Powered By Blogger

Kamis, 13 Oktober 2011

Takdir Cinta


Takdir Cinta

Aku baru saja mengenalnya. Hati ini, jiwa ini berdebar atas namanya yang elok. Entah apa yang dikatakan dan perasaan ini, tapi inilah fakta perasaanku padanya. Debar getar hati terus ditalu talukan atas namanya, bila didekatnya hati begitu nyaman, aku bagai ditempat di atas mimbar cinta.  Entah apa yang aku rasakan saat ini, takdir cinta ini begitu misteri bagi jiwaku, terkadang ia menyayat hati sepilu pilunya, terkadang pula ia begitu indah bahkan lebih indah dari surga.  Senyumnya mengingatkan aku pada masa pertamaku ketika mengenal cinta, dimana saat itu aku merangkai perasaan hingga menjadi ia menjadi kata, merubah kata menjadi syair dan prosa, dimana setiap bait syair dari kalimatnya berisikan cahaya cinta dan Nur Illahiyah. Sampai rembulan malam ini penuh dengan cahayanya, hatiku terus menasbihkan namanya dalam debar getar hati. Tidur menjadi gelisah, lorong lorong pikiranku penuh dengan rindu akan dirinya, senyumnya yang teduh, katanya yang halus sehalus pasir timut laut jauh, perangainya yang elok membuatku tanpa kata, tanpa benda, tanpa apa apa. Aku memujamu dengan kata, aku memujamu dengan kalimat syair dan prosa, dan biarkan aku seperti ini hingga suatu saat engkau tahu akan perasaan yang mendalam ini, biarkan aku memujamu dalam diam, biarkan aku memujamu dalam hati yang sepi ini, karena cinta dan perasaan ini tak berhak untuk di ungkapkan kepada hati yang sudah dua dan lengkap. Aku tahu engkau mencintainya, aku tahu dia juga mencintaimu, karena engkau dia dan aku sahabat. Tapi inilah hati, ia begitu misteri dan sangat misteri, kini aku di persimpangan jalan antara cinta dan sahabat, engkau sahabatku, dia juga sahabatku, aku diantara dua jalan yang sulit dan pelik. Ingin rasanya ku hapus perasaan ini dari jiwa ini hingga hati ini bersih dari fitnah fitnah cinta, tapi aku tak kuasa melawan gelombang dan cinta ini. Untuk sahabatku, aku berucap maaf atas hati dan perasaan ini, aku katakan dengan berat hati dan dengan kata yang jujur demi bulan yang bersinar  indah dimalam ini, aku mencintai kekasihmu, entah setan apa yang telah merasuki jiwa ini hingga aku lancang mencintai kekasihmu, tapi  itulah aku,aku terlalu dhoif untuk melawan hasrat hati ini, aku terlalu lemah untuk melawan kehendak cinta ini. Cintaku merangkum perasaan kasih dan sayang hingga membuat hipotesa yang indah akan kesimpulan cinta. Sepertinya halnya engkau yang mencintainya, aku juga sama seperti engkau mencintainya, aku tahu cintamu besar kepadanya, tapi cintaku juga atas namannya, api cinta ini telah membakar hati dan jiwa ini hingga tidak bisa membedakan mana kekasih sahabat atau bukan. Mungkin aku telah dibutakan oleh cinta hingga aku mengotori esensi dari persahabatan kita. Sekali lagi aku berucap maaf atas kelancangan hati ini untuk mencintai kekasihmu, aku tahu aku salah, aku juga tahu dosa cinta ini, tapi yang dikatakan dan di bisikkan hati ini merangkai perasaan yang indah dihatiku. Sampai hati ini lelah mencintainya, sampai kata kata ini habis untuk memuja kekasihmu, dan mungkin sampai raga menutup jiwa aku mencintai kekasihmu secara tulus, mungkin suatu saat akan ku katakan padamu bahwa aku pernah mencintai kekasihmu,  mudah mudahan pula engkau dapat memafkan aku karena hal ini, semoga segenap perasan cintaku kepada kekasihmu tidak merusak persahabatan kita, dan untuk kekasihmu, saat ini, malam ini disaksikan cahaya bulan aku katakan kepadamu aku mencintaimu, demi debar getar cinta yang selalu  kutasbihkan atas namanya yang tunggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar