Powered By Blogger

Sabtu, 15 Oktober 2011

Kampoeng Oejoengmalank

Sejarah Singkat Kampoeng Oejoemalank

Sejauh mata memandang yang terlihat hanya hamparan padi yang mulai menguning di tiup angin yang bersemilir diantara dahan-dahan ranting yang jatuh. Wangi embun masih ku rasakan ketika aku terjaga dalam paginya sang mentari.  Kampung yang damai, dimana pohon-pohon masih menjulang tinggi, daun daun kering berserakan diterpa angin timur yang sejuk menyentuh kulit. Kadangkala aku merindukan kedamaian ini, aku bagai dibawa pada memori masa lalu yang membuat aku aku teringat akan tokoh, ulama, sekaligus pejuang kemerdekaan Kiai Noer Alie sebagai salah satu tokoh nasional yang bercita cita menjadikan kampung Ujungmalang sebagai ‘kampung surga’.  Kampung surga, mungkin itu cita cita Almaghfurlah pahlawan nasional kiai Noer Alie sebagai salah satu tokoh dan panutan dikampung Ujungmalang.
Tak ada yang tahu persis tentang sejarah penamaan kampung Ujungmalang, kampung yang hanya berluas kurang lebih 50 hektar masuk dalam wilayah kewedanaan regentschap (kabupaten) Meester Cornelis residensi Batavia. Terletak di pesisir utara pulau Jawa bagian barat.  Dahulu Ujungmalang hanya di huni kurang lebih 100 kepala keuarga, kampung Ujungmalang adalah kampung terpencil di di pojok regentschap (kabaupaten) Bekasi, di duga kampung Ujungmalang sudah dihuni manusia sejak abad ke 17, hal ini mengingat Ujungmalang yang masuk  wilayah Batavia, masuk keresidenan Meester Cornelis yang kita kenal  sakarang dengan nama Jati Negara.  Ujungmalang dulu tidak lebih dari hutan hutan bambu, yang masih di isi dengan rimbunnya pepohonan, di sekeliling kampung terdapat hamparan sawah sebagai mata pencaharian penduduk Ujungmalang. Seperti wilayah Nusantara lainnya, Ujungmalang pun tidak terlepas dari kepercayaan Sinkretis, Animisme, Dinamisme ala Hindu-Budha, saat itu penduduk sekitar masih mempercayai roh-roh  nenek moyang dengan menaruh sesembahan ancak atau sajen di pohon besar atau di sawah dengan harapan agar terhindar dari bala. Selayaknya seperti kampung kampung yang lain, Ujungmalang merupakan Desa atau kampung yang masih alami dan asri, saat hujan datang  dan mengguyur kampung pasti jalan jalannya basah dan becek, saat musim kemarau datang debu pasti mengepul disana sini. Realitas kehidupan kampung mengakar, saat musim hujan para petani bercocok tanam dan berkebun, saat musim panas datang para penduduk kampung berubah profesi dan  mengadu nasib sebagai pedagang di pasar Bekasi, Keranji dan  Pondok Ungu.
Ada yang menduga penamaan kampung Ujungmalang berasal dari kata Ujung yang bermakna ‘akhir’ dan malang yang berarti ‘menderita’. Kata Ujung atau akhir  karena kampung ini terisolasi dari wilayah wilayah lain, dan bisa dikatakan paling ujung atau akhir dari daerah darerah sekitar Bekasi dan malang berarti menderita.  Pendapat lainnya adalah penamaan nama malang diartikan sebagai suatu lintasan “cross” antar kampung. Penduduk kampung Babelan dan Kebalen Contohnya bila seseorang akan menuju Kali Abang atau Pondok Ungu pasti melewati kampung Ujungmalang. Pendapat lainnya yang tidak kalah shahinya adalah penamaan Ujungmalang berasal dari kata malang, suatu daerah di Jawa Timur, mengingat pada masa penyerangan Kerajaan Mataram ke Batavia banyak Prajurit yang melarikan diri dan bersembunyi di Kampung dan akhirnya menetap, seperti halnya penamaan kampung Bugis, Ambon dan Melayu yang beralkuturasi dengan kebudayaan sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar