Powered By Blogger

Kamis, 19 Januari 2012

Syi'ah

Kontrofersi Sekitar Syiah

Baru-baru ini kita dikejutkan tentang konfik agama yang terjadi di Sampang, Madura. Kejadian itu sangat di sayangkan, beberapa tokoh nasional serta tokok Islan sekanan berebut bicara tentang kejadian itu. Kejadian pengusian Jamaah Syiah sebenarnya kita dapat hindari dengan pemahaman beragama secara konferhenship, tidak mengambil dalil-aril yang sengaja di ambil secara parsial yang bertujuan menyulut konflik horisontal di masyarakat. Pendidikan keagamaan sudah seharusnya dan selayaknya memberikan penyuluhan dan pemahaman tentang agama (khusunya) agama Islam secara menyeluruh. Islam sebagai agama yang besar tentunya mempunyai maslah dan tantangan tersendiri untuk mengolah berbagai macam kultur dan budaya serta mazhab-mazhab dalam Islam. keragaman inilah harus difahamai oleh berbagai pihak agar terhindar dari gesekan-gesekan konflik yang merugikan ummat. Pemahaman yang dangkan dan dangkan akan membuat kita gampang terpropokasi  hingga membuat kerugian-kerugian disana sini. Berikut ini secerca tulisan dan ulasan mengenai keberadaan Syiah dan sejarah singkatnya, agar kita terhindar dari sikap gampang  menjustifikasi  kaum (mazhab) Syiah sesat.
Bila kita membuka web dan membuka mesin pencarian (Sejenis Google) lalu kita ketik ejaan “Syiah” maka kita akan disajikan tulisan tentang pemahaman tantang sejarah singkat kaum Syiah.  Pada dasarnya aliran Syiah sama seperti aliran-aliran(mazhab) dalam agama Islam lainnya. Syiah dapat diartikan sebagai salah satu aliran (mazhab) dalam Islam seperti halnya mazhab mazhab yang lain. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Shī`ī (Bahasa Arab: شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali. Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah. "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali", yang berkenaan tentang Q.S. Al-Bayyinah ayat khoirulbariyyah, saat turunnya ayat itu Nabi SAW bersabda: "Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung" ya Ali anta wa syi'atuka humulfaaizun” ( lihat : Durul Mansur milik Jalaluddin As-Suyuti.
Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara (lihat: Tahdzibul Lughah, 3/61, karya Azhari dan Tajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi. Dinukil dari kitab Firaq Mu'ashirah, 1/31, karya Dr. Ghalib bin 'Ali Al-Awaji). Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau (lihat : Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya Ibnu Hazm). Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.
Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah. Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Muhammad dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Dalam Syi'ah terdapat apa yang namanya ushuluddin (pokok-pokok agama) dan furu'uddin {masalah penerapan agama). Syi'ah memiliki Lima Ushuluddin:
1.    Tauhid bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.
2.    Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
3.    An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi'ah meyakini keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia
4.    Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.
5.    Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al-Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.
Dalam perkembangannya Syiah terpecah menjadi 22 sekte, dari 22 sekte itu kini hanya tersisa beberapa sekte saja.  Dalam terminologi Syiah mempunya kepercayaan kepada beberapa Imam (Imam 12). Hasan bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Ali bin Husain, Muhammad bin Ali, Ja’far bin Muhammad, Musa bin Ja’far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali, Muhammad bin Hasan.
Dalam perkembangannya kaum Syiah dan Sunni (dikenal dengan ahlu sunnah waljamaah) memiliki pertentangan secara idiologi agama (meneurut saya lebih condong ke pertentangan politik), perbedaan itulah yang melahirkan gesekan gesekan disektor bawah yang tidak mempunya pemahaman agama yang lebih. Akibat dari itu semua, terjadilah konflik seperti di Sampang, Madura yang(dalam hal ini) kaum Syiah. Kita harus faham benar bahka hubungan Syiah-Sunni dalam sejaran Islam sangat berurai sedih dan air mata, dari terbunuhnya Ali bin Abi Thlaib, pemenggal Husin oleh pemerintahan Muawiyyah, sentimen inilah yang membuat konflik Syiah-Sunni tidak dapat di pungkiri.  Sebagian kaum Sunni menyebut kaum Syiah sebagai kauh rafidhah, yang menurut terminologi arab berarti menunggalkan. Dalam terminologi syariat Sunni rafidhah bermakna mereka yang menolak kepemimpinan Abu bakar dan Umar bin Kattab. Ibnu Tamiyah menyebutkan dalan “Majmu Fatawa”, rafidhah pasti Syiah tapi Syiah belum tentu rafidhah. Dalam pendapat lain Abdullah bin Ahmad bin Hambal berpendapat tentang rafidhah, “Aku telah bertanya kepada ayahku, siapa Rafidhah itu? Maka beliau (Imam Ahmad) menjawab: 'Mereka adalah orang-orang yang mencela Abu Bakar dan Umar(lihat : Ash-Sharimul Maslul ‘Ala Syatimir Rasul hal. 567 karya Ibnu Tamiyyah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar