Powered By Blogger

Senin, 28 November 2011

Negara Darussalam


Negara Darussalam.
Oleh Muammar Khadafi

Setelah hampir setengah abad lebih kita mengenyam kemerdekaan sudah saatnya kita harus berfikir visioner (kedepan).  Pikiran  yang melilit kita atas nama perbedaan harus kita buang jauh jauh, kebencian, hasad, dan dengki seharusnya kita buang jauh dari hati kita. Sebagai insan yang beragama sudah seharusnya sikap kita mencerminkan orang yang beragama pula, namun kenyataan itu harus kita lihat serealistis mungkin. Dalam waktu dekat lalu, dalam masa menyambut tahun baru Islam yang kita kenal pula dengan kalender Hijriyah, saya menyayangkan seorang yang katanya beragama berteriak-teriak atas nama agamanya, perkataannya penuh kebencian dan sesekali provokatif. Kata- katanya terdengar seperti orang yang beragama, saya amat menyayangkan sekali tentang peristiwa itu. Sebagai orang yang beragama dan mengerti esensi agama, sebenarnya tidak layah dan tidak bijak bila ia berkata kata dengan penuh kebencian, karena agama manapun tidak mengajarkan kebencian walau dengan alasan apapun. Islam sebagai ‘Rahmatan lilalamin’ sudah seharusnya menebarkan ‘virus-virus’ perdamaian.
Dalam isue-isue ke-Islaman pula, kelompok yang sering dikatan ‘islam garis keras’ mengangkat isue tentang negara Islam ‘Darrul Islam’, istilah ini mungkin akrab ditelinga kita. Kalo boleh saya katakan negara Islam tidak cocok bila diterapkan di negara manapun tidak terkecuali dengan Indonesia dalam hal ini, kenyataan ini tidak saya katakan tanpa dalil dan dan kenyataan logis. Kita mungkin masih ingat tentang ‘revolusi melati’ yang melanda timur tengah, negara Islam tidak selamanya ideal bagi konstitusi negara. Negara Islam  juga belum tentu pilihan yang ideal bagi ideologo negara. Bila negara Islam diterapkan di Indonesia diterapkan di Indonesia terlalu banyak hal yang perlu dipertimbangkan, dari perbedaan budaya karena Indonesia adalam negara multikultural sampai lima agama yang harus di akomodir dengan baik sebagai mahkluk beragama.
Yang ingin saya katakan disini, negara Islam saya pandang bukan merupakan produk yang ideal bagi sebuah negara, saya malah lebih condong dan setuju dengan pendapat KH Said Aqiel Siroj tentang idiologi neraga yang berkeinginan dan mencita-citakan negara Indonesia sebagai negara ‘darussalam’ (negara yang penuh dengan kedaian dan keselamatan). Negara  darussalam dipandang perlu untuk mencapai idiologi politik yang balance dan seimbang. Hal yang percuma bila kita bernagara Islam namun konstitusi dan moral negarawannya tidak mencerminkan nilai nilai ke islaman, saya bahkan masih ingat ujaran tokoh agama budaya sekaliber Caknun yang berujar ‘di Inggris itu orang Islam itu jarang, tapi Islam ada dan berkembang subur disana’. Percuma bila banyak orang Islam namun tidak mencerminkan Islam.  Maris  bercermin pada hati kecil kita, kita memang Islam apakah kita sudah mengamalkan nilai nilai ke Islaman?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar