Powered By Blogger

Sabtu, 08 Oktober 2011

Riwayat Kampung Ujungmalang

Kampung Ujungmalang

Masih terbesit dikepalaku saat aku bertanya tentang sejarah kampung dulu, pertanyaanku belum sempat dijawab oleh ayahku. Waktu itu ia hanya bercerita tentang nostagia tentang zaman penyarangan pasukan Mataram dan pemberontakan etnis China saja, pertanyaan akan sejarah kampungku belum ayahku jawab, “Kenapa nama kampung kita dinamakan kampung Ujungmalang?”.  Wajah gurat gurat tua ayahku masih terlihat saat ia mulai melamparkan pikirannya jauh kemasa silam, mungkin ia masih mengingat ngingat masa lalunya, tentang memori mudanya, aku hanya menerawang buah pikirnya. Sebagai anak rasa ingin tahu ku sangat besar, mungkin ini yang menumbuhkan perinsip dalam diriku bahwa bertanya adalah sebagian dari pengetahuan. Rupanya ayahku masih berusaha untuk mengingat ingat tentang sejarah penamaan kampungku, setelah berpikir keras akhirnya ayahku bercerita.
“ Memang tak ada yang tahu persis tentang sejarah penamaan kampung Ujungmalang, kampung yang hanya berluas kurang lebih 50 hektar, dan hanya di huni kurang lebih 100 kepala keluarga, kampung Ujungmalang adalah kampung terpencil di Bekasi yang saat itu masuk keresidenan Batavia, atau yang kita kenal sakarang dengan Jati Negara dulu lebih di kenal dengan Meester Cornelis. Ujungmalang dulu tidak lebih dari hutan hutan bambu, yang masih di isi dengan rimbunnya pepohonan, di sekeliling kampung terdapat hamparan sawah sebagai mata pencaharian penduduk Ujungmalang. Seperti wilayah Nusantara lainnya, Ujungmalang pun tidak terlepas dari kepercayaan Sinkretis, Animisme, Dinamisme ala Hindu-Budha, saat itu penduduk sekitar masih mempercayai roh roh halus nenek moyang dengan menaruh sesembahan ancak atau sajen di pohon besar atau di sawah dengan harapan agar terhindar dari bala. Selayaknya seperti kampung kampung yang lain, Ujungmalang merupakan Desa atau kampung yang masih alami dan asri, saat hujan datang  dan mengguyur kampung pasti jalan jalannya basah dan membecek, saat musim kemarau datang pun debu pasti mengepul disana sini. Realitas kehidupan kampung mengakar, saat musim hujan para petani bercocok tanam dan berkebun, saat musim panas datangpun para penghuni kampung mengadu nasib berdagang di pasar Bekasi, Keranji, Pondok Ungu.
Gurat gurat wajah ayahku kuperhatikan semakin jelas, ku coba tafsirkan pikirnya itu, sembari bercerita ia sesekali mengusap peluh keringatnya yang membasahi sekujur tubuhnya, ia adalah ayah yang paling baik bagiku disetiap aku bertanya pasti ia datang menjawab atas pertanyaan pertanyaanku itu, saat aku butuh apapun ia selalu siap sedia, aku bagaikan dia anak bontotkan olehnya. Ia sosok pekerja keras bagi keluarga kami, di musim hujan ia tak jemu jemu untuk mencocok tanam di sawah maupun diladang, saat musim kemarau datang tiba, dimana ia akan berhenti sejenak dari kesibukkan bertani ia berdagang beras keliling kampung, benar benar ayah yang luar biasa bagi ku dan keluargaku. Sembari memakan bekal yang dibawa ibuku dari rumah, ayahku pun melanjutkan ceritanya tentang sejarah penamaan kampung Ujungmalang.
“Ada yang menduga penamaan kampung Ujungmalang berasal dari kata Ujung yang bermakna ‘akhir’ dan malang yang berarti ‘menderita’. Kata Ujung atau akhir di karena kampung ini terisolasi dari wilayah wilayah lain, dan bisa dikatakan paling ujung atau akhir dari daerah daerah sekitar Bekasi, contohnya Kali Abang, Babelan, Kebalen, serta tanjung Priok atau Marunda.  Pendapat lainnya adalah penamaan nama malang diartikan sebagai suatu lintasan “cross” antar kampung. Penduduk kampung Babelan dan Kebalen Contohnya bila seseorang akan menuju Kali Abang atau Pondok Ungu pasti melewati kampung Ujungmalang. Pendapat lainnya yang tidak kalah shahinya adalah penamaan Ujungmalang berasal dari kata malang, suatu daerah di Jawa Timur, mengingat pada masa penyerangan Kerajaan Mataram ke Batavia banyak Prajurit yang melarikan diri dan bersembunyi di Kampung dan akhirnya menetap, seperti halnya penamaan kampung Bugis, Ambon dan Melayu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar