Powered By Blogger

Jumat, 16 September 2011

Untuk Sudaraku Syamsul Falah


Untuk Saudaraku Syamsul Falah
Muammar Khadafi

Mungkin aku tidak begitu mengenal dirinya secara baik seperti aku mengenala Beni da Arif, tapi waktulah yang mengenalkan aku akan perangai dan kepribadiannya. Walau aku sempat satu kelas pada waktu di MAN  dulu, mulai kelas tiga lah aku mulai mengenalnya secara baik. Aku mengenalnya sebagai pribadi yang agak sedikit tertutup dibandingkan dengan teman temanku yang lain, ia jarang sekali bercerita tentang dirinya, kelarganya, ataupun teman perempuannya yang sedang dekat kepada dirinya, semasih di MAN dulu ia adalah teman yang paling tertutup, aku bahkan masih ingat ketika ia malu malu mau saat jadian dengan Novi saat kami baru menginjakkan kaki di MAN, saat itu ia jadian, tapi memang cintamemang gaib yang tak mudah diterka dan dikira, ia hanya jadian satu hari satu malam saja setelah itu ia putus dengan gadis yang ia cintai, aku bahkan tekaget ketika ia bilang sembari bercanda bahwa ia sudah putus dengan gadis yang bernama Novi, aku bahkan tak enak hati karena pada saat itu aku sedang memakan hasil traktiran dia karena sudah jadian dengan gadis impiannya itu. Ia sahabat dan kawan yang sangat setia kawan, didalam diamnya itu ia mempunyai segudang misteri yang tak mudah aku fahami dan aku cerna dengan baik. Tak banyak yang aku ketahui dari dirinya, mungkin karena aku kurang dan tidak sering bergaul dengan dirinya, ia kebanyakan menghabiskan waktu bersama temanku Hendra. Kedekatan kami mulai lahir ketika saat saat kami mau lulus dari sekolah, saat itu aku baru mengenalnya, bahkan setelah kami lulus aku dan teman teman lainpun sudah sangat akrab, setiap kali aku bertandang kerumahnya, begitu pula sebaiknya ia pun tidak jarang mampir dan singgah kegubuk tua ku di Ujungharapan. Terakhir kabar ia baru putus dengan gadis Banten, ini sangat aku sayangkan sikapnya kepadaku, ketika ia sudah putus baru bercerita tentang masalahnya, ketika masih menjalin ia sedikitpun bercerita tentang masalahnya atau cerita cintanya. Ia banyak bercerita tentang gadis Banten itu, tak seringa memang ia bercerita tentang yang bernama perempuan, yang ku tahu ia pernah menjalin kasih dengan Anis yang kini sudah menikah, dan gadis Subang, selebihnya aku tidak tahu lagi ceritanya. Tentang gadis Banten ini, katanya begitu spesial dihatinya, sampai sampai ia berani dan memperkenalkan gadis itu kepada orang tuanya dan sebaliknya ia pun tidak segan segan menghadap orang tua gadis itu, katanya ia ingin serius dengan gadis ini. Namun malang tak dapat ditolak, untung pula tak dapat di raih orang tuanya tidak merestui cintanya kepada gadis Banten itu, katanya ‘jaraknya terlalu jauh Bekasi-Banten, emang gak ada yang deket deket Sul’, begitulah kurang lebih ujar orang tuanya kepadanya. Memang dasar ia anak penurut, ia pun dengan berat hati meninggalkan gadis yang ia cintainya itu, walau berurai air mata, walau hatinya terasa sakit ia lebih memilih apa kata orang tuanya, katanya ‘ridho orang tua ridho Allah juga’. Sampai sekarang ketika aku bertandang kerumahnya ia tak jarang membahas perempuan Banten itu, aku rasa ia sangat mencintainya, dan aku menerka nerka bahwa ia masih menyimpan sedikit cinta untuk gadis Banten itu. Tak ada kata yang ingin aku ungkapkan untuk dirimu kawan, hanya sebait kata dan cerita ini yang aku tulis beralaskan cinta dari seorang sahabat yang sudah menganggapmu seperti saudaramu sendiri, aku memang bukan pujangga yang pandai merangkai kata kata hingga ia menjadi sajak romantis, tapi aku ingin mengatakan bahwa cinta akan menyapamu dalam kelembutan yang menenangkan, ia akan menjelma menjadi keindahan bagi hatimu yang dahaga, ia akan merangkai perasaanmu, menjalin jiwa mu sampai ketempat yang paling tinggi dan Quddus. Demi angin yang bersemilir rindu, demi awan yang siang ini membiru laut, demi semesta yang selalu bertasbih memuji Asma Nya, aku berdoa atas nama air mata yang berurai hingga membasahkan kelopak cintamu, semoga engkau dipertemukan dengan gadis yang engkau cintai dan gadis itu mencintaimu juga, memujamu sepertia ia memuja Tuhannya, membaiat mu manjadi imam atas dirinya, menjadikan engkau ayah dari anak anaknya, menjadikan engkau tulang punggungnya dari rusuk rusuknya, yang setia kali menjaga kedatangan engkau ketika engkau pulang diwaktu kerja, dan selalu menunggumu ketika engkau kembali, dan menciumtanganmu sebagai tanda pengabdiannya kepada suaminya, aku yakin Gadis itu ada dan sedang menunggumu di lorong waktu yang sekarang kamu tidak mengetahuinya, hanya waktu dan Tuhan yang tahu semoga engkau dipertemukan atas nama cinta Allah yang maha suci, Amien, dari sahabatmu yang merangkap saudaramu Sultan Muammar Khadafi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar