Powered By Blogger

Kamis, 08 September 2011

Cerpen Untuk Jelly

Untuk Saudaraku Jelly
Oleh
Muammar Khadafi

Beberapa hari ini aku sering terjaga ditengah malam. Ketika orang sedang asik menikmati mimpi indahnya aku dirundung keresahan yang tak terhingga. Entah apa yang hatiku rasakan sekarang, hati ini resah seresah resahnya. Terjaganya aku diwaktu malam tidak aku sia siakan, hampir tiga buah buku yang sudah habiskan halaman demi halaman, hingga diantara halamannya ada yang robek ketika aku habis mengebetnya. Tapi hal itu tidak membuat mataku lelah dan mengantuk malah semakin segar saja mataku ini. Mungkin karena air Wudhu yang membasahi wajah ini dan membuat aku tidak mengantuk sehabis menyelesaikan salat malamku.

Ku pandangi beberapa buku yang berjejer rapi di kamar al mari ku. Pandanganku tertuju pada agenda lamaku yang masih tersimpan rapi ditempatnya semula. Agenda yang diberikan ibuku ketika aku menyelesaikan pesantrenku. Agenda yang membuat aku terkenang akan semua kenangan masa remajaku disaat gelora muda bergejolak didalam dada. Saat aku buka terselip sebuah sepasang syair yang satu sama lain saling kontradiktif antara jatuh cinta dan hati yang terluka.

Baru saja aku ingin membaca secarik syair itu, tiba tiba telepon selulerku berbunyi. Ternyata pesan dari saudaraku Jelly. Ia adalah teman sejawatku diwaktu SMA, ia sudah aku anggap sebagai saudara karena keseringan kami berkumpul dirumahku ketika sehabis sekolah. Masa sekolah adalah masa yang begitu mengenang hati, karena disana kita dapat tersenyum bergembira bersama tanpa beban pikiran seperti yang dipikirkan para orang tua.

Pesan dari Jelly sangat menyentuh hatiku. Ia memberi pesan bahwa ia baru saja mengalami sakit hati yang tak terhingga. Gadis yang dipujanya, Rina telah melukai perasaanya. Pada hal aku baru saja bergembira karena setelah sekian lama ia patah hati karena ditinggal menikah oleh sahabatku yang bernama Ida. Baru saja ia menyusun hatinya yang hancur berkeping keping akhirnya hatinya hancur kembali.

Mungkin hidup ini seirama dengan takdir Tuhan, atau Tuhanlah sedang mencoba Jelly dengan berkali kali patah hati terkecewakan karena perempuan. Cinta itu misteri mungkin kata itu yang sering dikemukakan oleh para pujangga lama. Cinta adalah penderitaan yang tak berkesudahan. Cinta dan air mata sebuah dua mata uang yang saling berkaitan.

Jalan hidup cinta Jelly begitu berliku seperti berlikunya angin yang meniup sepoy pepohonan gaharu didepan rumahku. Aku bahkan pernah ditanya oleh perempuan akan esensi cinta sebenarnya. Cinta itu apakah hanya sekedar suka, atau hanya perasaan sayang saja. Bagi ku cinta tanpa esensi, tanpa arti dan tanpa tujuan, cinta hanya sebongkah perasaan yang misterius, yang dirasakan, duhujam dan kita akan merasakan nikmatnya cinta dan sakitnya cinta. Cinta bagi ku begitu abstrak, seabstrak lukisan Macio Velly yang ditorehkan dikanvas lukisnya. Aku bahkan tak sanggup mendefinisikan arti cinta sebenarnya. Yang aku tahu cinta itu bahagia dan cinta itu derita.

Nasib Jelly memang tidak beruntung jika berhubungan dengan yang namanya cinta ia selalu merana, ia selalu terluka, dan ia selalu kecewa. Aku bahkan masih ingat ketika ia sedang mencurhatkan gadis pujaannya Rina. Dengan begitu semangat ia menarasikan Rina yang menurutnya adalah belahan hatinya. Bahkan aku sempat mengkaitkan kisah jatuh cintanya dengan syair yang ditulis oleh teman ku :

Jatuh Cinta

Aku cinta bukan karena tampan dan cantik….
Tapi….tapi aku cinta karena hati ku yang berkata cinta

Walau kau tak pernah tahu isi hatiku yang sebenarnya kepada dirimu
Engkau tetap kukenang dalam hatiku
Ku ukir namamu sebagai pusaka hidupku
Tiada hari tanpa memikirkan dirimu

Dalam mimpi hanya terbayang wajahmu di ingatanku
Ku ingin cerita cerita cinta yang indah
Yang bagai dongeng Rama & Shinta dikenang selamanya

Mengapa hanya wajahmu saja yang terbayang dalam ingatan?

Aku merasakan sesuatu dalam dadaku
Sesuatu yang membuat hatiku gelisah
Gelisah memikirkan dirimu wahai perempuanku

Apakah ini yang dinamakan orang jatuh cinta?
                                                                                    Oleh:NP

Itulah sabait syair cinya yang mewakili perasaan saudaraku jelly ketika ia bercerita tentang story cintanya pada Rina. Makan gak enak, tidur gak nyenyak, semua sudut pikirannya penuh dengan bayangan perempuan yang bernama Rina. Rina di analogikan sebagai Shinta, cinta sejati dari kisah Mahabarata.

Namun malang nian nasib Jelly sekian lama menjalin cinta. Cinta sejati belum saja mengahmpiri dirinya. Nasib cintanya menghitam seperti hitam warna kulitnya. Cintaya beku dan kaku diantara es yang membisu. Aku bahkan hampir kehabisan kata kata untuk dirinya. Akhir dari perjalanan cinta yang menangis, kecewa dan merana. Jelly ternyata masih saja bersahabat denga kekecewaan cinta yang mengharukan. Yang aku dengar ia sering konsultasi dengan temanku yang lulusan psikologi, Hamda fauzia tapi hasilnya hanya kekecewaan yang ia rasakan. Cinta begitu magis hingga tidak dapat ditafsirkan dalam rumus Spearmean, atau rumus statika yang ditulis oleh para professor. Cinta bukan juga makna filsafat yang diartikan al Rabiah Al Adawiyah yang menafsirkan cinta begitu dalam.

Malam sudah hampir tua, sebentar lagi fajar shodiq menampakkan jelmaannya. Tapi pikiranku masih saja tertuju kepada saudaraku itu. Aku bahkan ikut ikutan resah dengan dilema cinta yang ia rasakan. Aku bagai tertarik dalam lingkaran dajjal cinta, yang menghambakan diri kita atas nama Tuhan cinta yang selama ini manusia puja secara berlebihan. Lantunan syair yang ku temukan di agendaku ku buka lagi setelah aku membaca syair jatuh cinta, lalu aku membaca syair hati yang terluka:


Hati Yang Terluka

Lantunan syair ku buat tak dapat lupakan semua perasaanku
Hal yang terindah dalam hidupku adalah saat kau berada di sampingku
Di saat aku bersandar dan terbangun dari mimpi indahku
Di saat sang surya menampakan rupanya
Hilang semua rasa gundahku
Ku pendam rasa ini, semampu tenaga hati
Perasaan yang murni tumbuh dalam hatiku
Perasaan yang kau dan aku ketahui akan esensi didalamnya
Perasaan yang begitu syahdu melekang didlam kabu
Perasaan yang tak ingin jauh dari dirimu wahai perempuanku

Tapi semua itu telah sirna
Seperti api meman api hingga ia menjadi arenag dan debu
Hilang diterpa angina melayang hingga keangkasa
Hancur sudah rangkaian nada yang selama ini berirama didalam hati ini
Yang tertinggal hanya hati yang terluka, kecewa dan merana
Biarkanlah ini menjadi memory yang tak terhapuskan dan merigi didalam hati
                                                                                                                        Oleh:NP


Sebait syair ini mungkin mewakili perasaan Jelly dimalam ini, yang terluka karena tidak tahu esensi akan cinta. Cinta seperti penderitaan tiada akhir, dimana air mata dan tangis tawa menjadi bumbu wajib yang mewarnai rasa cinta. Untuk Jelly saudaraku aku turut berduka atas tangis cintamu, atas penderitaan cintamu, atas air matamu yang kau tumpahkan diantar sela mata jinggamu. Takdir cinta memang pahit, tapi aku tahu itu menyehatkan untuk pertumbuhan cintamu dimasa depan. Pesanku kepadamu, jika sekarang ada seribu wanita yang menolakmu dan menamparmu dengan kekecewaan, tapi yakinlah suatu saat ada wanita yang menyembah kakimu untuk  minta dicintai dan mencium mu. Itulah sebait kata cinta yang disampaikan oleh malaikat cinta kepadaku ketika aku terjaga atas nama cinta…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar