Powered By Blogger

Jumat, 19 Agustus 2011

Menyayat Hati

Menyayat Hati
(Muammar Khadafi)

Ayat Tuhan itu terus melangit, membuka pintu al Jannah yang selama ini terkunci.Suara itu seraya menyayat hati yang lara, alunan kesedihan yang tak berkesudahan. Hati mendengar bagai di aliri air mata yang tak berkesudahan. Lara, mungkin yang ia rasakan saat melantun ayat Tuhan ini, gundah, kerinduan akan Tuhannya begitulah aku menerjemahkan alunan ayat Tuhan itu.
Pagi masih gelap, matahari terselimuti gelap dan mendung, sesekali rintik rintik hujan menari nari diantara genting yang basah sisa hujan semalam.Alam terus menari dan bertasbih mendengar ayat Tuhan yang dibacakan menyayat hati. Alangkah indahnya ayat Tuhan itu, bagai alunan surgawi yang menjuntai diantara bumi yang rindu akan Rabb Nya. Angin pun ikut menari atas nama cinta Tuhan yang Esa. Ke utara ke selatan, angin itu menyampaikan suara merdu Tuhan yang menyayat hati. Alunan itu terus menjelma menjadi kesedihan dan kerinduan yang tak tertahan. Alunan alam ini terus mewahyukan diriku untuk menulis alam alam yang terus bersabda dan berfirman. Jariku terus tak mau berhenti menerjemahkan sabda alam yang agung. Alunan itu terus menyayat hati, mendelarakan jiwa, ia lebih sedih dari sakit hati karena cinta, lebih mendalam dari kerinduan yang ada dihati, sabdanya adalah titah bagi semesta. Oh yang menyayat hati, kini hati ini lebur akan tasbih Tuhan yang terus mengalun dan menyayat hati yang selama ini lara. Takdir ini lebih sedih dari sekedar kehilangan dan ditinggalkan, menyayat hati mendustakan jiwa yang fana. Air mata jatuh tak tertahan, bagai bulir bulir embun di pagi hari. Oh Tuhan begitu indah Engkau menciptakan kitab, hingga hati ini menangis ketika mendengar dan membacanya. Hati, diri, jiwa yang kotor, penuh dosa dan kemunafikan ini serta merta luluh lantah atas nama ayat ayat Mu yang maha agung dan bijaksana. Engkau sang maha, yang mendengar orang yang berbisik, yg melihat yang tersembunyi. Hati ini bagai terbius ayat ayat Mu yang maha, ku tangisi dosa dosa ini yang menumpuk dan menggunung, mengharapkan pengampunan Mu yang maha pengampun. Allah, Tuhan semesta, tempat segala bernaung dan bermuara, tempat cinta kasih, yang dengan nama Nya hati menjadi tenang dan tentram, hari ini hamba bermunazat atas nama diri yang kotor dan penuh dosa ini, yang menyayat hati , yang merana atas nama Allah, hamba meminta ampun atas dosa dosa yang tak terhingga sebelum ajal mendera jiwa. Amien yaa Rabbal aalamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar