan yang begitu menyedutkan umat Islam Indonesia khususnya dan umat Islam dunia pada umumnya. Bahkan di jejaring social dunia maya isu ini menjadi “trading topic” atau bahan pembicaraan masyarakat dunia maya tersebut, bahkan salah salah satu teman saya menanyakan isu tersebut kepada saya tentang bagai mana ia menyikapi isu tersebut.
Sebenarnya inseden dan kisah tersebut berawal dari kampung yang bernama kampung Ciketing Asem  Mustika Jaya bekasi Timur yang  masuk dari territorial Kota Bekasi yang di komandoi oleh walikota Mochtar Muhammad ( yang kita kenal dengan sebutan bapak M2). Al kisah berawal dari ketegangan penduduk kampung tersebut yang hati dan keimanan merasa ternodai dengan ide pendirian gereja jemaat Huria Kristen Batak protestan ( HKBP) di kampung tersebut. Kisah ini pun sempat mewarnai pemberitaan media masa cetak maupun  elektroik (khususnya Tv), namun berita ini tidak seheboh dan sebesar pemberitaan sekarang. Anti klimaks dari kisah ini berakhir menjadi insiden pertikaian dan terlukanya salah satu jemaat HKBP Asia Lumbantoruan Sihombing di Pondok timur Indah.[1]
Kasus ini punmeledak seperti bom atom yang menggetarkan dan menghanguskan kota Hirosima dan Kota Nagasaki, tidak berlebihan bila saya menganalogikan kasus ini dengan kejadian bom atom tersebut. Karena pada kasus ini Presiden RI yang mulia SBY pun angkat bicara pada kejadian ini, beliau memberikan “statement” dimedia nasional hingga seluruh dunia melihat kasus ini, seluruh mediapun tidak tanggung tanggung mem “Blow up” kasung ini hingga menjadikan kasus ini “headline” dihalam muka pemberitaan media masa cetak maupun elektronik. Bahkan hamper setiap pagi setelah insiden tersebut dua station Tv nasional memperbincangkan kasus bentrokan tersebut.
Kasus ini pun berkembang seperti fenomena bola salju yang terus membesar, disetiap “headline news”  tv memberitakan perkembangan kasus bentrokan tersebut hingga kota Bekasi menjelma menjasi kota yang terkenal namun terkenal dengan “ kenakalan” warganya yang menikam seenak udelnya.
Dalam kasus ini menurut saya pribadi pemberitaan media tidak berimbang dalam menyiarkan berita ini, perlu diketahui hal ikhwal dari insiden tersebut berawal dari kepemilikan sebidang tanah yang rencananya akan didirikan tempat ibadah jemaat HKBP di kampung Ciketing Asem tersebut. Namun ide pendirian rumah ibadah tersebut tidak disetujui oleh masyarakat sekitar yang kebanyakan beragama Islam. Ketegangan tersebut pun berlanjut menjadi perkelahian yang terjadi Ahad pagi kurang lebih jam 8. 40 pagi, ketika itu sekitar kurang lebih 100 orang jemaat HKBP berjalan beriringan menuju lahan kosong yang akan dibangun rumah ibadah jemaat HKBP. Mendadak ada beberapa orang yang sekarang ditetapkan menjadi tersangka oleh Mabes Polri  yang berboncengan sepeda motor memotong jalan Jemaat tersebut, akhirnya terjadilah perkelahian dan ber “anding” penetapan ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Murhali Barda menjadi tersangka  oleh Maber Polri.
Umat Islam pun terprovokasi dengan dengan penetapan dan pemberitaan tentang kasus ini, bahkan yang sempat saya singgung diatas banyak teman saya di FaceBook menanyakan tentang kasus ini dan bagaimana kita harus menyikapinya. Kondisi ini pun diperburuk dengan maraknya pemberitaan media masa nasional yang memberitakan fakta yang tidak berimbang, masyarakat Indonesia di giring opininya seolah oleh umat islam Indonesia anarkis, criminal, dan radikal, seluruh dunia melihat bahwa umat Islam tidak toleran antar sesame pemeluk agama yang akan beribadah, tentunya pemberitaan ini dilihat dari kacamata media yang pemberitaannya tidak berimbang, dan kejadian ini memojokkan posisi umat Islam di Indonesia.
Inilah buah hasil dari prilaku segelintir umat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan syariat, atas dasar apapun dan dengan alasan apapun kita tidak dibenarkan melakukan tindakan narkis, perkelahian, permusuhan, penghasutan, apalagi melakukan tindakan penganiyayaan. Islam agama pedamaian, karena Islam berasal dari kata salama, yusalimu yang bermakna selamat, selamat menjaga diri sendiri atau pun orang lain, selamat dunia akhirat, itulah doa yang setiap hari kita lantunka.
Kita sebagai umat Islam harus menjauhi hal hal yang merusak citra Islam. Kita juga harus menjauhi hal yang merusak ketentraman dan persaudaraan, wlau kita berbeda keyakinan bukan berarti kita dibenarkan dan dibolehkan menyakiti orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Perlu di ingat orang yang paling mulia dimuka bumi ini Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling toleran kepda kaum kafir zimmi selama mereka tidak melanggar aturan san syariat Allah swt, seperti yang di contohkan Rasulallah: siapa orang yang menyakiti kaum kafir (khususnya kafir zimmi) berate ia manyakiti aku (Nabi), dan siapa orang yang menyakiti aku (Nabi) berati ia menyaki Allah swt itulah kurang lebih kata kata nabi yang intinya memberikan perlindukan kepada kaum kafir.
Sebagai umat islam sudah sepatutnya dan sudah seharusnya kita mencontoh prilaku Nabi kita yang mulia
“… orang yang paling aku kasihi dan paling dekat keudukannya dengan Ku kelak dihari kiamat, ialah orang yang paling baik prilakunya terhadap sesame manusia (al Hadist)

Sudah selayaknya umat Islam berlaku arif dan bijaksana, dan yang paling penting dari secerca tulisan ini ialah umat islam jangan gampang termakan hasutan, gossip, isu, dan sugesti yang diberikan orang yang paling merasa dirinya paling benar, paling arif, paling bijaksana, padahal kata katanya kasar,kotor, penuh dengan kebencian dan tidak mencerminkan keIslaman yang cinta damai, atas nama agama mereka menebar benih permusuhan, perlu dicamkan islam itu “rahmatan lilalamain” jangan buat wajah islam kotor dan rusak dengan dalil dalil permusuhan, yang terpenting ialah:

Tidak ada Khutbah yang lebih tinggi selain suri tauladan seseorang yang berakhlak mulia (berbydi luhur) (al Hadist)   



[1] Dikutif harian Koran tempo edisi jumat 17 september 2010 c.1


Khutbah Idhul Fitri 1431H

KHUTBAH ‘IDUL FITRI 1431 H
MASJID AL MUHAJIRIN TAMAN WISMA ASRI BEKASI
Oleh: Muammar Khadafi



Kaum muslimin dan muslimat jama’ah shalat Idul fitri masjid Al Muhajirin yang dimulyakan Allah SWT.
Maha besar Allah tiada Tuhan melainkan Allah, dan untuk Allah lah tertuju segala puja dan puji.
Di pagi yang bebahagia ini, tiada kata yang terindah untuk kita ucapkan, tiada kalimat yang paling mulia selain ucapan syukur kepada Allah yang Maha Agung. Allah yang senantiasa ada di mana mana, Ia menjadi pihak ke dua ketika kita sendiri, menjadi phak ke tiga ketika kita berdua, dan begitu seterusnya. Allah yang senantiasa ada bersama kita, kapan pun dan di manapun. Allah yang satu,tapi Ia sanggup berada di semilyarsekaligus, Allah yang Esa, tapi Ia mampu menegepung penduduk di seluruh permukaan bumi, mampu mencegat dan mencatat segala yang dilakukan oleh sejuta ikan di lubuk samudra, oleh jin yang menyeli nyelip di dimensi keenam atau ketuju. Allah yang menggenggam di tangannya gumparan milyaran galaksi yang Maha Agung, yang tak terhitung besarnya. Dengan rahmat dan ridho Nyalah kita dapat melaksanakan shalat Idul Fitri di MasjidAl Muhajirin ini dengan ikhlas dan taqorrub kepada Allah SWT.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin wal muslimat Rohimanii warahimakumullah
Idul Fitri yang kita rakayan hari ini merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada AllahSWT. Yang telah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan 1431 H. denagnsegala janji yang sampai kepada kita dari Allah SWT. Diawali pada sepuluh hari pertama dengan bentangan rahmat dan kasih saying, 10 hari kedua merupakan lumbung raksasa magfiroh atau ampunan, serta ditutup denagn kiat menghindarkan diri dari sergapan api neraka.
Idul Fitri adalah penyematan penghargaan bagi orang orang mukmin yang telah lulus mengisi Ramadhan dengan ikhlas, sehingga cahayanya memancar menyinari lubuk hati setiap mukmin, sangatlah pantas mereka diberi gelar orang yang muttaqien (orang orang yang bertaqwa) sesuai denagn tujuan inti ibadah puasa yang di firmanakan Allah SWT. Dalam QS. Al Baqarah ayat 183 :

Artinya : Hai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas oaring orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Katakata (                   ) yang bermakna mudah mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa, menggambarkan bahwa taqwa tidak selesai dengan berakhirnya ibadah di bulan Ramadhan. Namun Ramadhan yang telah kita lewati  adalah bulan pembinaan, pendidikan, pembiasaan dan penguatan nialai nilai ketaqwaan untuk kita aplikasikan dalam perilaku sehari hari setelah ramadhan.
Jika kita analogikan gelar taqwa yang diberikan Allah bagi orang orang pilihan Nya, ibarat memperoleh gelar Doktor, gelar tertinggi dalam institusi pendidikan, bahkan lebih dari itu, karena orang yang berhak mendapatkan gelar taqwa adalah orang yang dapat menghembuskan angin keteladan untuk dirinya dan orang lain, seperti hembusan angin ramadhan, yang bukan hanya menembus langit, melewati cahaya, menyentuh gaun pintu dan jendela syurga, bahkan menebarkan kasih saying ke dinding dinding tembok lembaga pemasyarakatan tanpa pandang bulu, kuroptur atau bukan, bermoral atau amoral mendapatkan remisi (keringanan) lewat tangan para penguasa, yang jelas apapun dan bagaimanpun jalannya bulan ramadhan tahun ini ibarat syurga kecil bagi mereka.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin wal muslimat Rohimanii warahimakumullah
Tak dapat kita bantah keberadaannya, bulan Ramadhan 1431 H yang telah kita lewati telah menjadikan kekhasan tersendidi bagi kita bangasa Indonesia, karena bulan Ramdhan tahun ini bersentuhan dengan hari kemerdekaan republic Indonesia yang ke enam puluh lima, hari raya Idul Fitrinyapun yang kita rayakan hari ini bersamaan dengan sayyidul Ayyam (hari jumat). Sinyal sinyal yang inilah yang hendaknya semakin kita jadikan kedekatan kita dalam dfekapan Ilahi yang memiliki otoritas mengatur ruang dan waktu.
Diantara banyak cara untuk taqarrub Ila Allah dan kedekatan kita kepada sesame, salah satunya mengeluarkan zakat Fitrah  yang diwajibkan di bulan sebelum hari raya Idul Fitri Ramadhan sesuai dengan sabda baginda Rasullah Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan oleh Abu daud dan Ibnu Majah :



Artinya : Telah diwajibkan Rasulullah SAW zakat ftrah sebagai pembersih bagi orang orang berpauasa dari perbuatan sia sia dan omongan kotor dan makanan bagi orang orang miskin. Siapa yang mengelauarkan zakat fitrah sebelum shalat hari raya Idul Fitri maka itulah zakat yang diterima, dan siapa yang membayarkannya setelah shalat Idul Fitir maka termasuk shodaqoh dari beberapashodaqoh.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Zakat fitrah sebagai bagaian ibadah mahdhon yang mengandung dimensi vertical (hubungan manusia dengan Allah) dan dimensi horizontal (hubungan manusia dengan sesame) sekaligus akan menjadi titik tolak kepedulian kita terhadap sesame muslim yang hidup serba kekuarangan. Masih segar dalam ingan kita tragedy pembagian zakat yang memakan korban (mati, terinjak injak, berdesak desakan) sebagai bukti banyaknya orang yang papa di negeri tercinta ini. Jangan sampai ada satu pun  kaum fakir miskin di hari yang mulya dan fitri ini tidak menikmati rizki. Rasulullah sangan konsen dalam memperhatikan orangorang miskin di hari yang fitri ini sesuai dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh Darul qutni dan Baohaqi dari Ibnu Umar RA.


Artinya : Cukupkanlah keperluan mereka (fakir miskin itu) agar jangan berkeliling meminta minta di hari ini (hariraya Idul Fitri)

Ma’asyiral muslimin wal muslimat Rohimanii warahimakumullah
Alangkah ironinya di negeri tercinta kita ini, di hari Idul fitri yang di mulyakan yang seharusnya fakir miskin berlibur berkeliling meminta minta, tapi masih banyak kita jumpai rajaraja pengemis yang sudah nyata mendapat jatah Idul Fitri masih saja mengotori tangannya di hari ini. Inilah fotret wajah Indonesia para pengemis menjamur seolah ada penyandang dananya. Tiada hari tanpa mengemis, itu slogan mereka.


Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Bukan hanya persoalah orang miskin di Negara tercinta ini yang semakin hari semakin bertambah, berbgai persoalan berat dan kmples seolah tak mau lari dari negeri ini. Masih segar ingatan kita kasus video porno yang sangat meresahkan dan menghancurluluhkan martabat bangsa yang dilakukan oleh orang yang dianggap public figure.
Terjadilah pergeseran nilai di mana mana, akhlak bangsa seolah seonggok sampah, dari mulai anak anak sampai orang dewasa, bukan hanya membicarakan tapi juga mempertontonkannya, baju kebesaran yang bernama Moral terlepas karenanya, budaya malu yang diajarkan agama kita terhempas budaya amoral, padahal malu salah satu cabang iman yang sangat perting (                                               ) malu itu bagian terpenting dari iman, pentingnya rasa malu mendapat perhatian serius dari baginda Rasul Nabi Muhammad SAW. Sabdanya :


Artinya : Malu itu bagian dari iman

Kedua sifat yang dikatakan Rasulullah SAW yaitu rasa malu dan iman harus berjalan beriringan , iman harus didesain dengan pakaian rasa malu, rasa malu pun hendaknya menghiasi iman agar bercahaya. Inilah ajaran yang benar.


Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin wal muslimat Rohimanii warahimakumullah
Bukan hanya itu, para pemimpin kita juga terjangkit penbyakit kronis yang tak pernah habis dan seolah tak dapat disembuhkan yang bernama korupsi, hampir setiap hari kita disuguhkanberita para pejabat diamankan, dari mulai pejabat terendah sampai tertinggi, moral tidak lagi dijadikan  tolak ukur oleh para pemimpin kita di zaman sekarang ini, mata hatinya telah dibutakan dengan harta dan ketamakan karena hawa nafsu. Disinilah penting seorang pemimpin, apapun yang ia pimpin harus memiliki sifat Sulthonun Qohirun, kata imam Mawardi Sulthonun Qohirun bermakna pemimpin yang menaklukkan, dalam hal ini pemimpin harus dapat menaklukkan hawa nafsunya. Pembelajaran Ramadhan kemarin, yang harus kita terapkan 11 bulan kedepan  kita harus   memenej hawa nafsu dengan benar, dengan demikian nafsu akan berjalan dan mengalir sesuai dengan tuntunan agama Islam. Tapi ketika nafsu kita biarkan liar berjalan ke sana ke mari maka nafsu akan terbawa bisik dan rayuan syetan yang menyesatkan .

Kita juaga cukup perihatin Dua bangsa serumpun pun, Indonesia Malaysia, khususnya Maliasyia Negara yang luasnya kurang dari pulau jawa merasa arogan dan tamak mempermasalahkan perbatasan yang telah diakui dunia internasional . Karena disinyalir banyak kandungan minyak dan batu bara di dalamnya. Dari sifat tamak inilah akan tumbuh sifat arogan dan sombong. Padahal sifat sombong hanya pantas disandang Allah SWT. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis Qudsiy yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Sa’id :


Artinya : Kemuliayaan itu sarung Ku, dan Kebesaran (kesobongan itu) sorban Ku, maka siapa yang akan mertebut salah satunya dari Ku Aku siksa dia.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd




Teman Baru di Ujung Sore Stasiun Pasar Senen

Teman Baru di Ujung Sore Stasiun Pasar Senen
Oleh:
Muammar Khadafi


Senja sudah mulai turun ketika kereta jurusan Yogyakarta tiba di peron 2 stasiun Senen. Sebagaimana umumnya kereta kelas ekonomi yang murah meriah, hampir seluruh gerbong terisi dengan penuh sesak manusia yang hilir mengadu nasib di ibu kota Jakarta. Sore ini langit jakarta begitu mendung, setumpuk buku yang ku beli dari pasar Kwitang untuk melengkapi tugas sekripsikuu akhirnya terbeli juga. Sudah hampir tiga bab tugas skripsiku rampung tinggal menuju acc dosen pembimbing untuk mengesahkan proposal skripsiku di universitas yang aku tinggali selama kurang lebih tiga tahun aku menuntut ilmu. Tugas ini sangat melelahkanku, fisik maupun pikiran, dan entah sudah berapa banyak aku hunting ke tempat penjualan buku untuk menyempurnakan tugas akhirku ini.

"Boni sudah saatnya engkau berangkat " ujar aku kepada sahabat baruku Boni.
Boni adalah teman yang baru ku, aku mengenalnya baru beberapa jam yang lalu di stasiun Pasar Senen ini, tapi obrolannya seperti sahabat yang sudah kenal bertahun tahun itu karena ia tipe orang yang sangat terbuka, ia tampak lugu dan terbuka dalam bercerita.
Sebetulnya ia baru beberapa hari berada di kota Jakarta yang kejam ini, dan rencanya ia akan tinggal lama. Tetapi karena ada masalah, suasana kota metropolitan yang di idam idamkan berubah menjadi kegelisahan hati, akhirnya ia memutuskan untuk kembali  kekampung halaman Wonogiri.
Telah banyak yang ia ceritakakan kepadaku walau aku baru kenal ia beberapa jam yang lalu. Mulai dari ia menjual sapi kesayangannya dikampung untuk ongkos pergi ke Jakarta, sampai kecopetan diatas kereta, semua pengalaman yang menyusahkan itu ia curhatkan kepadaku tanpa melihat aku dan dia baru berkenalan beberapa jam yang lalu, pengalaman yang tidak enak itu menjadi bahan tertawaan kami pada saat kami penat  menuggu kereta yang lama datangnya. Aku menunggu kereta listrik jurusan stasiun Bekasi, sedangkan Boni menunggu kereta jurusan Jawa.
Tapi yang paling menarik dari cerita tentang Boni adalah cerita Megamustika, pacarnya yang sudah hampir setahun meninggalkannya kekota Jakarta. Wajahnya tampak tegang dan memendam emosi yang sangat dalam pada saat ia menceritakan kisahnya dengan Megamustika itu.
“Bayangkan Mas, jauh jauh saya menyusul kesini, malah ia memtuskan hubungan pacaran kami,” katanya lirih dan sedikit emosi.
Kisahnya diawali dari hubungannya dengan Megamustika semasa dikampung. Pertalian kekerabatan yang masih sangat kental di kampung meraka memaksa ia menjalin tali kasih  dengan wanita yang ia gambarkan manis, berkulit kuning langsat. Ibarat botol dengan tutupnya merekapun merasa cocok jika hubungan yang mereka jalin diteruskan sampai kebangku pelaminan. Hanya saja Megamusika mengajukan persyaratan bahwa perkawinan dapat dilaksanakan setelah ia menyelesaikan kuliahnya di Jakarta.

Boni setuju saja. Sebagai laki laki ia cukup moderat dan tidak neko neko. Malahan ia siap membantu jiwa raga seandainya kedepannya Megamustika membutuhkan bantuan moril maupun materil. Maklum sedang kasmaran remaja bau kencur, jangan kan uang, nyawa pun akan dipertaruhkan.
Maka berangkatlah Megamustika ke Jakarta. Layaknya orang akan berpisah lama merekapun saling bertangisan, saling memberi dan menerima pesan, bahwa ia akan saling bertukar kabar. Perpisahan itu pun mereka rayakan dengan mengadakan pesta kecil kecilan yang diselengarakan mereka berdua di kebun singkong yang tak jauh dari rumah mereka, dan undangannya pun mereka berdua saja maklum private party untuk remaja yang dimabuk kepayang. Disitu mereka bermain cinta ala remaja bergaya barat yang tentunya dilarang oleh semua agama dimuka bumi ini hingga mereka berdua tertidur lemas dikebun singkong.

Seminggu, sebulan, hingga hampir setahun ternyata Megamustika tidak juga memberi kabar. Wanita pujaan Boni hilang tak ada kabar bagai ditelan belantara kota Jakarta. Hal yang sama juga dirasakan oleh kedua orang tua Megamustika. Sejak  keberangkatannya ke Jakarta mereka belum menerima kabar sehelai suratpun.
“ Seperti ada yang kurang beres, Mas,” kata Boni mengenang.
“ Orang kuliah pasti butuh uang, kok dia malah tidak pernah meminta uang.”
Satu satunya harapan yang tersisa adalah pertemuan di hari raya Idhul Fitri dimana Megamustika pasti pulang mudik kekampungnya. Ternyata harapan itu pun pupus dan tidak terwujudkan. Megamustika tidak pulang untuk berlebaran dikampung halaman. Boni pun menjadi cemas. Padahal sebagai pacar ia tidak kurang kesetiaanya kepada Megamustika. Ia tidak mendua, juga tidak mencari pacar gelap  untuk melampiaskan kesepian hatinya yang ditinggalkan Megamustika.
“ Sejujurnya Mas, catatan harian saya tentang dirinya sudah tiga buku, malahan hampir empat buku,” katanya mengenang.
“ Saya tulis itu sebagai persiapan jawaban surat yang ia kirimkan, tetapi kenyataannya sehelai surat pun ia tidak kirimkan kepada saya”.
Dalam kecemasannya tiba tiba terbesit keinginan untuk menyusul ke Jakarta. Saya teringat dengan kata kata terakhir Megamustiga dalam private party di kebon singkong dulu.
Jangan lupa menyusul aku ke Jakarta Bon, di sana kita akan lebih bebas melakukan ini. Begitulah kata kata terakhir Megamustika ketika kami selesai berlemas lemasan di kebon singkong.

Berbekal informasi yang minim akhirnya Boni pun menyusul pujaan hatinya ke kota Jakarta. Tujuannya ialah stasiun Pasar Senen dari situlah ia akan mencari kontrakan Megamustika yang kabarnya berada di dibelakang pertokoan Cempaka Putih.
Sepanjang perjalan Boni mengkhayal mebayangkan pertemuan yang ia nanti nanti. 
Disanan kita akan lebih bebas, itulah kata yang terngiang dari mulut Megamustika. Ia membayangkan Megamustika meringkusnya di kasur kontrakannya di Jakarta dan bermain cinta setiap hari disana.
Kata kata itu pula yang memberikan spirit untuk ia berangkat ke Jakarta yang belum ia kenal sama sekali. Sepanjang perjalanan ia rela berdiri berdesak desakan dan membiarkan tempat duduknya digantikan orang.

“Mungkin pada saat itulah saya kecopetan,” katanya getir mengenang peristiwa itu.
"Sengaja saya selipkan uang saya di kaus kaki, tapi ternyata copet Jakarta tahu membedakan mana bau kaki mana bau duit.”

Untung Boni tidak kehilangan semua uang yang ia bawa. Sebagian uangnya disimpan di kantung pelastik dalam tasnya.
Lega rasanya ketika ia menjejakkan kaki dipelataran stasiun Pasar Senen. Pertemuan dengan Megamustika ia bayangkan beberapa menit lagi . Dengan langkah langkah pasti ia telusuri jalan jalan sibuk kota Jakarta menuju Cempaka Putih, beruntung ada yang berbaik hati mengantarkan kealamat yang ia tuju.
Perasaannya berbinar binar ketika tangannya mengetuk pintu kamar kontrakan Megamustika. Sebentar lagi detik detik yang ia nantikan akan terlaksana. Pasti atmosfer yang akan berkembang akan berbeda dan seru dibandingkan dengan kejadian dikebun singkong yang sangat gila itu.
Pintu terbuka. Megamustika tidak siap menerima kedatangan arjunanya itu. Ia hanya mengenakan roh yang ala kadarnya. Ia gugup dan tak sepatah katapun yang keluar dari mulut Megamustika selain diam seribu bahasa melihat wajah Boni yang baru saja datang.
“Kenapa kau kesini?” Mega dengan perasaan kesal.
“Kenapa katamu?Aku menaggih janjimu, manis!” jawab Boni dengan penuh percaya diri. Megamustika hanya bisa menghela nafas.
“Seharusnya engkau menunggu kabar dari ku dulu”.
“Sampai kapan aku menunggu, ku tunggu kabar dari kamu tidak ada selembar suratpun yang kamu kirimkan, sampai sampai lebaran kemarinpun engkau tidak pulang.” Boni yang sedikit emosi.
“Aku datang kemari bukan untuk bertengkar, aku datang kemari untuk menagih janjimu,  ikrar kita dikebun singkong dulu, moso aku harus kembali lagi ke kampung, kereta saja butuh istirahat apalagi manusia.” Entah karena Megamustika kasihan atau karena ia sayang, akhirnya ia mempersilahkan aku masuk.
“Kau boleh tinggal beberapa hari disini, sekarang aku mau pergi dulu, jika ingin makan pesan jasa di warung makan sebelah biar nanti aku yang bayar.”
Bruk’, pintu dibanting tanda ia meninggalkan dikontrakan ini. Megamustika begitu saja meninggalkannya tanpa peduli.
Boni merebahkan  tubuhnya diatas lantai. Beberapa saat ia menerawang jauh hingga tiap jengkal dinding yang dihuni berbagai macam jenis pakaian dalam wanita yang sebelumnya ia tidak pernah liat dikampung halamannya. Pakaian siapa ini? Ia patut bertanya tanya karena apakah mungki Megamustika mengenakan pakai yang sangat seksi ini.

Sebelum ia memejamkan mata, suara ketukan kamar mengema seyara berkata, “Kantin mau tutup, apa mau pesan makanan?”. Tanya suara dari luar pintu.

Malam hari ia tidak kunjung pulang jua, yang ada hanya wanita kontrakan sebelah yang menurut Boni sangat seksi busananya. Boni pun menghampirinya dan berniat mengorek informasi apa saja yang Megamustika lakukan selama setahuan ini. Ia pun bercerita bahwa Mega jarang sekali pulang kalaupun pulang ia sangat larut malam, wanita itu sedikit mabuk, ini tercium dari aroma alkohol dari mulutnya, deretan botol miras tercecer dilantai kamarnya, abu dan puntung rokok tanda wanita ini perokok berat. Sesekali ia menawarkan minumannya kepada Boni, dengan sopan dan halus ia pun menolak.
Informasi yang Boni inginkan pun didapat. Kata wanita mabuk itu Mega sedang happy happy di puncak. Apalagi ia sedang banyak duit, maklum ia sedang laris berat pasarannya. Boni sesekali menggigit bibirnya sendiri, darahnya mendidih. Ternyata ini yang dilakukan Mega selama setahun belakangan ini, kuliah hanya kedok saja agar ia di ijinkan untuk pergi ke Jakarta.
Keesokan harinya Mega pun pulang. Hari itu sudah hampir pagi, beberapa saat azan subuh menggema seantereo Jakarta. Boni pun tidak perlu menanyakan dari mana Mega karena ia sudah tahu dari wanita mabuk itu, ia pun malah berpura pura mendengkur dan membiarkan matanya kelilipan sesuatu ketika Mega melangkahi wajahnya.
Di atas kasurpun Boni melihat Mega merebahkan tubuhnya bagai karung beras yang sudah tidak berisi. Wanita itu kelihatan lelah sekali sehingga ia tidak sempat menganti pakaiannya, yang ada hanya kaus ketat ala model barat dengan rok yang sangat mini. Rok itupun tergulung hingga pangkal pahanya terlihat jelas putih mulus.
Karena sudah tak tahan menahan birahi, Boni pun mengendap ngendap mendekati wanita itu. Dielusnya leher wanita itu, diciumi sekujur tubuh molek wanita itu, berlahan ia buka kaus yang wanita itu kenakan, tidak lupa rok yang ia kenakan. Wanita itu benar benar pulas hingga pada saat Boni melancarkan agresi meliter ia tidak merasakan dan tidak bangun. Boni pun tidak menyia nyiakan kesempatan itu, ia pun melakukan pencurian besar ala koboi teroris yang merampok bank.

“Tidurmu semalam begitu pulas hingga aku tak mau membangunkan mu pada saat aku pulang” ujar Mega ketika Boni bangun pagi. Boni hanya tertawa dalam hati. Apakah ia tidak salah dengar? justru wanita itu yang tertidur sangat pulas hingga ia tidak tahu bahwa kalau ia baru dirampok Boni.
“Aku tidak mau mengganggumu yang sudak lelah, makanya aku tidur saja, lagi pula tak ada gunanya aku menggamumu” ujar Boni seraya membalikan badannya yang masih tidur.
“ Kalau begitu kapan kamu pulang?”.
“Setelah engkau melunasi janjimu di kebun singkong itu, disini kita akan lebih bebas” ujar  Boni.
“Kau kira aku perempuan murahan, yang gampang di ajak tidur oleh mu” Mega yang tidak menyukai kata kata Boni.
“Kenapa kau kira aku tidak sanggup bayar? Jujur saja uang yang ada disakuku masih ada empat juta”.
“Bajingan!” Mega sangat emosi.
“Memang kau tidak murahan, makanya aku langsung memberi empat juta, bagaiman, bisa kita putuskan?”
“Yah kita putus, hubungan kita putus sekarang”
“Aku telah menduga itu jawabanmu” Boni memberekan pakaiaannya kedalam tas. Ia hanya mencuci mukanya dan sedikit merapikan rambutnya yang acak acakan.
“Sebetulnya kau wanita murahan, bahkan lebih murah dan rendah dari anjing, setelah ini segeralah pergi kedokter kelamin, seingatku ada beberapa helai buntut kudaku tertinggal didalam.”
Sambil bersiul siul Boni meninggalkan Mega yang melongo dan terbengong seperti orang sakit jiwa. Siulan Boni bertambah nyaring ketika mendengar sumpah serapah yang keluar dari mulut wanita itu.

“Begitulah Mas ceritanya,” katanya mengakhiri ceritanya kepadaku.
“Tapikan kau sudah merasakannya” aku yang sejak awal diam tak menimpali ceritanya.
“Jadi kau tetap untung kan”.
“Saya pikir itu permainan yang cantik dalam kehidupan yang serba dusta. Hubungan kalian diawali dengan kenegatifan, kamu takut tidak ada perempuan lain yang dapat menjadi istri mu selain dia. Pacarmu takut kalau masa depannya hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Ia melanjutkan sekolahnya di Jakarta yang sangat ganas ini, tapi pacar kamu salah bergaul akhirnya ia terjerumus kelembah penuh dosa dan nista, kau juga salah merampok wanita itu…” Boni pun tertawa menerima nasehatku.
“Mas benar. Sekarang makin mantap saja keinginanku untuk pulang”.
Aku menepuk habunya Boni “ Sebetulnya bukan kamu saja yang mengalami kegagalan cinta, akupun pernah mengalaminya. Yakinlah, jika sembilan puluh sembilan wanita menamparmu, yakinlah yang keseratus akan menciummu.” Aku sambil tertawa kepada Boni. Kami pun berbagi tawa ditengah hiruk pikut sesaknya stasiun Pasar Senen yang ramai.
Ku lepas keberangkatan Boni hingga kepintu kereta. Aku ingin ia segera hilang dalam sesaknya kerumunan penumpang kereta ekonomi jurusan Jawa. Dengan demikian aku bisa segera pulang ke Bekasi dan berhenti mendengar ocehan dan cerita jorok yang ia lontarkan kepadaku.
Tetapi ia seperti hendak menyampaikan sesuatu kepadaku.
“Ini alamat saya di Wonogiri Mas" katanya sambil menyerahkan secari kertas.
“Mampir kerumah kalau Mas kebetulan sedang ada di Yogya.”
Aku pun mengangguk, selamat jalan Bon’. Aku pun beranjak ke KRL yang baru saja datang. Dengan setumpuk buku untuk melengkapi tugas skripsiku, aku pun berangkat pulang meuju Bekasi ditemani senja di ujung stasiun Pasar Senen.