Powered By Blogger

Selasa, 06 September 2011

Kala Alam Bersajak/Cerpen

Kala Alam Bersajak
(Muammar Khadafi)
Setiap aku terdiam dalam sunyinya hati, aku mendengar suara alam yg selalu bernyanyi dan menari dalam eloknya jingga. Hatiku seakan mempesona alam, deburan angin menerpa sukma. Batin terasa sejuk diterpa kerinduan yg menyejukkan. Diam ku bukannya bisu, diamku bukannya tanpa makna, namun diamku adalah berpikir atas alam yang berbisik, bersenandung, berirama antara nada nada kerinduan. Embun yang selalu elok disaat pagi ketika masih buta. Angin yang menerpa dedaunan hingga membuat sajak sajak ku penuh cinta dan kerinduan. Alam bersyair dan bersajak ketika telingaku menggema akan bisikan bisikan kerinduan alam. Oh langit, oh alam, engkau begitu elok nan cantik seperti perawan desa. Alam yg arif, alam yang bijaksana. ketika cinta ini bercinta di sajadah cinta, ketika alam terus bertasbih diantara bulir bulir cinta yang menggunung, misteri keajaibannya terus merona dan mewahyui jiwa. Cintaku bersemayam dalam ikatan batin penuh cinta. Jangan biarkan cinta terhampar dan berserakan tiada makna, alam terus bersajak dan bersyair mewahyukan ku kedalam dilema cinta yang mendalam. Warna warna jingga atas pelangi ketika langit terus berzikir dan berfikir dalam ikatan nasib penuh makna. Alam engkaulah sajak penuh cinta dan amarah, engkau puisi yang mendelaraan. Cintaku akan dirimu memberi warna yang selalu bersemayam dihati yang sunyi. Dalam ikatan nasib penuh makna jingga aku bertahmid. Cinta yang disyairkan alam selalu mengandung melodi kenestafaan, kicauan kicauan burung kenari di pohon asem itu penuh dengan kesedihan, ia merenung nasib yang ditinggalkan kekasih hatinya. Ia bagai muhibbah kenestafaan gila. Engkau nasib yang tak berujung, cinta bagimu adalah air mata. alam terus bersajak dan bersyair memberi wahyu atas cinta. Sampai kapan terus bersajak dan bersyair aku tidak tau, aku hanya mendengar sabda dan bisik bisik kecilnya. Daun yang menguning terus bertebaran menjadi sampah, ia mengkhiyanati komitmennya pada ranting, cinta dan janji yg telah terucap ia tinggalkan. Pohon gaharu dan kapuk terus bersenda gurau menertawai sajak yg dibuat burung itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar