Powered By Blogger

Kamis, 20 Oktober 2011

Umat Islam Jangan Terprovokasi

UMAT ISLAM JANGAN TERPROVOKASI
Oleh: Muammar Khadafi

Hampir satu bulan ini saya dipusingkan dengan pemberitaan yang isinya menyudutkan umat islam. Mungkin saya hanya segelintir dari jutaan umat Islam yang hatinya resah mendengar pemberitaan yang begitu menyedutkan umat Islam Indonesia khususnya dan umat Islam dunia pada umumnya. Bahkan di jejaring social dunia maya isu ini menjadi “trading topic” atau bahan pembicaraan masyarakat dunia maya tersebut, bahkan salah salah satu teman saya menanyakan isu tersebut kepada saya tentang bagai mana ia menyikapi isu tersebut.
Sebenarnya inseden dan kisah tersebut berawal dari kampung yang bernama kampung Ciketing Asem  Mustika Jaya bekasi Timur yang  masuk dari territorial Kota Bekasi yang di komandoi oleh walikota Mochtar Muhammad ( yang kita kenal dengan sebutan bapak M2). Al kisah berawal dari ketegangan penduduk kampung tersebut yang hati dan keimanan merasa ternodai dengan ide pendirian gereja jemaat Huria Kristen Batak protestan ( HKBP) di kampung tersebut. Kisah ini pun sempat mewarnai pemberitaan media masa cetak maupun  elektroik (khususnya Tv), namun berita ini tidak seheboh dan sebesar pemberitaan sekarang. Anti klimaks dari kisah ini berakhir menjadi insiden pertikaian dan terlukanya salah satu jemaat HKBP Asia Lumbantoruan Sihombing di Pondok timur Indah.[1]
Kasus ini punmeledak seperti bom atom yang menggetarkan dan menghanguskan kota Hirosima dan Kota Nagasaki, tidak berlebihan bila saya menganalogikan kasus ini dengan kejadian bom atom tersebut. Karena pada kasus ini Presiden RI yang mulia SBY pun angkat bicara pada kejadian ini, beliau memberikan “statement” dimedia nasional hingga seluruh dunia melihat kasus ini, seluruh mediapun tidak tanggung tanggung mem “Blow up” kasung ini hingga menjadikan kasus ini “headline” dihalam muka pemberitaan media masa cetak maupun elektronik. Bahkan hamper setiap pagi setelah insiden tersebut dua station Tv nasional memperbincangkan kasus bentrokan tersebut.
Kasus ini pun berkembang seperti fenomena bola salju yang terus membesar, disetiap “headline news”  tv memberitakan perkembangan kasus bentrokan tersebut hingga kota Bekasi menjelma menjasi kota yang terkenal namun terkenal dengan “ kenakalan” warganya yang menikam seenak udelnya.
Dalam kasus ini menurut saya pribadi pemberitaan media tidak berimbang dalam menyiarkan berita ini, perlu diketahui hal ikhwal dari insiden tersebut berawal dari kepemilikan sebidang tanah yang rencananya akan didirikan tempat ibadah jemaat HKBP di kampung Ciketing Asem tersebut. Namun ide pendirian rumah ibadah tersebut tidak disetujui oleh masyarakat sekitar yang kebanyakan beragama Islam. Ketegangan tersebut pun berlanjut menjadi perkelahian yang terjadi Ahad pagi kurang lebih jam 8. 40 pagi, ketika itu sekitar kurang lebih 100 orang jemaat HKBP berjalan beriringan menuju lahan kosong yang akan dibangun rumah ibadah jemaat HKBP. Mendadak ada beberapa orang yang sekarang ditetapkan menjadi tersangka oleh Mabes Polri  yang berboncengan sepeda motor memotong jalan Jemaat tersebut, akhirnya terjadilah perkelahian dan ber “anding” penetapan ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Murhali Barda menjadi tersangka  oleh Maber Polri.
Umat Islam pun terprovokasi dengan dengan penetapan dan pemberitaan tentang kasus ini, bahkan yang sempat saya singgung diatas banyak teman saya di FaceBook menanyakan tentang kasus ini dan bagaimana kita harus menyikapinya. Kondisi ini pun diperburuk dengan maraknya pemberitaan media masa nasional yang memberitakan fakta yang tidak berimbang, masyarakat Indonesia di giring opininya seolah oleh umat islam Indonesia anarkis, criminal, dan radikal, seluruh dunia melihat bahwa umat Islam tidak toleran antar sesame pemeluk agama yang akan beribadah, tentunya pemberitaan ini dilihat dari kacamata media yang pemberitaannya tidak berimbang, dan kejadian ini memojokkan posisi umat Islam di Indonesia.
Inilah buah hasil dari prilaku segelintir umat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan syariat, atas dasar apapun dan dengan alasan apapun kita tidak dibenarkan melakukan tindakan narkis, perkelahian, permusuhan, penghasutan, apalagi melakukan tindakan penganiyayaan. Islam agama pedamaian, karena Islam berasal dari kata salama, yusalimu yang bermakna selamat, selamat menjaga diri sendiri atau pun orang lain, selamat dunia akhirat, itulah doa yang setiap hari kita lantunka.
Kita sebagai umat Islam harus menjauhi hal hal yang merusak citra Islam. Kita juga harus menjauhi hal yang merusak ketentraman dan persaudaraan, wlau kita berbeda keyakinan bukan berarti kita dibenarkan dan dibolehkan menyakiti orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Perlu di ingat orang yang paling mulia dimuka bumi ini Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling toleran kepda kaum kafir zimmi selama mereka tidak melanggar aturan san syariat Allah swt, seperti yang di contohkan Rasulallah: siapa orang yang menyakiti kaum kafir (khususnya kafir zimmi) berate ia manyakiti aku (Nabi), dan siapa orang yang menyakiti aku (Nabi) berati ia menyaki Allah swt itulah kurang lebih kata kata nabi yang intinya memberikan perlindukan kepada kaum kafir.
Sebagai umat islam sudah sepatutnya dan sudah seharusnya kita mencontoh prilaku Nabi kita yang mulia
“… orang yang paling aku kasihi dan paling dekat keudukannya dengan Ku kelak dihari kiamat, ialah orang yang paling baik prilakunya terhadap sesame manusia (al Hadist)

Sudah selayaknya umat Islam berlaku arif dan bijaksana, dan yang paling penting dari secerca tulisan ini ialah umat islam jangan gampang termakan hasutan, gossip, isu, dan sugesti yang diberikan orang yang paling merasa dirinya paling benar, paling arif, paling bijaksana, padahal kata katanya kasar,kotor, penuh dengan kebencian dan tidak mencerminkan keIslaman yang cinta damai, atas nama agama mereka menebar benih permusuhan, perlu dicamkan islam itu “rahmatan lilalamain” jangan buat wajah islam kotor dan rusak dengan dalil dalil permusuhan, yang terpenting ialah:

Tidak ada Khutbah yang lebih tinggi selain suri tauladan seseorang yang berakhlak mulia (berbydi luhur) (al Hadist)   



[1] Dikutif harian Koran tempo edisi jumat 17 september 2010 c.1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar