Powered By Blogger

Minggu, 09 Oktober 2011

Monopoli Surga

Monopoli Surga

Manusia adalah masterpiece Allah, manusia makhluk yang paling tinggi yang di ciptakan Allah, lebih tinggi dari Malaikat, lebih mulia dari Surga atau dari Iblis sekali pun. Manusia menjadi aneh ketika ia menjadi kompetitor sejati hingga berpeluh peluh kesah dengan keringat karena memperebutkan yang namanya Surga, dikatakan aneh moso' yang lebih mulia malah memuliakan yang kurang mulia, manusia derazat makhluk yang paling tinggi sebab manusia adalah "ahsanah tahwim". Kadang kala manusia itu sok tahu banget, merasa alim, merasa paling bener, merasa paling dari yang paling hingga timbul di hatinya sifat Ujub dan tinggi hati.
Manusia juga mahkluk yang paling serakah bin tamak, surga ajah di komersilkan, dari anak yang di jual atas nama maskawin yang gede hingga katanya untuk membuat tinggi derazat tinggi keluarga besar hingga menjual surga untuk diperdagangkan pada jamaah yang awwam pada agama. Penyelenggara haji dan Umrah, mengumbar janji, menjual Ka'bah dengan seisi Masjidil Haramnya, mereka mengiming ngimingi pada calon jamaah hajinya untuk dapat melihat Ka'bah, salat di Masjidil Haram, Naik Unta dan sebagainya hingga membuat burem esensi dari haji itu sendiri, mereka penyelenggara haji melupakan esensi Haji yang sebenarnya, melupakan penjelasan makna haji itu sendiri.
Akibatnya, implikasinya, banyak dari alumni haji yang tetap suka 'Munkar Munkar' setelah haji, tetap suka korupsi, tetap suka maen jablay, tetap suka gibah, tetap suka suaka dia pokoknya. Mata kita harus terbuka dengan masalah ini, ketika Sudah menambahkan hurup H di awal nama kita sebagai tanda ke alumnian haji kita, seharusnya itu merupakan suatu tanggung jawab moral, sebagai petimbangan juga bahwa ketika kita melangkah kearah langkah negatif dan munkar kita bisa 'eling' dan nyebut bahwa kita sudah haji, dan sudah seharusnya kita setelah menjalani perjalanan haji kita mempunyai kepribadian haji, dimana kita diajarkan bersabar dari dimensi Wukuf haji, di ajarkan ber "tahalul' untuk kita dapat memangkas nasfsu kebinatangan kita. Sudah seharusnya juga manusia bertaqwa dengan sebenarnya taqwa, seperti yang di gariskan dalam surat al Baqarah "Haqqah tu qotih".
Bukan hanya itu saja kepinteran manusia memonopoli surga, surga memang jualan yang sangat laku di dunia ini, banyak manusia yang katanya pinter bahkan bisa dipinter pinterin karena jualan surga tersebut, Jualan haji masuk surga, ikhlas menerima kekurangan kekurangan Makhtab haji yang di keluarkan DePag, Jualan sodaqoh hingga mimbar mimbar basah akibat muruhnya mulut khatib yang tak bosan bosan meningatkan akan pentingnya sodaqoh, padahal dirinya pelitnya minta ampun. Manusia memang makhluk yang "Provid Oriented", hanya memikirkan materi, menumpuk harta, meninggikan jabtan kalo perlu nyogok sana sini, kalo kata Can Nun buat apa rumah besar dan mewah memang rumah bisa di kulum seperti permen, korupsi buat apa wong porsi makan kita tetap sepiring dan perut kita juga sama Volume isinya, tidur juga gak perlu di kasur yang empuk, sebab kalau sudah ngantuk kita mungkin akan sulit membedakan mana kasur mana tiker. Membangun tuh yang bener akhirat, sebab disanalah kita 'Abadan', abadi. kita mungkin sudah lupa bahwa kita di ciptakan ini lah untuk ibadah seperti kata Quran "Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali semata mata hanya untuk beribadah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar