Powered By Blogger

Jumat, 17 Agustus 2012

Ramadhan

 
Suatu saat ada pekerjaan besar, yang membutuhkan tenaga manusia yang besar dan banyak juga. satu persatu batu disusun rapih, ada yang membawa semen, pasir, serta alat dan barang bangunan lainnya yang dibutuhkan, semua orang dalam Proyek itu bekerka dengan rajin dan giat, mereka di iming-imingi balasan (Gaji) yang berlipat lipat (Besar). Tak sedikit juga ada pekerja yang malas, mereka hanya bekerja seadanya, kadang kerja kadang juga hanya berleha leha dan bermalas malasan, mungkin merekalupa dengan ganjaran yang berlipat ganda atas kerja keras itu, atau mungkin mereka lalai dengan kemalsan mereka sendiri. waktu terus berjalan, hari berganti minggu, minggu demi minggu terlewati hingga genap satu bulan pekerjaan pembangunan itu selesai. Terbentuklah bangunan yang megah dan besar, bangunan itu sangat indah bagi mata siapa saja yang melihat, akhirnya keringat kerja keras terbayar sudah, pekerja yang rajin tersenyum merekah melihat kerja kerasnya, mere
ka merayakan keberhasilan mereka. Disisi lain, pekerja yang malas dengan TIDAK TAHU MALU nya juga merayakan keberhasilan itu, pahal yang mereka hanya berleha leha dan bermalas malasan, mereka merayakan seolah mereka bekerja keras dalam pekerjaan satu bulan itu, mereka berpesta, minum, makan hingga berpakaian bagus khas dengan pesta kemanangan(Keberhasilan).

Potret diatas merupakan analogi kritik untuk kita, Ramadhan sudah di ujung jalan bentar lagi ia meninggalkan kita, sudah berbuat apakah kita untuk ramadhan, seberapa rajin kita untuk tadarus al QUran, seberapa rajin kita untuk melaksanakan salat qiammullail (taraweh) apakah kita sudah ber infak, shodaqoh dan zakat di bulan suci ini. Apakah kita layak meyakan kemenangan (idhul Fitri) walaupun kita tidak bersungguh sungguh untuk beribadah, apakah kita layak untuk makan minum dan bergembira, apakah kita layak mengenakan baju baru sedang dalam bulan ramadhan ini kita sangat jarang ber ibadah (mengisi ramadhan dengan hal yang positif dan bernilai ibadah). Kemana saja kita di ramadhan ini, masjid mushallah kosong melompong jamaah pindah dari pasar kepasar, atas nama kesibukkan kita pergi meninggalkan ramadhan. Kini ramadhan hendak ingin pamit meninggalkan kita, hanya segelintir orang yang menangis karena ditinggalkan olehnya, mereka takut kelak ditahun depan tidak dapat bertemu dengannya lagi. Selamat jalan ramadhan mudah mudahan kita berjumpa lagi ditahun depan InsyaALLAH. Amien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar